Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb
Siang itu, sebelum pulang ke Lumajang, saya menyempatkan
diri mampir ke perpustakaan. Memilih bacaan yang good untuk dibaca di rumah,
menemani libur lebaran. Akhirnya jari jemari ini memilih buku tebal berjudul
Rindu yang tahun lalu booming. Hmm, ternyata benar karyanya Tere Liye. Saya
kira perpustakaan Universitas Jember tidak menyediakan bacaan karangan Bang
Tere, hehe ^,^
Ketika saya membaca novel atau bahan bacaan lain, hal yang
pertama saya lakukan adalah meninjau cover depan dan cover belakang.
Cover depan, hmm… kok judulnya Rindu ya?
Cover belakang, hmm… puisinya kok begini ya? Ada apa?
Lalu saya akan membelai lembar paling depan, lalu berikutnya, dan seterusnya. Sebagai pembaca sejati, saya akan memaksakan diri untuk selalu membaca Kata Pengantar. Why? Karena, penulis akan menitipkan pesan-pesan apapun untuk para pembaca lewat kata pengantar. Pesan apa? Pesan yang tak bisa ia sampaikan di dalam novelnya. Biasanya pesan tentang di balik memperjuangkan novel tersebut. Minimal, saya bisa melihat secercah harapan si penulis kepada para pembaca buah pikirannya.
Nah, novel ini nggak ada Kata Pengantarnya. Serius. Apa yang
ini palsu ya? Mungkin teman-teman ada yang bisa bantu jawab.
Mendapat Pengetahuan di Bab 1 Novel Rindu
Bab 1… saya mendapatkan sebuah pengetahuan, bahwa ternyata
jaman dulu di tahun 1938, dibutuhkan waktu selama 9 bulan untuk melakukan
perjalanan haji. Huoooo saya terbelalak kaget. Kalau akhir-akhir ini kan,
sebulan atau 2 minggu cukup untuk melakukan ibadah haji, lah dulu ternyata 9
bulan, ya memang jaman belum serba canggih sih. Cuma, saya sempat mikir,
bagaimana dengan sekolah saya ya, ijin cuti sebulan dari pembelajaran di kelas
apa diijinkan ya, bagaimana saya mengejar ketertinggalan saya? Lah ini, 9
bulan… buseeet…. Kayak Ibu mengandung. Bisa jadi pulang-pulang membawa dedek
bayi, hehe.
Saya cukup gregetan dengan novel ini. Sampai separuh bacaan,
saya belum menemukan konflik atau event besar di novel ini. Kalaupun ada
masalah, masalahnya cukup ringan, eh maksudnya diceritakan cukup ringan. Lalu
ada masalah lagi, ada solusi lagi. Begituuu saja terus. Seperti grafik
gelombang sinus di persamaan gerak harmonis sederhana. Eaaa…
Novel Rindu Tentang Apa?
Novel ini mengikuti kisah 5 orang yang menyimpan pertanyaan
teramat besar dan butuh segera dipecahkan. Seseorang yang sejak awal
jelas-jelas menyimpan segudang pertanyaan (juga kebencian, penyesalan dsb)
adalah Ambo Uleng. Hmm… dijawab oleh siapa?
Daeng Andipati
Daeng Andipati, orang masyhur, kaya raya, bahagia dan serba
dipandang enak, ternyata juga menyimpan sebuah misteri, membawa dendam teramat
sangat kepada orang yang di dekatnya. Dendamnya, ia balut dalam sebuah
pertanyaan. Lalu dijawab oleh siapa?
Bonda Upe
Bonda Upe, guru mengaji Anna dan Elsa, juga menyimpan sebuah
pertanyaan. Kalau ini, kelihatan sekali sih background kehidupannya. Sembari
menceritakan kenapa Bonda Upe tidak mau turun di Batavia dan cenderung
tertutup, saya sudah mampu menduganya bahwa ia adalah seorang… Kesedihan
tentang masa lalunya juga terbalut dalam sebuah pertanyaan. Lalu siapakah yang
menjawabnya?
Mbah Kakung
Mbah Kakung yang amat cinta dengan Mbah Putri, disajikan
dengan sangat romantis oleh Bang Tere. Di tengah perjalanan, ada hal yang
menimpa Mbah Putri, sehingga menimbulkan pertanyaan yang berkecamuk di pikiran
Mbah Kakung. Lalu siapa yang akan menjawabnya?
Gurutta
Gurutta, ulama masyhur yang disegani dan sangat disanjung
oleh masyarakat, turut serta melakukan ibadah haji seorang diri, yang hanya
ditemani buku-buku sebagai pelipur lara. Ia mempunyai rasa ketakutan yang luar
biasa, namun ia harus memperjuankan bangsanya tanpa menimbulkan rasa takut
tersebut. Ketika ia dihadapkan dengan suatu masalah pelik, timbul pertanyaan
yang berasal dari ketakutannya. Lalu siapakah pemuda yang mampu menjawab
pertanyaannya sembari memberikannya semangat untuk terus melakukan perjuangan
dengan menaklukkan ketakutannya?
Masing-masing pertanyaan, akan terjawab. Terjawab dengan 3
perkara atau 3 hal yang harus diserap dengan baik. Adeeeeem banget jawabannya.
Jadi, misi novel ini adalah menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan itu.
Bagaimana Akhir Cerita Novel Rindu?
Duuuh, nggarai mbrebes mili. Tentang Daeng Andipati yang akhirnya mau…. Tentang Bonda Upe yang akhirnya bersedia… Tentang Mbah Kakung yang akhirnya menerima… Tentang Gurutta yang akhirnya mampu… Tentang Ambo Uleng yang akhirnya mendapatkan… Duh, saya nggak sanggup meneruskannya. Biar teman-teman baca sendiri ya, hehehe.
Konfliknya ada dimana? Di bab 50 (dari 51 bab). Siapa yang
nggak gregeten coba. Duuuuh Bang Tere bikin saya gemaaaaas…
Rupanya, pesan yang disampaikan Bang Tere telah tersampaikan
dengan baik. Saya tidak menemukan hal-hal yang patut untuk dicela. Justru
menambah banyak pengetahuan. soalnya jarang-jarang ada novel yang menceritakan
tentang perjalanan di atas kapal selama berminggu-minggu.
Top abis dah buat buku ini. Top markotop. Pantas saja
mendapatkan gelar buku islami terbaik kategori fiksi dewasa tahun 2015, pada
Islamic Book Award.
Apa yang Tidak Menarik di Novel Rindu?
Judulnya. Mengapa judulnya harus Rindu? Kurang greget sih kalo yang dimaksud dengan rindu kepada orang-orang yang dikasihinya, soalnya kurang menjabarkan tentang itu. Malah, menurut saya, novel ini lebih merujuk kepada misinya, yaitu menjawab pertanyaan. Bolehlah kalau judulnya diganti Tanya, atau Misi. Eaaa, maaf absurd.Tapi saya Inshaa Allah paham kok, mengapa diberi nama Rindu. Maksudnya
rindu kepada ibadah haji kan? Ada tulisannya di cover belakang, yaitu Lima kisah dalam sebuah perjalanan panjang
kerinduan. Betul kan analisis saya?
Hmm… cukup sekian review saya tentang novel kece ini. Untuk
analisis yang jelek-jelek, nggak perlu dimasukin dalam hati, soalnya ini
analisis abal-abal. Pemikirannya asli buatan sendiri, tanpa riset. Hehehe…
Ilmu itu seperti air. Jika ia tidak bergerak, akan menjadi
mati, lalu membusuk.
-Imam Asy-Syafi’i-
Wassalammualaikum wr wb
Gw gak pernah suka sama novelnya tere liye. Entah kenapa tuh mbak. Rasanya gak nyambung aja sama otak gw. Emang beda-beda sih selera orang.
BalasHapusrindu itu berat
BalasHapusTere Liyr gitu loh. Bukunya novelnya tulisannya dalam bentuk apapun pasti selalu mengaduk2 perasaan. Meski belum baca semua buku beliau termasuk Rindu ini, tapi aku yakin di tulisan2 beliau memang selalu sarat hikmah.
BalasHapus