Assalamualaikum wr wb
Setiap perempuan memiliki latar belakang berbeda. Yang menyebabkan ia unik dengan karakternya. Yang membuat ia bahagia dengan pilihannya.
Termasuk saya, yang kini semakin berbahagia kala mengenakan rok.
Perjumpaan dengan Rok
Perjumpaan pertama dengan rok adalah semasa kecil. Lebih tepatnya saat TK. Iya, sedari kecil saya sudah terbiasa dengan rok. Tuntutan sekolah. Impian Ibu.
Namun saat itu bentuknya bukan rok. Melainkan gamis tanpa lengan. Lengannya didapat dari baju lengan panjang. Jadinya lucu-lucu gitu pakaian personal stylenya.
Barulah saat SD, mengenakan rok panjang. Tipe plisket. Supaya mudah kalau lari-larian. Tapi tetap, di luar sekolah, saya mengenakan celana panjang. Bukan rok. Sebab enggak punya.
Mengakrabkan Diri dengan Rok
Saat SMP SMA, seragam sekolahnya ya rok. Rok model A. Hanya Rabu Kamis saat SMP, mengenakan rok plisket. Di luar sekolah, masih tetap pakai celana.
Hanya saja, saat SMA, saya sempat punya rok. Berbahan dasar jeans. Model A. Ada gambar jamurnya. Ada belahan yang cukup tinggi di bagian belakang, haha.
Saya suka, beberapa kali saya kenakan. Bisa jadi seksi gitu kalau pakai rok itu. Soalnya roknya ketat. Membentuk tubuh. Hahhaa.
Enggak Mati Kutu dengan Rok
Ketika memasuki bangku perkuliahan, umumnya mahasiswa dibebaskan untuk mengenakan pakaian apapun. Asalkan sopan, bebas dan rapi.
Namun berbeda dengan prodi (program studi) saya. Demi tuntutan masa depan, kami harus tampil rapi layaknya guru. Mengenakan rok. Bersepatu vantovel.
Saya sih senang-senang saja dengan peraturan yang mewajibkan pakai rok. Bingung euy. Kagok. Entah bagaimana jadinya bila saya ke kampus tanpa mengenakan rok. Seperti ada yang hilang. Enggak terbiasa.
Kecuali kalau kegiatan di luar kampus, ya pake celana. Karena sudah terbiasa, sehari-harinya di luar ya pakai celana. Lebih bebas. Lebih aktif bergerak.
Ritme tersebut saya jalani selama hampir 3 tahun. Hingga akhirnya... ada perubahan yang membuat saya ingin mengenakan rok kapanpun dan dimanapun.
Bermula dari Iri dan Ketidaknyamanan
Saya iri, dengan salah seorang kawan. Teman 1 tim dalam sebuah organisasi. Arifah namanya. Dimanapun dan kapanpun, ia mengenakan rok. Ke tempat yang medannya sulit pun, tetap keukeuh pakai rok. Waw, keren.
Enggak sekali dua kali saya memandangi roknya. Terkagum-kagum dengan roknya. Dari situ, sepertinya muncul inisiatif untuk mengenakan rok.
Maka, beberapa saat kemudian, saya mulai membiasakan diri mengenakan rok. Biasanya saya pakai saat ada rapat malam hari. Malas ganti celana, ya mending langsung dirangkap dengan rok. Aman.
Enggak repot.
Tapi untuk beberapa kegiatan, terkadang saya masih mengenakan celana. Suka-suka lah.
Hingga pada suatu hari... saya menyadari bahwa saya kian gemuk. Paha membesar. Saya stres dong.
Malu. Kenapa paha segini besarnya.
Ya sudahlah. Fix ini kudu pake rok. Minimal bisa menutupi area paha. Hahaha...
Yaa semenjak itulah saya mengenakan rok. Enggak serta merta langsung berubah. Melainkan berproses.
Hidayahpun enggak datang sekali. Melainkan bertahap. Hingga membuat diri ini tersadar dengan sendirinya.
Mulai Nyaman dengan Rok
... dan kini saya sudah mulai nyaman dengan rok. Rok apapun bisa dipadupadankan dengan pakaian apapun. Bisa dikenakan untuk segala aktivitas. Kapanpun dan dimanapun.Ke kampus, saya selalu mengenakan rok. Di luar kampus ya tetap pakai rok kok. Tetap terlihat santai, nyaman dan menyenangkan.
Enggak jarang saya datang ke medan-medan ekstrim. Eh enggak se-ekstrim naik gunung sih, tapi minimal ke sebuah lingkungan yang kita harus berhati-hati bila jalan di atasnya.
Beberapa kali harus cincing-cincing rok sih. Bahkan beberapa kali saya biarkan rok itu terkena apapun, yang penting saya selamat.
Saya merasa aman dan nyaman mengenakan rok meski harus ke medan yang berat. Biasanya saya menggunakan rok yang lebar. Supaya fleksibel kalau mau bergerak kesana kemari. Jadi memudahkan saya untuk beraktivitas.Saya sih tenang-tenang saja. Yang heboh dan khawatir ya teman-teman saya. Padahal saya baik-baik saja. Merasa aman, nyaman dan lebih PD bila mengenakan rok.
Enggak jarang sih, saya diragukan karena pakai rok. Dicemooh karena pakai rok untuk datang ke medan yang berat. Padahal loh saya baik-baik saja.
Yaa mungkin mereka saja yang mainnya terlalu jauh tapi pergaulannya di situ-situ saja.
Maka, ketika ada orang yang menganggap miring mengenai pakaian saya... ya saya cukup membuktikan bahwa saya baik-baik saja bila mengenakan rok dalam beraktivitas.
Rok itu tidak menghalangi aktivitas. Melainkan ia adalah pelindung diri yang paling sederhana bagi kaum perempuan. Juga, rok adalah identitas muslimah.
Mau Kembali Mengenakan Celana?
Bila ditanya seperti ini, hmm sepertinya... enggak deh. Setelah konsisten mengenakan rok, sempat 1 bulan lalu terpikir untuk mengenakan celana.
Celana bahan kain yang biasa. Dipadukan dengan baju yang panjang (baju kurung).
Tapi kok ya... rasanya bukan saya banget. Bukan identitas saya. Saya, identik dengan rok. Ya sudahlah, pakai rok sajalah.
Pakai celananya saat kepepet saja. Seperti situasi berikut. Kan enggak mungkin toh saya pakai rok dalam keadaan seperti ini. Orang-orang di bawah pada bingung ngeliatin nanti, hahaha...
Kala saya mengenakan rok, bukan berarti saya langsung memandang rendah perempuan yang bercelana. Mengatakan mereka tak taat syariat. Ya itu mah terserah mereka.
Lahwong Ibu saya juga masih pakai celana. Tapi toh enggak ketat. Enggak ada tujuan menarik perhatian lelaki. Jadi ya selow-selow ajalah.
Lalu, menurut kamu? Bagaimana pendapatmu mengenai perempuan yang mengenakan rok?
Kalau kamu penikmat rok, apa alasanmu nyaman menggunakan rok?
Wassalamualaikum wr wb 💕
Udah dari dulu sih nyaman pakai rok, mbak.
BalasHapusPernah sih sekali dua kali punya celana yang kayak lepet tuh susah banget, nggak bisa kalau make buru-buru. Jadi lebih aman pakai rok, walau gitu juga ada dalaman celananya, sehingga bisa aman saat beraktifitas
Aku juga pecinta rokable banget mbak heheee
Ini juga ya aku lagi ada pergolakan batin wkwkwk
BalasHapusUdah dari lama sih aku tiap liat perempuan yang pake rok rasanya seneng banget. Mereka terlihat lebih dewasa dan bagus aja gitu. Cuma aku selalu gak pernah pede pake rok karena merasa badanku akan makin over size dan merasa gerakku akan terbatas. Nah, saking penasarannya dan pengin pake rok perdana banget nyoba pake rok pas ke Bukti Halimun. Dan gak bikin gerak terbatas meski dibawa nanjak bukit. Cuma aku masih belum bisa pake rok, bukan karena takut badan jadi over size atau bikin gerak terbatas, cuma lebih karena aku merasa kayak bukan diri sendiri.
Aku gak kapok pake rok, tapi mungkin belum sekarang. Doakan aku juga ya Mbak semoga suatu hari nanti bisa juga istiqomah pake rok 😊
Senang ya akhirnya bisa menemukan pakaian yang menunjukkan jati diri dan yang terlebih nyaman buat diri sendiri. Kebalikan sama aku, yang ke mana2 selalu pake kaus oblong dan celana jins. Banyak yg protes tapi bodo amat, karena aku nyamannya begitu. Heuheu.
BalasHapusMbaak, dirimu kuliah di fakultas pendidikan yah? Kampus mana?
BalasHapusAku juga dari fip, sempet pas awal2 masuk denger soal penampilan yang diharuskan pakai rok tapi ternyata setelah dijalani ga seketat itu sih masih bisa colongan pakai celana.
Salut sama dirimu yang sudah menetapkan rok sebagai identitas. Aku walaupun dah lulus masih belum seperti itu ehehe
Saya suka pakai rok dan celana, fleksibel. Tdk ada ketentuan baku kapan pakai rok dan kapan kudu pakai celana panjang. Tapi mostly, kalau ke kondangam, pengajian, dominan pakai rok/gamis.
BalasHapusKalau saatnya kerja out door, prefer pakai celana panjang.
Saat masih kuliah, lbh srg pakai rok, bahkan saat ada kegiatan kampus di alam terbuka (camping, main ke air terjun,dll), saya nyaman2 saja pakai rok panjang kala itu.
kalau aku ke mana2 daridulu pakai clana kain yng nggak ketat sih nyamannya gitu hehe, kalau rok suka pakai sih tapi kalau lagi mood aja hehe
BalasHapusKereeen banget Roos...
BalasHapusAku pas di usiamu, masih males banget pakai rok.
Lbih seneng mix and match sama skinny jeans.
Barakallahu fiik, adikku.
Aku cowok.. penasaran knp masih ada cewek yg gak mau pakai rok.. karna aku liat cewek pke rok itu rasanya nyenengin gmn gtu.. bukan fokus ke roknya, tp ke ceweknya.
BalasHapusDari situ ada rasa penasaran mencoba apa yg bikin cewek gak suka pakai rok.. *sebelum Nemu tulisan ini
Setelah nyoba, aku sendiri justru lebih seneng pke rok (longgar) rasanya kaki lebih bebas, akhirnya ada kesempatan saat drama yg harus pke rok tanpa perlu khawatir. Apalagi kl (maaf) buang air kecil, gak perlu khawatir terkena cipratannya atau saat bilasan setelah buang air kecil.
Andai dibolehin pke rok.
Buat kalian para cewek ayo pakai rok!! Cari rok nyaman buat kalian pakai, dan akan ningkatin penilaian di mata cowok.
Saya cowok juga senang pakai rok. Awalnya pas kuliah jurusan saya seni tari pas kuliah praktik tari putri diharuskan memakai jarik. Tapi ternyata nyaman juga beda sama celana rasanya dingin enak, longgar, tidak ada yg mengganjal..... Di tengah seperti celana. Dan ini juga dirasakan sama teman cowok seni tari yang lain juga jadi kalau pas mata kuliah pakai jarik penari laki-laki kompak pada ga pakai kolor semua. Andaikan ada rok yang dirangcang khusus untuk laki-laki dan bisa dipakai umum saya lebih milih memakai rok. Masih beruntung saya tinggal di daerah jawa kadang saya pakainya jarik pergi keluar tidak jadi cemoohan.
BalasHapus