Konten [Tampil]
Assalamualaikum wr wb
Inisiatif mendirikan bank sampah di sekolah itu boleh juga ya. Bisa dilakukan
secara gotong royong bersama guru dan siswa. Bisa dilakukan secara rutin untuk
pengelolaannya. Apalagi, cara mendirikan bank sampah itu mudah banget. Mau
tahu caranya? Simak 9 cara berikut ini.
- Membentuk pengurus bank sampah
- Menentukan nama bank sampah
- Menentukan tempat administrasi bank sampah
- Siapkan perlengkapan dan alat operasional bank sampah
- Mengajak siswa berpartisipasi aktif mengumpulkan sampah
- Bekerjasama dengan pembeli sampah
- Merapikan sistem administrasi bank sampah
- Menentukan jadwal kegiatan
- Sosialisasi kepada seluruh warga sekolah
Membentuk Pengurus Bank Sampah
Bank sampah pada dasarnya merupakan sebuah organisasi atau perkumpulan yang
mempunyai tujuan pengelolaan sampah secara bersama-sama. Sebagaimana sebuah
organisasi, maka harus ada pengurusnya.
Pengurus bank sampah di sekolah bisa dilakukan oleh siswa OSIS yang didampingi
guru. Alangkah baiknya mereka diberi pembekalan tentang pengelolaan bank
sampah.
Secara umum, pengurus bank sampah terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara,
koordinator divisi dan anggota. Para pengurus inilah yang nantinya menjalankan
pengoperasian bank sampah.
Menentukan Nama Bank Sampah
Pemberina nama bank sampah itu penting, karena nama tersebut menjadi identitas
yang mampu membedakan antara bank sampah kita dengan bank sampah lainnya.
Dikarenakan bank sampah ini dilakukan oleh warga sekolah, maka boleh banget
bila nama bank sampah didasarkan pada nama sekolah. Hal ini juga akan menjadi
ciri khas bank sampah tersebut dan dapat diketahui dari mana bank sampah itu
berasal dan dikelola.
Menentukan Tempat Administrasi Bank Sampah
Tempat yang dimaksud adalah kantor atau tempat untuk mengurusi administrasi
bank sampah. Juga menjadi tempat penimbangan sampah yang akan ditabung, serta
tempat penimbunan sementara.
Sebaiknya sekolah menyediakan lahan minimal 5x5 m untuk dijadikan tempat bank
sampah. Tidak harus bangunan permanen. Tapi minimal ada payonan atau atap
sebagai peneduh. Boleh juga kalau lokasinya disekat dengan dinding.
Siapkan Perlengkapan dan Alat Operasional Bank Sampah
Sediakan 1 meja dan kursi untuk proses administrasi. Juga sediakan timbangan
untuk menimbang sampah yang didapat.
Perlu juga menyiapkan karung-karung besar untuk menyimpan sampah menurut
jenisnya. Karung-karung tersebut diberi label masing-masing sesuai
peruntukannya.
Misalnya, label besi untuk menyimpan sampah yang terbuat dari besi. Label
plastik untuk sampah plastik, labek kertas untuk sampah kertas, dan
seterusnya.
Mengajak Siswa Berpartisipasi Aktif Mengumpulkan Sampah
Untuk wilayah sekolah, siswa diharapkan berpartisipasi secara aktif dengan
cara mengumpulkan sampah yang ia dapat di sekolah. Boleh juga bila ia
menyetorkan sampah yang berasal dari rumahnya.
Bisa juga, apabila setiap kelas bergiliran untuk mengumpulkan sampah yang ada
di sekolah. Lalu disetorkan setiap jam pulang sekolah. Secara tidak langsung,
hal ini membuat siswa lebih peduli terhadap kesehatan lingkungan.
Bekerjasama dengan Pembeli Sampah
Setelah sampah terkumpul, maka pengurus bisa menjual sampah tersebut kepada
pembeli sampah. Pembeli sampah bisa berupa pengepul rosok atau perusahaan
pengelola kertas/besi/plastik di wilayah sekitar.
Alangkah lebih baik bila kegiatan menjual sampah kepada pembeli dilakukan
secara rutin, atau diagendakan setiap akhir pekan/bulan. Kemudian, melakukan
transaparansi hasil penjualan melalui website atau media sosial bank sampah
sekolah.
Merapikan Sistem Administrasi Bank Sampah
Pengelolaan bank sampah, sebaiknya dilakukan secara rapi dan teratur. Perlu
ada pembukuan atau administrasi yang baik.
Pembukuan yang harus ada antara lain buku tabungan, buku induk nasabah, buku
rekap penimbangan, buku kas, buku tamu dan lainnya.
Di dalam buku tabungan, dimuat nama dan nomor rekening nasabah. Di dalamnya
tertera sejumlah nilai rupiah dari sampah yang sudah disetorkan.
Untuk siswa, apabila ia menyetorkan secara pribadi maka perlu ada tabungan
bank sampah pribadi. Namun bila menjadi agenda kelas, maka buku tabungan bisa
atas nama kelas. Lalu uang tabungan yang terkumpul bisa dikeluarkan
sewaktu-waktu bila hendak dibutuhkan untuk kegiatan tertentu.
Menentukan Jadwal Kegiatan
Dikarenakan bank sampah sekolah ini merupakan kegiatan sekunder untuk siswa,
maka diharapkan tidak menyita banyak waktu. Maka dari itu, perlu ada
penjadwalan yang rapi untuk memudahkan siswa.
Perlu adanya pembatasan operasional jam setor sampah. Misalnya, apabila pulang
sekolah biasanya jam 2 siang, maka bank sampah dibuka mulai jam 2-4 sore. Atau
bisa juga pengumpulan dilakukan setiap hari Sabtu jam 8-11 siang.
Diharapkan program bank sampah sekolah ini tidak membebankan siswa. Karena
tugas utama siswa adalah belajar hal-hal akademik. Untuk kegiatan non
akademik, bisa dilakukan sepulang sekolah tanpa membebani mereka.
Sosialisasi Kepada Seluruh Warga Sekolah
Hal selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada seluruh
warga sekolah. Tujuannya, supaya seluruh siswa beserta guru dapat
berpartisipasi aktif untuk pengelolaan bank sampah.
Setiap kali upacara, pembina upacara dapat mensosialisasikan kegiatan ini.
Bahkan program bank sampah di sekolah bisa menjadi kegiatan unggulan.
Karena dengan kegiatan ini, secara tidak langsung siswa telah belajar
menabung, mengelola sampah dan mencintai alam.
Kesimpulan
Nah, itulah 9 cara mengelola bank sampah yang bisa kita lakukan. Jadi,
bagaimana? Sekolahmu sudah siapkah untuk mendirikan bank sampah?
Kalau ada hal yang ingin ditanyakan, silakan berkabar di kolom komentar yaa…
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar