Konten [Tampil]
Akhir-akhir ini, persaingan di dunia kerja semakin ketat. Para pelamar dari berbagai jenjang, saling menyetorkan ijazahnya ke beragam lowongan pekerjaan. Yang kemungkinan besarnya: tak terlirik ๐ถ
Sebab, dokumen yang disetorkan itu single alias jomblo. Hanya ijazah saja. Tanpa pendamping. Pendamping yang dimaksud adalah: sesuatu yang dapat menjelaskan bagaimana kualitas diri si pemilik ijazah ๐
Ijazah yang Semakin Bertebaran
Sekarang ini, sudah banyak orang yang memiliki ijazah. Tentu hal ini menjadi salah satu prestasi Indonesia. Sebuah dampak baik yang menunjukkan naiknya tingkat kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan. Khususnya pendidikan formal: wajib belajar 12 tahun ๐Namun ternyata… ijazah saja enggak cukup. Belum cukup untuk menunjukkan bahwa diri kita layak bekerja di kompetensi tersebut. Karena ijazah hanya sebatas nilai yang menunjukkan kemampuan akademis. Bukan menunjukkan skill yang terasah dan mumpuni ๐ช
Maka, kita membutuhkan sesuatu yang dapat menopang ijazah tersebut supaya tetap terlihat oleh mata para HRD, lalu terpilih. Sesuatu tersebut adalah portofolio. Semacam kartu AS yang ampuh dan mampu memenangkan permainan ๐
Apa itu Portofolio?
Sederhananya, portofolio merupakan kumpulan dokumen yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses seseorang dalam mencapai goals yang telah ditetapkan ๐Ia menunjukkan catatan ketertarikan (interest) dan minat (passion) seseorang yang terwujud dalam bentuk aksi maupun output. Dikumpulkan selama bertahun-tahun, sebagai bentuk konsistensi dan pengembangan kualitas diri ๐ท
Portofolio bisa berupa kumpulan karya fotografi, kumpulan link portal berita yang memuat tulisan kita, bukti pekerjaan dari klien, dsb. Berikut ini adalah contoh tulisan saya yang dimuat di media massa. Bisa dijadikan portofolio juga looh..
Contoh portofolio lainnya adalah sertifikat seminar, sertifikat pelatihan, sertifkat menjadi pembicara, sertifikat menjadi pemenang lomba atau minimal menjadi menjadi peserta lomba, dsb. Kumpulkan semuanya. Simpan dengan rapi dalam map besar. Bila sewaktu-waktu dibutuhkan, maka mudah untuk mengambilnya ๐
Ya… sebenarnya ijazah sekolah termasuk salah satu portofolio. Namun, setiap perusahaan, start up, atau lembaga, akan lebih tertarik bila pelamarnya yang berijzah, juga mengantongi portofolio yang menunjukkan passion dan ketertarikannya.
Jadikan portofolio tersebut kartu AS-mu bila ingin mengajukan diri untuk mendapat job yang diimpikan ๐
Ijazah itu yang Utama, tapi Portofolio Menjelaskan Semuanya
Memang, ijazah memainkan peran penting bila kita ingin melamar suatu pekerjaan. Namun sejatinya, portofolio akan menjadi nilai tambah yang semakin diperhitungkan. Sebab, portofolio menjelaskan semuanya. Tentang kompetensi, skills dan passion kita ๐Terlebih lagi, bila kita merujuk mengenai profesi mandiri atau profesi di masa depan, maka portofolio beserta karya-karyanya adalah sesuatu yang tak bisa ditawar lagi. Boleh dibilang, portofolio memiliki nilai yang lebih tinggi daripada ijazah. Percayalah ๐
Miliki Keduanya: Ijazah dan Portofolio
Maka dari itu, milikilah keduanya. Belajarlah di sekolah. Mulai dari SD, SMP, hingga SMA. Lalu lanjutkan kuliah. Bila tak punya biaya, berusahalah cari beasiswa. Boleh juga cari orang tua asuh. Atau ya mencari pekerjaan paruh waktu seperti freelance writer, translator, dsb. Manfaatkan semua skill yang dipunya ๐Sembari berjuang mendapatkan ijazah, maka berjuanglah juga untuk mengumpulkan portofolio. Semakin banyak, ya semakin bagus. Juga, semakin banyak dokumen skills yang terkumpul, akan menunjukkan pengembangan skills kita yang semakin mumpuni ๐
Cara Mendapatkan Portofolio?
Ada banyak cara untuk mendapatkan portofolio. Ikutilah seminar-seminar atau workshop yang sesuai dengan minat kita. Saat mengikuti seminar, jadilah peserta yang aktif, minimal dengan mengajukan pertanyaan ๐Niscaya nama dan wajah akan dikenal, meski oleh segelintir orang. Namun, minimal kita sudah menumbuhkan rasa percaya diri. Lebih keren sih, kalau nanti dapat relasi ๐ญ๐ฌ๐ซ
Kita bisa mendapatkan portofolio sejak SMP atau SMA loh. Aktif di kegiatan OSIS, atau kegiatan ekstrakurikuler. Ikut saja lomba-lomba seperti lomba KTI (Karya Tulis Ilmiah), lomba nge-vlog, lomba dance, dsb ๐
Ikuti saja semuanya yang sesuai dengan minat. Jadikan ekstrakurikuler itu sarana refreshing dari penatnya rutinitas belajar di sekolah ๐
Dapatkan Portofolio di Luar Sekolah
Kita juga bisa mendapatkan portofolio sekaligus mencari ilmunya di luar sekolah. Kita bisa ikut komunitas kerelawanan, komunitas peduli lingkungan, dsb yang kita sukai. Memang, sertifikat atau apresiasi tertulis biasanya akan didapat setelah 1 tahun kemudian ๐
Namun cobalah mengerti, bahwa selama berproses 1 tahun itu, ilmu yang kita dapatkan lebih berharga dari selembar sertifikat. Kompetensi bertambah, relasi meluas, rasa percaya diri juga meningkat ๐
Ya Inilah Pentingnya Belajar di Luar Sekolah
Banyak hal yang bisa kita dapatkan bila kita keluar dari zona nyaman. Bertemu dengan orang-orang baru yang semangatnya patut ditiru. Mendapatkan ilmu-ilmu baru yang tidak bisa didapat di bangku sekolah. Juga kompetensi yang terkembang karena sudah bisa bekerjasama dengan masyarakat, yang merupakan real life ๐Saya pribadi, juga amat senang bisa belajar di luar sekolah. Manfaatnya luar biasa. Saya bisa menempa diri menjadi pribadi yang lebih berenergi, terlatih untuk berbicara di depan umum, bisa mengatur diri untuk lebih aktif dalam memberikan kontribusi kepada masyarakat ๐
Saya senang. Sangaaat senang ๐๐๐
Ini Cara Bijak Belajar di Luar Sekolah
Tanpa kita sadari, ada ratusan ribu lembaga atau komunitas pengembangan bakat yang bisa kita curi ilmunya. Namun, tetaplah bijak untuk memilih lembaga atau komunitas yang ingin diikuti ๐Pastikan ia merupakan lembaga tersertifikasi yang terpercaya. Atau minimal sudah menelurkan banyak karya. Namun boleh juga bila bergabung dengan lembaga atau komunitas yang baru dirintis. Percayalah, berjuang bersama sejak awal itu menyenangkan ๐
Nikmatnya Belajar di Luar Sekolah
Saya merasakan sendiri bagaimana nikmatnya belajar di luar sekolah. Semenjak SD, saya sudah mengikuti kursus Bahasa Inggris. Sangat membantu untuk skill komunikasi saya berbahasa inggris. Minimal bisa lancar dan merasa nyaman saat membaca majalah dari luar negeri ๐Saat SMP, saya bergabung dengan TBM (Taman Baca Masyarakat). Di sanalah saya melahap banyak buku bacaan beragam genre. Dari membaca, saya pun mulai belajar menulis. Apa saja ditulis. Skill menulis mulai mengambang dan hasilnya terasa hingga kini. Salah satu wujudnya ya blog ini ๐
Saat SMA, saya aktif di ekstrakurikuler sekolah, yaitu robotika dan mading (majalah dinding). Di kedua ekskul, saya didapuk menjadi bendahara. Sampai kuliah pun, saya berulang kali diamanahi menjadi bendahara. Alhamdulillah, bisa belajar mengatur keuangan ๐
Lalu saat kuliah, semakin banyak komunitas dan lembaga kursus yang saya ikuti. Nikmatnya belajar, terasa hingga kini. Membekas dalam lubuk hati ๐
Belajarlah di Dumet School yang Terpercaya
Namun, sebanyak apapun aktivitas di luar sekolah, saya masih saja merasa kurang dengan apa yang sudah dimiliki. Ibarat kata, saya haus ilmu ๐งKini, saya sedang haus akan ilmu yang dapat membantu untuk meningkatkan skills di dunia digital. Seperti copy writing, graphic design, dan fotografi. Hohooo… Banyak juga ya ๐
Saking banyaknya, akan lebih enak kalau belajarnya di tempat yang terpercaya. Bagi saya, kredibilitas sebuah lembaga kursus merupakan alasan utama memilih tempat belajar di luar sekolah ๐
Selain itu, soal pelayanan dan penawaran yang diberikan, harus sehati dengan saya. Saya ingin jadwal kursus yang fleksibel dan bersedia membimbing saya sampai bisa ๐ช
Dan saya mendapatkan kesemuanya itu di lembaga kursus Dumet School. Bahkan lembaga ini menjamin bahwa kelas akan tetap dimulai bila hanya ada seorang. Tak hanya itu, mereka juga memproklamirkan diri untuk siap menjadi tempat konsultasi bagi kita seumur hidup ๐
Singkatnya, Dumet School merupakan lembaga kursus terbaik yang memberikan pelayanan untuk belajar dan menguasai skills yang dibutuhkan di dunia digital. Antara lain: digital marketing, web master, web programming, dan desain grafis.
Mendapatkan Sertifikat Terpercaya Untuk Portofolio
Ketika kita sudah puas belajar, lalu merasa sudah mahir dan menguasai kompetensi tersebut, tentunya kita perlu bukti tertulis bahwa kita telah menyelesaikan pendidikan tersebut. Ya memang, hasil karya yang telah kita buat bisa dimasukkan sebagai portofolio. Namun alangkah lebih nikmat kalau ada bukti tertulis berupa sertifikat, bukan? ๐
Nah, bila kita belajar mengenai web master, web programming, digital marketing, dan desain grafis di Dumet School, maka kita akan mendapatkan sertifikat keahlian bidang tersebut yang disertai dengan nomor diknas loooh. Wuah, menguntungkan sekali ๐
Selain mendapatkan ilmunya, belajar sampai mahir, lalu kita juga mendapatkan sertifikat keahliannya. Sungguh Dumet School sangat mengerti akan kehendak kita: para pejuang kreatif di dunia digital ๐
Maka, jangan ragu memilih Dumet School sebagai tempat belajar untuk mengembangkan skills digital. Ia telah dipercaya oleh banyak brand terkenal untuk bekerjasama. Juga, ia telah melahirkan ribuan pejuang kreatif yang siap bertempur di dunia kerja ๐
Jadi, segeralah meluncur ke website Dumet School dan mengikuti jejaring sosialnya di facebook dan Instagram. Pelajari dulu, simak baik-baik, pikirkan baik-baik, dan belajarlah dengan bismillah ๐
Wassalamualaikum wr wb ๐
Jadi penasaran pengen ngerti sertifikate Kak Ros.. haha
BalasHapusayok nang umah
Hapustak kei weruh
haha
Diupload dongs.. haha
Hapusenggak ah
Hapusbiar samean ke rumaaaah
Boleg juga nih Dumet School. Saya baca-baca dulu portofolionya.hehehe
BalasHapushehe, okey
HapusFavoritt emang kak ros, multitalentaa, berkaah selalu yaa mbak, perlu sekali rasanya mengikuti pendidikan di luar sekolah karena banyak manfaat penting yg bisa didapatkan, salah satunya lebih banyak pengalaman dan bsa memaksimalkan potensi yg dimiliki. suksess terus kak ross ~
BalasHapuslah kak lucky juga multitalented kok
Hapusiya, aktivitas di dalam dan di luar sekolah harus seimbang ๐
Enak ya sekarang ada Dumet School. Dulu kan belum ada. Pas lamar kerja bener2 baru, apalagi ekskulnya teater. Gak nyambung banget sama kerjaan yg kulamar, hahaa
BalasHapustapi kalau mau belajar ke Dumet School silakan, belum ada kata terlambat kok ๐
Hapusmemang pendidikan sudh menjadi penting sebagai dasar membuat portofolia ditambah kemampuan lainnya. tapi kak... itu kok dimloma ya kak? bukan diploma hehehe
BalasHapuswuah iya, orangnya typo
Hapusharusnya diploma.
haha ๐
boleh nih mbak, aku pengen belajar lagi. Bagusin portofolio juga
BalasHapussuip semangat
Hapusngumpulin portofolio itu gak kenal usia kok
๐
Aku rajin belajar di luar sekolah, tapi ga pernah kepikiran sama portfolio. Karena kadang aku merasa ilmu aku ngacak. Kemarin akhirnya mau bikin portfolio untuk jual diri, ehhh malah bingung sendiri akhirnya mau ngisi apa aja.
BalasHapusEeeeh... hahaha
Hapustapi sosmed juga portofolio loh teeh..
Sekarang pendidikan di luar sekolah formal memang bagus buat ningkatin skill. Karena sebenarnya belajar itu sampai akhir hayat
BalasHapussetujuuuuuu
HapusAku baru tau lho kalau sertifikat-sertifikat seminar itu masuk ke dalam portofolio wkwkwk selama ini yang aku pahami portofolio itu ya karya yang sudah dihasilkan soalnya,dan sertifikat (maupun ijazah) enggak bisa menunjukkan skill yang sesungguhnya. Alhamdulillah tanpa ijazah dan sertifikat masih banyak yang nawarin kerja huehehe
BalasHapushueeee keren sih ini
HapusDulu ingat banget jaman-jaman baru lulus kuliah.
BalasHapusBangga karena sudah lulus sekaligus cemas karena musti bersaing untuk masuk ke dunia kerja.
Dan bener aja...
Kebiasaan pas kuliah bikin laporan, yang paling panjang berarti paling keren.
Termasuk pas bikin portofolio.
Hahhaha...
Ternyata penting untuk fokus ke bakat dan jurusan kita.
Kalau menuliskan yang sangat jauh dari spesifikasi bidang keilmuan kita, pasti dikira kita gak serius pas kuliah.
hohooo setujuuuuuuuuu
HapusAku jd keinget meme di mana ada org yang baru lulus lagi wawancara kerja merasa hopeless krn perusahaan maunya yg berpengalaman. Ya mana bisa berpengalaman kan baru lulus. Akhirnya ada yg jawab: tunjukin aja aktivitas selama kuliah, ikut ekskul apa aja, magang dmn aja, kursus apa, dll :D
BalasHapusDumet ini kyknya bisa ya jd alternatif buat dapain portfolio pengalaman jg :D
TFS
iyes, sertifikatnya dari dinas juga
HapusIninih, seorang wanita yang jadi panutan banget karena kontribusi aktifnya pada masyarakat, salut!
BalasHapusBener sih ka maslaah portofolio tuh. Ngga cuma kerjaan tapi juga segala macam yang ada 'apply' nya speerti beasiswa. Pasti ada kolom mengenai keaktifan di institusi sebelumnya.
nah, betul
Hapuslah kan kamu juga keren zah
Iya bener bgt kak, portofolio emang penting yess
BalasHapusiyes tul
HapusUlasan yg sangat lengkap. Jd paham betapa pentingnya portofolio selama ini. Karena mengandalkan ijazah saja tdklah cukup.
BalasHapuspenting banget doong
Hapus