Assalamualaikum wr wb
Film Imperfect ini adalah salah satu film yang saya tunggu. Judulnya menarik. Trailernya membuat penasaran. Visi misinya patut diacungi jempol. Ia mengangkat isu body shaming yang dikemas dalam bentuk komedi.
Pesan moral utamanya: ubah insecure menjadi bersyukur.
Saya penasaran. Bagaimana isu ini diangkat dan seberapa berpengaruh kepada penontonnya untuk menerima kekurangan diri? Ataukah film ini hanya berkisah tentang proses dari gemuk menjadi ideal semata?
Maka dari itu, pada hari kedua penayangan, saya bergegas menonton Imperfect di bioskop. Bareng Mbak Amel dan Mas Hendra. Lalu, nonton lagi saat akhir tahun bersama Mbak Angel.
Sekilas Tentang Film Imperfect
Film ini merupakan drama keluarga yang dibalut dengan komedi. Diangkat dari buku berjudul sama yang ditulis oleh Meira. Disutradarai oleh Ernest Prakasa dan Meira (istrinya sekaligus penulisnya).
Namun tentu saja isi buku dengan sajian filmnya jauh berbeda. Yang di buku berkisah tentang pengalaman pribadinya si Meira yang dulu juga insecure karena tampil tomboy. Sementara, di film mengisahkan tentang Rara yang insecure dengan dirinya yang gemuk, hitam dan berambut kriting.
Sekilas Alur Cerita Film Imperfect
Film ini berkisah tentang Rara yang gemuk, hitam dan berambut keriting. Gen tersebut didapat dari Papanya yang sayang banget dengan Rara. Namun semenjak Papanya meninggal, Rara menjadi semakin insecure dengan kondisi fisiknya.
Apalagi didukung dengan keadaan adiknya, Lulu, yang putih, tinggi dan langsing, persis seperti Mamanya. Mamanya selalu membuat Rara kesal, karena Rara selalu dituntut untuk diet. Dari sini, masalah keluarga sudah kelihatan.
Rara berusia 28 tahun. Bekerja di sebuah kantor dengan brand beauty. Mulanya ia hanya staf. Hingga pada suatu hari managernya resign, lalu posisi tersebut kosong. CEOnya pengen Rara yang menempati posisi itu. Tapi katanya otak aja nggak cukup, penampilan harus mendukung.
Maka dari itu, Rara meyakinkan CEO bahwa ia siap mengubah penampilannya selama 1 bulan untuk bisa mendapatkan posisi itu. Ya Rara berhasil sih. Berubah dari gemuk menjadi kurus. Sederhananya, ia menjadi tampil cantik dan sudah merasa PD.
Namun semenjak fisiknya berubah, pola pikir Rara menjadi berubah. Nah dari sinilah masalah dimulai. Masalah-masalah yang tidak disampaikan di trailer.
Visi Misi Film Imperfect
Film ini punya visi misi yang beda banget dengan film-film lainnya. Mengangkat isu body shaming dan insecure. Bagaimana perlakuan orang-orang yang melakukan body shaming terhadap seseorang.
Dan sebaliknya, menyampaikan bagaimana rasanya mendapat perlakuan body shaming sehingga ia selalu merasa insecure dengan dirinya sendiri.
Pada akhirnya, film ini menyampaikan bahwa kita harus menerima diri sendiri dengan apa adanya dan tentunya dengan bahagia. Mari kita ubah insecure menjadi bersyukur. Tentu saja, ada kalanya kita mengubah penampilan menjadi lebih baik demi kebaikan diri sendiri.
Yang Menarik dari Film Imperfect
1. Tidak ada tips diet di sini.
Mbak Angel yang saya ajak nonton itu, mengira di film ini ada tips diet dan dia akan menirunya. Padahal di sini tips dietnya sederhana: mengubah pola makan dan olahraga.
Yang menarik juga, film ini mencontohkan penerapan tips diet kilat yang dilakukan Rara, begitupun dampak baik dan buruknya. Pada akhirnya, Rara gemuk lagi tapi enggak segemuk dulu. Enggak kurus-kurus banget lah.
2. Dika yang pacarable
Uwooo, saya pengen dah punya pacar kayak Dika. Pekerja keras, asyik, seru dan secakep Reza Rahadian. Pengen dah punya pacar kayak Dika gitu, casingnya Reza Rahadian soalnya, hahaha. Dika punya peran penting di sini, yaitu sebagai pacarnya Rara.
Sepanjang film, pasti kita penasaran kok mau ya Dika sama Rara? Ya saya juga heran sih kenapa Dika mau sama Rara, makanya kan saya pengen punya Dika (yang casingnya Reza Rahadian itu). Di akhir film, rasa penasaran itu terjawab.
Yang menarik, pemberitahuan alasan kenapa Dika mau sama Rara tidak serta merta seperti menyuguhkan kita secara terang-terangan, melainkan melalui jalan cerita yang related.
3. Anak-anak Ibu kos Dika
Ini nih yang paling menarik di film Imperfect. Saat nonton trailer, saya enggak paham 4 cewek ini akan berperan sebagai apa dan sepenting apa perannya di film. Ternyata penting banget loh.
Mereka itu 4 anak-anak penghuni kos-kosan di rumah Ibunya Dika. Mereka juga insecure dengan ketidaksempurnaan masing-masing. Enggak pede juga, tapi ya mereka pede-pede aja sih. Unsur komedinya paling terasa di sini. Hampir di setiap adegan mereka, sajian humornya lucu-lucu. Enggak garing.
Yang Membuat Takjub dari Film Imperfect
Ya tentu endingnya. Enggak nyangka juga sih. Rara kepikiran untuk membuat hal itu. Padahal saya sudah hopeless dan kecewa banget sama Rara. Tapi pada akhirnya Rara bisa memberikan yang terbaik, termasuk teladan-teladan yang baik untuk kita.
Oh ya, unsur komedi di sini fresh-fresh banget loh. Enggak ada unsur komedi yang basi banget karena udah dipakai oleh banyak orang. Menurut saya, ini adalah bagian paling susah yang harus dipikirkan oleh Ernest dan tim konsultan komedinya.
Yang Membuat Meneteskan Air Mata Film Imperfect
Huuu, nonton 2 kalipun, yang membuat saya meneteskan air mata masih sama. Yaitu Mamanya. Saat masalah sudah sampai puncaknya. Kesalahpahaman dengan Dika, yang membuatnya bertengkar dengan Lulu, hingga pada akhirnya berimbas ke Mamanya.
Dari sini, kita diantar untuk tahu apa alasan si Mama yang terus-terusan menyuruh Rara diet. Jadi, kita sebagai penonton enggak bisa menyalahkan Mamanya Rara seutuhnya. Ada bagian yang belum kita pahami hingga membentuk karakter dia yang sekarang.
Yang Mengecewakan Film Imperfect
Hmm apa ya. Enggak ada loh. Saya enggak lihat luput atau kesalahannya. Bersih dah.
Tapi orang-orang bilang ada, yaitu tentang proses kurusnya Rara. Katanya terlalu cepat dan cenderung enggak masuk akal. Padahal menurut saya ya memang begitu.
Awalnya kan Rara menerapkan diet kilat, cuma makan sayur dan buah, ya memang bisa menurunkan berat badan hingga 25 kg dalam waktu 1 bulan. Ya dampak baik buruknya ditunjukkan juga di film.
Hingga akhirnya, ditunjukkan pula kan bagaimana Rara mulai menikmati makanannya lagi dan mulai hidup normal seperti biasanya. Juga pada akhirnya ditunjukkan kalau Rara enggak kurus-kurus banget, tapi enggak gemuk-gemuk banget. Masuk akal lah.
Para Pemain Film Imperfect yang Disuka
Wuah keren sih ini. Sosok Rara yang diperankan oleh Jessica Mila, total banget dalam berakting dan mengubah penampilan sampai segitunya. Bagian yang paling sulit itu kan membuat dirinya double chin secara alami toh? Itu sih yang bakalan paling susah.
Sosok Dika yang diperankan oleh Reza Rahadian keren banget sih. Saya enggak tahu, apakah saya akan tetap ngefans pada sosok Dika bila pemerannya bukan Reza. Hmm, sepertinya enggak. Hahaha...
4 anak-anak ibu kos Dika. Uwah keren banget sih ini. Penjiwaannya bagus banget. Enggak ada yang luput lah. Kalau Mbak Amel, suka sosok Maria, karena cantik banget. Meski kulit gelap dan rambut keriting, tapi dia photogenic banget. Kalau saya sih suka sama Neti. Suka semua bagian dari Neti. Penjiwaannya pol-polan, haha...dan sepertinya Neti yang jadi bintang di sini.
Ah ya, Shareefa Danis yang berperan sebagai Fey sahabatnya Rara, juga aktingnya keren banget. Ngelucunya dapat, enggak garing. Doyan makannya oke. Sambatnya oke. Penampilannya oke. Lucu dah.
Saya paling ngakak sama akting Shareefa ketika dia diminta untuk berpose di depan kameranya Dika. Ebuseeet, enggak kepikiran dah kalau posenya akan gitu, saya pikir posenya akan peace atau metal doang.
Apakah Film Imperfect Recommended?
Uwaaa recommended banget. Bener banget dah. Recommended. Film Imperfect ini enggak untuk cuma kita yang insecure, melainkan untuk teman-teman kita yang pasti juga pernah merasa insecure.
Usai menonton film ini bersama teman/kerabat, pastikan ajak diskusi. Diskusi mengenai penerimaan diri. Kalaupun hendak mengubah diri, pastikan tujuannya baik dan benar.
Keren sih film ini. Dalam waktu 14 hari, sudah pecah ditonton 1,8 juta penonton. Uwaaa keren banget. Semoga film ini nanti diangkat ke layar kaca ya. Tayang setiap liburan. Supaya semakin banyak orang-orang yang membuang insecure jauh-jauh dan mengubahnya menjadi bersyukur. Aamiin…
Kesimpulan
Saya sudah nonton Film Imperfect 2 kali. Lalu, kamu kapan mau nonton film ini?
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar