Assalamualaikum wr wb
Akhir-akhir ini, semakin marak dan bermunculan orang-orang yang ditengarai mengalami NPD. Korbannya mengalami keterpurukan selama bertahun-tahun karena tinggal bersama dengan si NPD ini. Itulah yang dialami Ibu saya karena saya juga salah satu korban terdampak.
Namun, sebenarnya apa sih itu NPD? NPD itu bukan sekadar #Narcisstic loh ya! Juga jangan asal judge orang tersebut NPD atau tidak. Sebab, butuh pengamatan dan analisis untuk mengetahui apakah dia mengidap NPD atau bukan.
Kebetulan banget, kemarin Minggu, 28 Juli 2024 saya berkesempatan untuk hadir pada acara seminar yang membahas tentang NPD. Membuka mata saya tentang gejala NPD dan bagaimana cara mengatasinya.
Campaign ini digelar di Hotel Aston Solo dengan menghadirkan 2 pembicara. Yang pertama, yakni Mbak Kartika Soeminar, seorang NPD abuse survivor, yang sharing tentang pengalamannya menjadi korban dari mantan suaminya yang NPD.
Pengalaman Menjadi NPD Abuse Survivor
Tidak mudah menjalani hidup bersama pasangan yang toxic selama 23 tahun lamanya. Selalu disalahkan, nggak pernah benar, nggak pernah didengar, nggak dianggap, dan perilaku lainnya yang membuat Mbak Kartika Soeminar semakin terpuruk.
Akhirnya beliau mencoba berbagai cara untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Setelah berkonsultasi dengan psikolog, ternyata ia baru tahu bahwa suaminya mengidap NPD yang susah disembuhkan.
Pelan-pelan, Mbak Kartika berusaha memulihkan dirinya sendiri. Ia mengobati rasa terpuruknya dengan menulis. Ia mengungkapkan segala perasaan dan curahan hatinya dalam catatannya ersebut, yang kelak akan menjadi sebuah buku. Buku #KartikaSoeminarStory ini akan launching InsyaAllah dalam waktu dekat ya…
Namun Alhamdulillah sekarang beliau sudah bangkit dari keterpurukan dan ingin membagikan pengalamannya kepada para perempuan di Indonesia
Beliau ingin menggaungkan #NPDAwareness agar semakin banyak orang yang sadar akan orang dengan gangguan NPD. Kita harus #BreakTheSilence agar semakin banyak orang yang waspada, karena bisa jadi banyak korban NPD di sekitar kita.
Campaign ini telah berlangsung di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Jogja, dan Solo. Kabar baiknya, akan ada seminar-seminar NPD yang akan terus berjalan, karena Mbak Kartika ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mewaspadai orang dengan gangguan NPD.
Sedangkan pembicara kedua adalah Bu Dra. Probowatie Tjondroegoro, M.Si yang merupakan psikolog sekaligus Kepala Humas RS Santa Elizabeth Semarang. Beliau menerangkan tentang gejala-gejala NPD dan cara mengatasinya.
Gejala NPD yang Harus Diwaspadai
Orang dengan NPD itu ada tanda-tandanya loh. Gejala ini pasti dirasakan oleh orang yang sering bersamanya apalagi bila telah melaluinya bertahun-tahun lamanya. Berikut ini adalah beberapa gejala NPD yang harus diperhatikan:
Selalu ingin dikagumi, dipuji, ditinggikan, ingin dipandang hebat oleh orang-orang (tidak peduli dengan cara apa ia dapatkan)
Manipulatif, cenderung playing victim. Bahkan kalau diajak bicara selalu berputar-putar untuk menyalahkan korbannya.
Merasa tidak pernah salah. Kalau ada diskusi yang sebenarnya dia salah, maka dia tetap merasa dirinya benar mutlak, sedangkan kitanya yang salah.
Saya… menyadari dan merasa bahwa 3 gejala utama tersebut dialami oleh Ayah saya. Bertahun-tahun Ibu merasakan dampaknya. Dari yang awalnya gemuk, sekarang udah kurus banget. Korbannya? Tentu saya dan Adek. Hah rumit dah.
Namun Alhamdulillah, 2 bulan yang lalu, permasalahan ini selesai. Ayah sudah berlaku lebih baik karena (mungkin) takut kehilangan kami semua. Semoga Ayah dan Ibu menjalani hidup lebih baik di usia senjanya, Aamiin…
Cara Menghadapi Orang NPD
Lalu gimana caranya menghadapi orang NPD? Duh, berdasarkan pengalaman, susah banget ya. Mau disabar-sabarin juga kitanya yang capek sabar. Diserahin ke Tuhan juga kapan dia tobatnya. Pada akhirnya, kita hanya bisa ber-sa-bar lalu biarkan tangan Tuhan yang mengaturnya.
Namun saat mengikuti seminar NPD kemarin, saya mendapatkan bekal dari Bu Probo bahwa ada 5 langkah yang bisa dilakukan untuk menghadapi orang dengan gangguan NPD. Apa sajakah itu?
- Menerapkan batasan, memperkuat diri, harus kuat untuk cuek
- Memberi afirmasi positif untuk diri sendiri, agar semakin kuat menjalani hidup
- Melakukan journaling, meluapkan isi hati yang teramat kesal
- Meningkatkan ibadah sekencang mungkin
- Konsultasi dengan ahlinya seperti psikolog
- Terapi lima jari untuk menenangkan diri
Kalau dari pengalaman Ibu saya yang juga seorang #NPDSurvivor , Ibu melakukan nomor 1, 2 dan 4. Saya tiap hari mengirimkan chat-chat penyemangat untuk Ibu. Juga, Ibu sholatnya, tahajudnya, ngajinya kuenceeeng banget. Emang nggak kuat kalau dijalani sendirian.
Kemudian masalah selesai karena dibantu pihak ketiga, yakni seorang alim ulama yang bisa ngasih petuah secara tidak langsung kepada Ayah. Alhamdulillah…
Soal terapi lima jari, saat seminar kemarin kami diajarin tuh gimana bentuk terapi 5 jari. Wuah ternyata enak juga ya. Sayangya saya baru tahu kemarin, coba kalau dari dulu. Namun tak apa, terapi lima jari ini bisa digunakan sewaktu-waktu kok.
Kesimpulan
Nah, itulah oleh-oleh yang saya dapatkan ketika mengikuti seminar tentang NPD kemarin. Sambil flashback, membayangkan semua gejala itu dialami oleh kerabat terdekat saya. Namun Alhamdulillah keluarga kami masih utuh dan siap menjalani hidup lebih baik.
Untuk teman-teman yang sedang berjuang dengan pasangan yang diduga mengalami NPD, tetaplah bersabar dan jadilah lebih kuat. Tunggu seminar-seminar NPD bertajuk #BrokenButUnbroken oleh Mbak Kartika yang akan datang ke kota-kota besar di seluruh Indonesia.
Kak Ros, semangat selalu yaaa... Nggak bisa bayangin hidup bersama NPD. Capek banget pasti yaaaa....
BalasHapus