Konten [Tampil]
Akhir tahun lalu, saya liburan bersama teman-teman ke Malang. Destinasi utama kami adalah Sumber Maron. Wisata alam pemandian yang ada wahana tubingnya. Sebelumnya, saya dan teman-teman browsing gambar dan fotonya di linimasa Instagram, sangat menggiurkan. Cocok banget untuk kami yang butuh refresh pikiran dengan main-main air 💦
Kami berangkat siang hari. Harusnya sih bisa pagi hari. Tapi teman-teman mager, santai-santai dulu di rumah Gutte. Cuaca saat itu mendung, tapi kami tetap nekat ke Sumber Maron. Enggak sah kalau liburan enggak basah, hehe 💦
Informasi lengkap tentang Sumbermaron mengenai lokasinya, harga tiketnya, fasilitasnya, mitosnya dll silakan baca di postingan berikut ini: Informasi Lengkap Tentang Wisata Sumbermaron. (Sengaja dipisah informasinya, soalnya yang mau diceritain banyak banget, hohoo) 😆
Bermain tubing di Sumber Maron ini cukup menarik bagi saya, karena cukup berbeda dengan yang lainnya. Titik start nya berada di dekat sumber mata air. Namun kita boleh mencuri start di mana saja, karena sungainya cenderung dangkal dan relatif aman 💁
Waktu itu kami berenam. Siti di bagian depan, sambil pegang kamera. Sementara di belakangnya ada Dyah, Gutte, Lely, saya dan Rafi. Yang belum pernah main tubing yaitu Dyah, Gutte dan Rafi. Makanya Dyah dan Gutte ditaruh di tengah. Sementara Rafi tetap di bagian belakang karena dia cowok 👨
Saat kita duduk di ban, kita harus saling bergandengan. Tapi yang bergandengan bukan tangan, melainkan kaki. Kakinya diapit oleh ketiak teman di depannya. Begitu seterusnya. Jadinya aman. Pokoknya kaki jangan sampai terlepas 💁
Baru naik ban, Gutte sama Dyah udah teriak-teriak. Healaaah. Iki arek-arek cerak-cerik opo toh? Kok rame banget 😏
Sederhananya, mereka teriak-teriak khawatir. Khawatir jatuh, khawatir tenggelam, khawatir terpisah, dsb. Sementara itu, si Rafi diam aja. Menahan rasa takut. Mukanya merah. Cemas. Hahaha 😄
Boleh ditebak, sepanjang perjalanan yang teriak-teriak kepanikan adalah Dyah dan Gutte. Sementara lainnya ketawa sampai nangis. Bukan ketawa karena menikmati keseruan main tubing, melainkan ketawa karena Dyah dan Gutte paniknya luar biasa 😆
Tips spesial. Saat naik tubing yang beriringan seperti ini, percayakan kaki pada teman depannya. Tangan disimpan saja, santai saja. Tangan enggak perlu ke sana kemari untuk alasan apapun 💁
Sementara itu, kalau dari jauh terlihat ada arus yang posisinya agak tinggi dari arus lainnya, bisa dipastikan bahwa di bawahnya ada batu. Maka saat tahu akan hal itu, angkatlah pantat ke atas dengan keadaan siku menyangga ban. Jadi pantat kita aman dari terjangan batu yang kita lewati 💁
Sampai akhirnya… pasukan terlepas terbagi dua. Dyah hanya berdua dengan Siti. Sementara saya masih dengan Rafi, Lely dan Gutte. Gutte panik karena terpisah dengan rombongan di depannya. Gutte juga panik karena dia menjadi berada di depan sendiri. Sementara itu Dyah juga panik enggak karuan, sedangkan Siti malah berkaca cantik di depan kamera. Hhhh….😅
Btw saya lupa detail cerita main tubing setelahnya, hahaha 😆
Lalu entah bagaimana ceritanya, yang jelas kami tergabung lagi dalam satu rombongan. Sampai akhirnya kami sudah melewati jembatan hingga berada di muara air terjun 💦
Dyah dan Gutte ngotot pengen berhenti dan turun di sini. Tapi kami tidak menyetujuinya. Kami masih ingin lanjut main tubing sampai ke finish, demi melihat Gutte dan Dyah teriak-teriak. Hahaha 😄😄😄
Selanjutnya, masih ada lagi nih momen seru lainnya. Siti ngajak teman-teman lainnya untuk dadah-dadah melambaikan tangan. Jadilah kita dadah-dadah dengan 1 tangan, kecuali Gutte yang melambaikan dengan 2 tangan. Sehingga jelas sudahlah Gutte terlepas dari rombongan lalu teriak-teriak panik 😅
Kami sih senang-senang aja ya lihat Gutte sehectic itu. Tapi enggak tega juga sih, hahaha. Akhirnya saya coba meraih bannya Gutte dan Alhamdulillah berhasil. Kini kami semua berada dalam satu rombongan yang sama lagi sampai ke garis finish 😄
Jalur lintasan tubingnya enggak terlalu jauh kok. Kalau enggak salah kira, cuma 1,5 km dan kami belum puas dong. Kami ketagihan, kecuali Gutte dan Dyah. Mereka berdua menyerah. Dirayu-rayu pun, untuk mengambil sendalnya Gutte yang hilang, tetap bersikukuh enggak mau 😆
Jadilah kami berempat yang berangkat lagi untuk main tubing. Kami jalan lagi menyusuri jalanan pinggir sungai sambil membawa ban. Dirasa-rasakan ternyata jalannya cukup jauh, tapi main tubingnya sebentar. Yongalah… hahaha 😄
Posisi rombongan kami berbeda lagi. Siti minta di belakang. Jadilah urutan posisi tubing dari depan adalah Lely, saya, Rafi, dan Siti 💁
Ketika kami main tubing kedua kalinya… suasananya terasa aman, nyaman, damai, tentram, dan tenang. Para pembuat keramaian: Dyah dan Gutte, tidak lagi ikutan. Jadinya, sepi. Hahaha 😄
Sampai akhirnya kami tiba di muara dan disambut oleh Dyah dan Gutte. Kami dadah-dadah sambil mengayunkan sendalnya Gutte yang kami temukan di tengah lintasan tubing. Untungnya kami main tubing lagi sehingga bisa menemukan sendalnya Gutte, hehe 💪
Setelahnya, kami leyeh-leyeh ke dekat air terjun. Main-main air ala kadarnya. Puas-puasin diri sebelum retorika kembali menyerang kehidupan 💪
Wahaa…. Pengalaman main tubing di Sumbermaron memang seru banget, apalagi kalau mainnya rame-rame. Dijamin makin seru dan akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan 😃
Sempol, dimakan hangat-hangat setelah tubing |
Sumbermaron ini menjadi destinasi wisata terakhir kami liburan di Malang. Seharusnya sih main ke Milkindo Green Farm, sayangnya hujan. Jadinya kami langsung balik ke rumah Gutte, leyeh-leyeh lagi 😅
Ah ya, saat liburan di Malang, kami bikin vlog. Ini Rafi sih yang keukeuh bikin vlog, sejak hari pertama ia tiba di Malang. Silakan tonton yaaa…. Berikut tautannya:
Sepertinya cukup segini ya cerita pengalaman main tubing di Malang. Hohoo… seruuuuuw. Pengen main tubing lagi deh. Entah sama siapa, haha 😂
Lalu, kamu? Kapan mau main tubing? Eh, berani?
Wassalamualaikum wr wb 💕
asik nih liburan ke malang dan jajal wahana somber maron. malah jadi keinget band luar negeri dgn nama Maroon 5. he he.
BalasHapuskulinernya juga enak tuh mbak.
sedep banget maen aernya. aku suka sih liat yang bening begini. Pasti sejuk banget nih, tapi rame banget kayanya hehehehe
BalasHapusAhahaha.. Masih rejeki ya sama sandalnya.. Jadi pengen kesana juga. Sempolnya enak nih kayanya anget2
BalasHapusKayak Gua Pindul di Jogja ya. Btw, itu kalo sendirian bisa gak sih?
BalasHapusWah kasian si gutte dan dyah kebayang kalo ikutan pastu histeris kaya gutte juga secara belum pernah main itu
BalasHapusMain tubing begini lebih menantang drpd naik perahu karet. Cocok jd kegiatan weekend ini ya kak ros.
BalasHapusSerunya! Aku terakhir main pakai ban itu di Jogja tapi susur gua gitu. Itu airnya bening banget jadi kebayang segernya kaya apa
BalasHapusPenasaran sama keseruannya yang terekam di jejak vlog...
BalasHapusLink nya belum adakah, Rhoos?
Kompak terus yaa....adik-adik canciik~
Hahaha aku ngebayanginnya ngikik, antara kasian dan ketawa liat Dyah dan Gutte. Tapi seru ya mbak kalau main tubing rame2 gitu
BalasHapusWaaahh seru, aku sekali aja main tubbing di Klaten. Di Malang jg udah mulai menjamur ya permaina ini :D
BalasHapusBetul kalau tubbing jaraknya lbh pendek biasanya, dibanding rafting. Jdnya kyk pengen ngulang lagi gtu dr awal hehe :D
duh seru banget sih main tubing di Malang. Jadi pengen balik lagi deh ke sana.
BalasHapusNanti ajak aku main yaa. Aku berani kok*
Aku kok lebih tertarik Sempolnya ketimbang main airnya yah?
BalasHapusHahahah
Latar belakange om-om karo bapak-bapak.. haha
BalasHapus