Konten [Tampil]
Saya pikir, enggak ada orang yang takut menikah. Di mata saya, orang-orang menginginkan menikah, bahkan segera. Ingin menjadi pasangan halal ala-ala selebgram yang selalu terlihat romantis dan baik-baik saja.
2 tahun lalu, ada seorang teman yang saat saya tanya “kamu mau nikah kapan, Ce?”
Dia menjawab, “Nggak tahu Ca, aku takut mau nikah?”
Hah? Serius lo?
Ya saya pikir enggak ada orang yang takut menikah. Kala itu, takut menikah adalah hal yang enggak wajar menurut saya. Aneh.
Hingga saya mengalaminya sendiri. Fiuh.
Perasaan Takut Menikah
Ya saya kira ketakutan itu enggak pernah ada. Toh karena saya terbiasa membangun mindset positif, selalu memikirkan hal-hal yang baik, termasuk untuk menikah dan bersama seumur hidup.Namun ternyata, kebiasaan membangun mindset positif saya ini enggak mampu mengcover ketakutan saya untuk menikah.
Hal yang membuat saya takut menikah adalah munculnya prasangka “kok pasangan saya seperti ini ya?”
Untuk beberapa hal, saya bisa toleran. Bisa mengerti. Toh saya juga bukan manusia sempurna, yang hanya punya sifat baik. Lagipula, menikah itu kan untuk melengkapi kekurangan pasangan dan saling memperbaiki toh?
Tapi untuk kasus kemarin, saya enggak bisa toleran. Ya gimana. Lahwong dia bilangnya, “memang paling enak bila belum menikah”.
Lah, kalau udah nikah gimana? Menyesal?
Saya enggak mau, bila kita menikah, tapi akhirnya menyesal. Saya enggak mau itu terjadi.
Saya sedih enggak karuan. Kalut. Bingung. Linglung.
Untuk kali pertama, saya ngerasain patah hati yang teramat dalam. Harapan yang dibangun, langsung sirna. Kayak enggak punya bayangan lagi nanti mau gimana. Entah.
Refleksi Diri
Selang beberapa jam kemudian, dia minta maaf atas kata-katanya. Paham sih, dia lagi stres dengan kerjaannya saat itu. Mbok ya fokus dulu ya ke kerjaan.Jadi… saya takut menikah karena berbagai prasangka. Terlalu khawatir mengenai sifat pasangan yang akan benar-benar muncul saat menikah. Padahal ya saya juga akan sama, sifat buruk saya akan diketahui juga oleh pasangan.
Aih, saya terlalu suci. Maksudnya sok suci. Makanya enggak berani menerima sifat pasangan. Saya yang merasa tinggi. Terlalu tinggi. Lupa untuk merendah. Bahwa sejatinya saya juga memiliki cela. Dan mungkin pasangan saya mampu menerima segala borok yang saya miliki.
Pada titik ini saya mulai memahami, bahwa kita menikah untuk saling melengkapi dan memperbaiki diri. Berjalan beriringan hingga menggapai apa yang dicita-citakan bersama.
Jadi, Apakah takut menikah itu Wajar?
Wajar kok. Mungkin setiap orang pernah mengalaminya. Bahkan mengalaminya saat H-1 akad nikah. Banyak juga pengantin yang kabur saat mau dirias, hanya karena takut menikah.Perasaan takut itu manusiawi. Ada dalam diri setiap manusia. Lalu, hanya kita yang mampu mengendalikan bagaimana semestinya mengontrol rasa takut.
Kita boleh takut menikah, bila pasangan kita tidak jelas asal-usulnya, merasa belum mapan atau hal-hal lain yang tentu kalian lebih paham.
Namun kita tidak boleh takut menikah, bila pasangan kita sudah jelas siapa dan bagaimana, bila kita sudah dimampukan untuk menikah, dll. Iya, kita tidak boleh takut menikah bila hukum menikah yang tersemat pada kita adalah wajib.
Tenang, takut menikah itu wajar. Saya pernah merasakannya. Setiap orang pernah merasakannya. Namun kami mampu mengontrol perasaan takut itu. Kalau terus-terusan takut menikah, lalu kapan kita akan menikah?
Toh, menikah itu menyempurnakan agama. Menikah itu ibadah. Juga, menikah itu bahagianya luar biasa. Bahkan, banyak orang yang menyesal ingin menikah dari dulu, hahaha.
Itu sih, jawaban saya mengenai apakah takut menikah itu wajar. Sekali lagi, wajar ya sayang… Asalkan kita mampu mengontrol rasa takut tersebut dengan baik.
Ah ya, di sini saya hanya menyinggung 1 alasan kenapa orang takut menikah. Hanya alasan saya saja. Belum saya singgung alasan teman saya yang takut menikah. Dan ternyata pasangan saya juga pernah takut menikah.
Iya, banyak banget alasan orang-orang takut menikah. Alasan-alasan tersebut saya rangkum di postingan pekan depan yaa, hehe.
Kalau kamu, pernah merasa takut menikah? Kenapa? Kapan? Lalu bagaimana solusinya?
Wassalamualaikum wr wb
Jujur, sejak dua tahun terakhir ditinggal tanpa alasan sama mantan terakhir (padahal udah dijanjiin nikah wkwkwk), perasaan takut untuk menikah pun mulai muncul. Apalagi ditambah banyaknya kasus tentang pernikahan di sekitar saya yang membuat saya semakin takut huhuhu.
BalasHapusUtamanya, tentang kesiapan mental dan ego.
Saya takut jika sudah menikah nanti akan blablablablabla (iya, wajar sih jika overthinking tentang pernikahan. Tapi banyak overthinking yang jelek-jelek duluan huhuhu).
Solusinya, saya lebih banyak buat memperlajari ilmu persiapan untuk menikah, mulai dari ilmu dasar Islam seperti fikih nikah, hingga persiapan mental. Meski hingga sekarang calonnya belum ada. Hehehehe
Semoga kita sama-sama dikuatkan, Mbak!
aammiin.
Hapusiya nih, kayaknya aku juga lagi kaku-kakunya soal pernikahan
sering dengerin hal negatif soal pernikahan, harusnya kan jangan ya
harus diimbangi dengan kabar bahagia mengenai indahnya pernikahan
Menurutku wajar sih kalo takut, karena menikah memang bukan perkara kecil. Namun menikah itu sebuah perkara besar yang akan mengubah jalan hidup dua orang.
BalasHapusTapi kembali seperti kata Mbak tadi, kalo kita udah mampu buat menikah, pasangan kita pun udah siap dan kita sudah saling mengenal dengan baik, rasa takut itu akan memudar dan berubah menjadi keyakinan bahwa kita bisa membentuk sebuah keluarga yang bahagia.
wuah begitu ya
Hapusberarti harus saling menguatkan dengan pasangan
kalau satunya down, yang satunya lagi bisa menguatkan
Eny emang takut menikah sampai sekarang, mungkin karena umur masih blm siap. Tapi takut itu udah lama 😂 atau faktor lingkungan yg terlalu sering pernikahan dini sehingga membuat banyak kekhawatiran.
BalasHapusIngin banyak mempelajari hal baru terutama belajar untuk lebih dewasa,kalo blm matang secara pemikiran jasmani dan rohani dan mengandalkan ego kedepannya susah .
Semoga bisa ketemu jodoh yg saling melengkapi nanti *numpang curhat* wkwkwk
aamiin
Hapuswuah aku penasaran kak eny umur berapa ><
takut menikah? wajar banget. biar bagaimanapun kita tau ketika kita menikah kita akan keluar dari zona nyaman kita, kita akan membangun kebiasaan baru, membentuk budaya baru, menggabungkan kebiasaan kita dan pasangan. apalagi buat orang-orang yang memiliki trauma tersendiri.
BalasHapuskalau aku sendiri waktu memutuskan menikah karena serba dadakan dan terlalu banyak drama, akhirnya ga sempet mikir apa-apa sih. pas ada temen yang nanya yakin mau nikah, ya aku cuma bisa jawab siap ga siap ya harus siap.
uwiii sangar banget lah teh dian
Hapusya itu sih, yang harus dipelajari dan di-legowo: menggabungkan kebiasaan baru dengan pasangan
saya sempat mengalami ini kak, Dulu kepikiran saat menikah semua yang saya suka bakal ngga bisa dilakuin. BAnyak kebiasaan saya yang bakalan ngga bisa dilakuin. namun setelah menikah, semuanya aman aman saja, istri saya ngga pernah gangguin hobi hehehehe
BalasHapusuwaaaaaa asik yaaa
HapusSegala hal memang punya ketakutan tersendiri apalagi kalo liat pasangan2 gagal ya. Wajarlah namanya juga pertama kali, dan gak ada org yg sejak awal berniat 2x nikah bukan
BalasHapusnah itu dia, apa karena sering ngedenger pasangan gagal membina rumah tangga ya
HapusSaya dulu kyknya pas mau nikah ya nikah aja haha, gmn ya menggambarkannya. Saya termasuk tipe yang gak pacaran dll, bukan krn saya ughtea ughtea wkwkw ig u know what i mean, tapi lbh konsen ke kerjaan aja. Trus tiba2 kenal suami dan merasa sreg, dua bulan kemudian nikah udha, gtu doank, pokoknya cepet prosesnya.
BalasHapusMenurutku "taku" itu wajar krn supaya siap dengan segara risiko baik buruknya kehidupan sesudah pernikahan, meski demikian diingat2 aja kan gak sendirian melaluinya tapi bakalan berdua #uhuks
uwiiii makasih pencerhannya mbak April
HapusBiasanya orang yang takut menikah itu yang memiliki trauma tertentu atau banyak mendengar hal yang tidak menyenangkan tentang pernikahan orang lain.
BalasHapusPadahal pernikahan itu memiliki permasalahan sendiri. Dan pastinya banyak juga hal yang menyenangkannya.
wuah itu dia
Hapusmaka aku harus lebih dekat dengan kabar2 pernikahan yang membahagiakan ya
Saya tidak takut menikah tapi dipaksa menikah dengan orang yang saya cintai. Hihihi. Saya ingin menikah di atas usia 27 tahun, tapi ternyata usia 24,5 harus menikah. Kadang anyel sih karena suami jadi tidak lulus kuliah. Tapi juga bersyukur sudah 17 tahun bersama tetap saling mencintai
BalasHapusuwiiii
Hapussetiap hal pasti ada hikmahnya tersendiri ya
Kalau nunggu sama-sama mapan, nanti ada lagi masalah lain.
BalasHapusLebih enakan sama-sama saling merintis, Rhoos..
Jadi tau makna "di bawah" dan nanti setelah sukses, bareng-bareng juga ngerasainnya.
iya mbak
Hapussiaaaaaaaaaaap