Konten [Tampil]
Pemilu 2019 rame banget ya. Yang bikin rame yaa… perang di medsos dan argumen para pendukung. Hal ini cukup menarik sih. Sebab, orang-orang berbondong-bondong menyuarakan pendapatnya dengan penuh percaya diri dan tanpa ada rasa takut. Alhamdulillah banget, saya dilahirkan di negara yang menjunjung tinggi demokrasi.
Mencermati Pemilu 2019
Pemilu 2019 kan memang rame banget ya. Saya juga belajar dan mencermati, mengenai capres dan caleg terbaik yang harus saya pilih. Hampir tiap malam, saya diskusi sama si Mas, mengenai pilihan capres cawapres 😁Kami satu suara. Hanya saja si Mas cukup berani untuk menyatakan ketidak sukaanya kepada kubu lawan. Kalau saya sih, tetap menghormati kubu lawan. Jadinya, saat diskusi dengan si Mas, saya mencoba untuk kontra.
Ya kita memang satu suara. Tapi kan diskusinya mana seru kalau sama-sama pro dan seiya sekata. Ya saya harus kontra lah, biar seru. Juga, supaya kita tidak menutup mata dengan fakta-fakta yang ada. Kita harus bisa mengkritisi apa yang terjadi 💁
Saya harap-harap cemas pada pemilu 2019. Khawatir enggak nyoblos seperti pemilu tahun lalu. Padahal saya ingin sekali menyampaikan suara saya meski hanya dalam bentuk coblosan.
Nyoblos Pemilu 2019 dengan Modal E-KTP
Jadi begini ceritanya, tahun lalu, di daerah saya ada pemilu untuk memilih Bupati. Tapi saya sekeluarga enggak dapat A5. Pengen sih mengurus surat-menyurat, tapi ya saya tunduk kepada Ayah. Kalau Ayah enggak berangkat, ya kami enggak akan berangkat juga. Jatohnya, kami pasrah banget terhadap pemilu. Kurang greget ngerasain euforianya 🎉Tahun ini, keluarga kami juga tidak mendapatkan A5. Sebabnya masih sama. Kami pindah ke rumah baru. Sementara keterangan kependudukan kami masih tercatat di rumah lama. Rumah yang di rumah lama ya masih ada, hanya saja enggak ditempat. Maka dari itu Ayah enggak mengurus perpindahan.
Mulanya saya pasrah sih. Pesimis karena Ayah cukup malas untuk mengurus administrasi macam itu. Ya saya sebagai anak, cuma bisa manut, enggak bisa melangkahi. Jadinya, pasrah deh. Biar saya memberikan suara lewat doa 😇
Lalu, pagi tadi, saat baca-baca berita di medsos… kok ya ada yang mengganjal ya kalau saya enggak ikut mencoblos. Sebab, ini momen yang terjadi 5 tahun sekali. Ini pesta demokrasi. Pestanya rakyat Indonesia, yang bahkan diirikan oleh negara lain.
Kenapa saya enggak nyoblos aja ya? Toh saya bisa ikutan nyoblos pada e-KTP jam 12 siang di TPS daerah rumah lama.
Wuah, Alhamdulillah saya punya semangat untuk mencoblos. Iya, saya ingin merasakan pesta demokrasi. Pengen pamer kelingking bertinta ungu ey 😅
Jadinya, jam setengah 12 siang, saya berangkat ke daerah rumah lama. Nyari TPS, yang petugas ya tetangga-tetangga. Mereka masih mengenali saya. Jadi, yaa aman sih. Tinggal bilang kalau enggak dapat A5, lalu menunjukkan e-KTP. Aman deh. Toh, lahwong saya memang warga sana. Petugasnya pun pada kenal 😊
Alhamdulillah… akhirnya bisa memperjuangkan kesempatan untuk melakukan hal baik yang terjadi 5 tahun sekali.
Pilihan Capres dan Caleg
Soal pilihan capres, jelas dong pilihannya. Saya memilih yang terbaik.
Pilihlah karena engkau mendukung dan menghormati, bukan karena engkau membenci
Lalu pilihan caleg, ini yang menarik. Beberapa nama sudah saya kantongi sebelumnya, tapi saya lupa mereka mencalonkan diri di legislatif bagian mana, juga mereka nomor berapa.
Kebetulan, ada seorang sahabat yang lingkungan pendidikan kami sama mulai dari TK sampai SMA, yang dia berkoar-koar di medsos bahwa dia memilih guru dan kakaknya 💁
Waw, who is he? Boleh dong minta rekomendasinya.
Akhirnya dia menyampaikan pilihannya. Untuk DPR Kabupaten, dia merekomendasikan kakak tingkat kami semasa SMA. Dulunya dia OSIS, terpercaya lah. Kemudian, untuk DPR Provinsi, dia merekomendasikan seseorang yang dulunya adalah kepala sekolah saat kami SD. Oke, 2 nama telah dikantongi 😉
Lalu, untuk DPR RI, dia merekomendasikan nama seseorang… yang enggak tahu siapa. Eh ternyata sosok yang direkomendasikan adalah artis FTV. Adyyaaaa. Gak ngaruh-ngaruh banget lah ke saya, haha. Btw thanks ya rekomendasinya.
Maka, saat berada di bilik saya. Saya cari tuh 2 kandidat yang sudah saya kantong namanya. Lalu, untuk DPR RI dapil Jember Lumajang dan DPD RI, saya memilih nama yang sering saya lihat di banner-banner yang terpampang di jalanan Jember Lumajang. Hahaha 😆
Ternyata, pasang banner-banner di jalan itu ngaruh juga loh ya. Nih, buktinya ke saya. Gimana enggak ngaruh ya, lahwong tiap pekan saya melewati jalan itu dan pasti baca tulisannya. Haha 😆
Hanya saja, kalau boleh ngasih saran… Saat bikin banner, usahakan jangan hanya menampilkan foto dan nomor pilihan. Coba deh di beberapa tempat, disertakan tulisan tentang prestasinya. Jadi, kami bisa memilih karena kami tahu calegnya berprestasi. Bagaimana?
Nah, itu sih sekelumit cerita keseruan dan euphoria Pemilu 2019 yang Alhamdulillah tidak saya lewatkan, hehe 😅😆😎
Sampai jumpa di Pemilu 2024 ya. Kami menunggu wajah-wajah baru yang segar. Kami siap memantau!
Wassalamualaikum wr wb 💕
Milih siapapun, yang penting tetep rukun. Toh siapapun yang menang tugasnya sama, membangun Indonesia.
BalasHapus