Assalamualaikum wr wb
Memiliki rumah dan tinggal sendiri bersama pasangan adalah impian setiap pengantin baru. Bisa belajar hidup mandiri, mengelola uang sendiri, bahkan bisa bersama-sama melakukan segala aktivitas bersama pasangan tanpa rasa canggung.
Sebenarnya ada banyak pilihan bila sepasang pengantin hendak tinggal di mana usai menikah. Tinggal di rumah orang tua/mertua, tinggal di kontrakan, di kosan, atau memilih KPR.
Pada akhirnya, dari banyaknya pertimbangan, saya dan si Mas memilih KPR. Kami pun dulu sempat struggle ya. Bingung ingin KPR atau ngontrak dulu, beli tanah dulu, dan lainnya. Sempat berganti pilihan padahal sudah yakin, namun ternyata berganti pilihan lagi.
Kami yang berganti pilihan (terutama saya), disebabkan adanya perkembangan ilmu pengetahuan yang saya dapat. Rumah ini kan sesuatu yang besar dan akan meneduhkan saya dalam jangka waktu lama, maka saya harus memikirkan matang-matang. Mencari baik buruknya, positif negatifnya, dan pertimbangan lainnya.
Alasan Memilih Rumah KPR daripada Pilihan Lainnya
Berikut ini, saya akan sharing tentang pertimbangan-pertimbangan saya dan si Mas yang pada akhirnya memilih rumah KPR daripada hunian rumah lainnya. Langsung simak saja ya: 5 alasan memilih KPR berdasarkan pengalaman.
1. Memanfaatkan Fasilitas dari Pemerintah
Saya tuh dulu berpikir keras: apa alasan yang bisa menguatkan untuk saya mengambil KPR. Saya tuh dulu bertanya-tanya, mengapa pemerintah memberikan program KPR. Apa tujuannya?
Ternyata oh ternyata, tujuannya baik sih. Pemerintah tuh paham banget bahwa warganya tuh jarang ada yang punya duit besar untuk bisa beli rumah secara cash. Bisa sih beli cash, tapi dalam jangka waktu lama.
Dan karena ngumpulin duit besar cash itu lama, membuat orang-orang tuh terbagi-bagi pikirannya. Yang masih nabung buat beli rumah, buat beli popok bayi, pendidikan anak, belum lagi ada saudara yang mau pinjam uang. Hadeeeh.
Maka pemerintah hadir dengan memberikan fasilitas berupa program KPR. Program ini berada di bawah naungan Kementerian PU-PR yang saat ini menterinya Pak Basuki. Keren sih idenya Pak Basuki. Apalagi sekarang tuh udah ada aplikasi SIKASEP yang menyingkronkan KPR kita dengan pemerintah. Jadi pilihan kita dipantau langsung oleh pemerintah.
Jadi, tujuan pemerintah mengadakan program KPR bukan semata-mata mereka mencari duit atau meraup untung demi dirinya sendiri, melainkan memberikan kemudahan bagi rakyatnya yang ingin punya rumah. Tahu sendiri kan kalau sekarang ada banyak program Rumah KPR bersubsidi? Jadi manfaatkan saja fasilitas dari pemerintah sebaik-baiknya.
2. Menempati Rumah Sambil Mencicil
Tidak semua orang pandai menabung. Bisa sih menabung, tapi biasanya ada aja saudara atau teman yang gatal pengen pinjam duit tapi ujung-ujungnya nggak dikembalikan. Padahal kan kita butuh ya buat keperluan sehari-hari dan membangun impian kita. Kan nyebelin yak! Mari kita selamatkan uang-uang kita!
Dengan mencicil KPR, maka kita telah mengalokasikan dana untuk membayar cicilan. Jadinya uang cicilan itu bisa autodebet dan langsung terpakai. Maka nggak ada lagi tuh saudara/tetangga yang sok-sok pinjem uang hanya karena dikira uang kita nganggur.
Selain itu, salah satu pertimbangan orang-orang lebih memilih KPR daripada mengontrak adalah karena ya hampir sama saja biayanya. Biaya ngontrak per bulan tuh hampir sama dengan cicilan KPR.
Kelebihannya, di rumah KPR kita bisa menempati rumah yang fresh dan bisa memodifikasi rumah sekehendak kita. Beda dengan rumah kontrakan yang nggak bisa diubah total, belum lagi ada bocor-bocor kalau rumah lama, dan harus dikembalikan dalam jangka waktu lama.
Iya, setelah saya coba cek-cek biaya cicilan KPR dan biaya kontrak rumah di daerah Solo, biayanya hampir sama shay. Jadi, dengan memilih KPR, maka saya menempati rumah sekaligus mencicilnya. Ya seperti mengontrak tetapi di calon rumah yang atas nama saya sendiri. Asyik kan?
3. Memahami Akad yang Sudah Syariah dan Aman
Saya dulu ragu banget dengan akadnya KPR. Pokoknya saya dulu ragu dan emoh banget bila harus berurusan dengan hutang. Saya takut kalau KPR itu ada unsur ribanya. Lalu saya coba pikir lagi. Mengapa orang-orang tetap ambil KPR ya? Lalu mengapa pemerintah memfasilitasinya?
Berangkat dari dua pertanyaan tersebut, maka saya coba mencari bagaimana akad rumah KPR itu sebenarnya. Ternyata oh ternyata.
Akad jual beli rumah KPR adalah akad murabahah. Si bank akan membeli rumah KPR yang kita inginkan. Mereka membayar secara kontan kepada si developer. Kemudian saya membayar cicilan kepada bank sesuai biaya yang telah disepakati.
Yang nggak boleh tuh kalau tiba-tiba bank menaikkan biaya cicilan dan tidak sesuai dengan kesepakatan awal. Yang saya pahami juga, jangan sampai kita tahu berapa laba yang didapatkan bank ketika membayarkan rumah KPR kepada developer. Sepemahaman saya itu sih. Kalau ada pemahaman yang salah, mungkin bisa disampaikan di kolom komentar.
Jadi, dengan ini saya sudah oke terhadap akad jual beli rumah KPR. Inshaa Allah aman. Apalagi si bank menetapkan maksimal cicilan 30% dari pemasukan kita. Intinya, mereka tetap menggunakan syariat islam sebagai dasar menetapkan KPR untuk kita. Inshaa Allah kita nggak akan terbebani karena mereka telah mengikuti aturan dan tetap dipantau oleh pemerintah.
4. Nilai Investasi Akan Naik
Rumah itu instrumen investasi yang nilainya selalu naik. Jumlah penduduk semakin bertambah, namun ketersediaan lahan semakin sedikit. Maka dari itu, banyak orang yang menganggap rumah KPR sebagai investasi masa depan.
Apalagi kalau kita memilih rumah KPR di lokasi strategis. Salah satu tips utama bila hendak memilih KPR adalah pilih perumahan yang berada di lokasi strategis atau lokasi yang akan bertumbuh. Biasanya dekat dengan bandara, kota, fasilitas publik, dan lainnya.
Yakin deh, suatu hari bila kamu hendak pindah ke rumah yang lebih besar, mungkin rumah KPR-mu yang lama bisa dijual dengan nilai yang lebih tinggi. Lumayan banget, bukan?
5. Generasi KPR
Teman-teman saya tuh pada ambil KPR loh. Iya, kami generasi KPR karena memanfaatkan fasilitas dari pemerintah dengan baik. Eits, namun saya mengambil KPR bukan karena ikut-ikutan teman loh.
Namun justru dengan teman-teman yang umumnya memilih KPR, semakin menguatkan saya untuk memilih KPR. Testimoninya nyata gitu loh!
Sebut saja teman-teman saya yang ambil KPR ada Mbak Rere, Mbak Ariska, Oce, hmm terus siapa lagi ya. Hahaha. Tapi mereka ini teman-teman dekat saya. Finansialnya Inshaa Allah hampir sama. Jadi recommended lah yaa...
Juga, bila kamu tinggal di perumahan KPR, maka kamu akan bertetangga dengan orang-orang yang hampir sama denganmu. Biasanya usianya nggak jauh beda, income financial juga nggak jauh beda, dan lainnya. Jadi asyik lah punya tetangga yang latar belakangnya hampir sama.
Iya, kami generasi KPR. Bahkan, rencananya saya dan si Mas akan memilih perumahan di Boyolali, yang nama perumahannya adalah Griya Sejahtera Milenial 3. Iya, judulnya milenial loh. Betapa milenialnya kita, hahaha.
Nah, itulah 5 alasan kami memilih rumah KPR. Ya sebenarnya itu adalah alasan-alasan saya. Kelima alasan ini yang saya sampaikan kepada pasangan untuk menguatkan bahwa kita direkomendasikan untuk ambil KPR.
Jadi ya... mohon doanya supaya kami dipermudah untuk mengurus KPR dan mendapatkan rumah KPR yang baik. Aamiin...
Semoga tulisan ini bermanfaat yaa...
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar