Konten [Tampil]
Saya rindu menulis kisah keseharian. Memang masih menceritakan, tapi dalam wujud yang berbeda. Bukan lagi berupa buku diary seperti saat jaman SMP-SMA dulu. Bukan pula dalam wujud blog. Melainkan dalam bentuk lisan. Si Mas, jadi pendengar terbaik saya selama 2 tahun terakhir ini.
Tapi rasanya belum puas, kalau belum menulis diary. Pengen banget kembali nulis diary, tapi malesnya juga kebangetan. Sebab, harus menulis setiap hari. Sebenarnya bisa aja sih kalau nulisnya enggak setiap hari, tapi rasanya ada yang mengganjal...
Maka dari itu, saya berinisiatif untuk merangkum kisah keseharian saya selama sepekan. Iya, dirapel langsung seminggu. Ditulis di blog. Supaya bisa saya baca sewaktu-waktu. Supaya mampu mengatur emosi dan menjaga perasaan, karena kemungkinan besar orang lain akan baca.
Saya dan Ibu
Sepertinya saya dan Ibu semakin dekat. Semakin romantis. Semakin menyadari bahwa anak adalah hiburan untuk Ibu. Akhir pekan lalu, saya menemani Ibu berwisata ke Selecta bersama Ibu-Ibu Darma Wanita.Uwiii seru dong. Saya sengaja ngajak Ibu jalan berdua doang. Enggak usah peduli rombongan. Yang penting, Ibu ada saya. Kalau ada apa-apa, Ibu ada saya.
Wuow puas banget jalan-jalannya. Alhamdulillah...
Ee... Ahad kemarin, Ibu ngajakin kulineran. Ibu pengennya ke Pujasera yang baru. Lah Ibu ngajakinnya jam 14.30 dong. Ya mana buka. Tapi Ibu keukeuh. Mumpung belum berubah pikiran, katanya.
Yaudahlah ya, diturutin aja. Sesampainya di Pujasera yang baru, tentu masih tutup. Baru buka jam 4 sore. Akhirnya saya ajak Ibu ke Foodland, semacam Pujasera juga. Beli sop buah, steak sama pempek Palembang.
Sop buahnya sih banyak ya semangkanya. Ada melon sama nangkanya juga. Steaknya, aih lah kurang greget, bumbunya kurang sedep, pilihan sayurannya kurang mantep. Yang enak ya pempek-nya, tapi kata Ibu bumbunya kurang mantap.
Usai dari Foodland, si Ibu tetap ngajak ke Pujasera. Lalu nyalahin saya gara-gara mampir ke Foodland. Maunya keliling-keliling dulu sampai Pujasera buka. Yaelah... kering di jalan ntar...
Lalu saya ajak ke GM. Lihat-lihat baju, tas, sepatu, atau apa ajalah. Saya maunya ajak ke foodcourt, soalnya sepertinya recommended. Eh Ibu enggak mau. Ya udahlah.
Jam 4 sore, kami mampir lagi ke Pujasera yang itu. Udah buka. Tapi stand-nya belum pada buka. Masih pada siap-siap. Yaelah belum ada tanda-tanda siap dah mereka.
Ya Ibu kecewa sih. Kecewa dengan pilihannya sendiri. Lah daripada nunggu lama ya, mending saya ajak makan mie. Mie Semeru yang katanya pedes. Padahal udah kenyang loh.
Akhirnya kami ke Mie Semeru. Beli mie geprek. Mie pedas beserta ayam geprek. Harganya 19.000. Beli 1 buat berdua. Pesan yang pedasnya level 2. Aih pedes banget. Sampai enggak bisa menikmati makanannya. Hadeeeh....
Mienya terlalu becek, kebanyakan kecap juga sih mungkin. Tapi pedasnya nggilani. Pake sambal beneran sih ini. Ya pengen ke sini lagi, tapi pesan yang pedasnya level 1.
Main Sama Fatim dan Shanum
Kami sering main sama Fatim dan Shanum. Biasanya, kalau saya jenguk pagi hari, Shanum akan saya ajak keliling-keliling kompleks. Lihat pepohonan, ikan-ikan, burung-burung, bunga-bunga, dsb. Saya paham kalau Shanum jenuh di rumah.Kalau sama Fatim, biasanya hari Sabtu mampir ke rumah. Main di rumah. Dan enggak mau pulang. Tentu ada drama-dramanya dong.
Drama kemarin, si Fatim enggak dijemput-jemput sampai jam 8 malam. Ayahnya masih kenduri. Saya nggudo Fatim, bilang kalau Ayahnya lupa sama Fatim. Lalu mata Fatim berkaca-kaca. Huuu... kasian... enggak tega... tapi tetap tegar sih dia, hahaha...
Kabar Tesis
Semenjak seminar proposal akhir bulan November lalu, saya enggak ngapa-ngapain. Stuck di tempat. Bingung mau ngapain. Ya ngerjain artikel jurnal sih. Tapi enggak ada progress di tesis saya. Seharusnya saya penelitian. Seharusnya sudah dapat data sedimen. Tapi saya enggak berani-berani eee buat maju.Akhirnya pekan kemarin, saya memberanikan diri untuk whatsapp orang BPDASHL, meminta data sedimen. Ya Allah langsung dikasih dong. Alhamdulillah... Sempat menyesal sih, kenapa saya enggak minta dari dulu, tapi ya sesuatu hal itu pasti ada timingnya. Ya mungkin kemarin itu timing yang tepat. Atau mungkin Allah memang sengaja mempermudah saya. Tinggal sayanya aja nih yang harus cepat-cepat menyelesaikan tesis.
Ini juga udah dapat kontak petugas operasional SPAS Kasmaran. Rencananya besok mau ketemu beliau. Semoga dilancarkan...
Usai itu, agenda saya adalah membuat batas DAS. Setelahnya ngulik SWAT. Semoga Mas Wawan mau banget untuk membantu saya... Pengennya pembahasan dan bimbingan saya kejar bulan Februari. Supaya Maret bisa seminar hasil. Bimbingan lagi. Awal April bisa sidang. Aamiin...
Oh ya, salah satu syarat sidang harus TKBI. Hasil TKBI saya kemarin 453, udah melewati standar yaitu 450. Eh saat sidang, standarnya malah dinaikkan jadi 500. Lah ini saya harus tes TKBI lagi dong. Ya udah lah, enggak papa. Memang waktunya saya harus belajar bahasa inggris. Tapi ya semoga dimudahkan untuk urusan ini juga.
Usai sidang beres, uwaaaah nikah dah.
Mikir buat nikah. Duit nikah. Rutin ngeblog lagi. Ngelomba lagi. Ngejar setoran. Ya semoga dimudahkan dan dilancarkan. Aamiin...
Huhuu... itu dah cerita sepekan saya kemarin. Itu dulu yang bisa saya ceritakan. Semoga pekan ini akan ada banyak kabar baik. Aamiin...
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar