Konten [Tampil]
Saya suka hujan. Seringkali nungguin hujan datang. Menunggu hujan bukan berarti harus main dengannya sih. Cukup dilihatin aja dari sini, sudah membawa ketenangan kok.
Yang saya sadari, ketika hujan turun, seakan-akan berkah juga turun. Hawanya beda. Lebih sejuk. Lebih adem. Nyaman. Nyamannya memang bikin kita semakin tenggelam dalam selimut, tapi sayang banget kalau kita membiarkan hujan lewat begitu saja. Sebisa mungkin, saya menikmatinya dalam keteduhan. Memandangnya dengan kedamaian 😇
Hujan pagi hari,
mengingatkan saya tentang setahun lalu. Ketika saya merasa nyaman tanpa gangguan apapun. Cuma menemani Ibu di toko. Melayani pembeli yang membutuhkan kresek atau mantel kresek untuk berangkat kerja atau sekolah.Saat pembeli yang notabene adalah siswa, sudah pada masuk sekolah, biasanya saya diam di toko. Saya nunggu toko, biasanya sambil ngeblog. Saat itu saya ngeblog masih receh-receh. Ya sekarang receh juga sih, tapi jarang 😆
Hujan siang hari,
mengingatkan saya tentang kepanikan akan jemuran yang belum diangkat. Kejadiannya satu bulan lalu. Kala itu, saya sedang kuliah. Di ruangan kami, tidak ada jendela yang menghadap keluar. Praktis, tidak tahu keadaan cuaca di luar 😑Tiba-tiba, terdengar suara keras yang datang berduyun-duyun. Seperti suara hujan deras. Pikiran saya langsung pecah. "Ini hujan?" bisik saya kepada teman-teman kuliah. "Kayaknya iya, Ros".
"Wuaaaaa jemurankuuuuu", ucap saya lantang seketika, sampai dosen kuliah iba kepada saya. Saya pasrah dah. Entah anak kosan ada yang bantuin ngangkatin jemuran atau enggak, bebas dah. Ya Alhamdulillah ternyata jemuran saya diangkatin oleh teman-teman, hehe 😆
Hujan depan kosan |
Hujan sore hari,
mengingatkan saya dengan seseorang. Kala itu kita main ke Puslitkoka. Keliling-keliling kebun, ngasih makan rusa, naik kereta kayu, dsb. Kita main dari siang sampai sore. Sore, cuaca cukup gelap. Pertanda hujan. Lekas-lekas kami menuju tempat parkir, meski tahu bahwa saat pulangpun akan terkena hujan.Saya selalu menyiapkan 2 mantel di bagasi sepeda motor. Mantel kelelawar dan mantel pakaian. Tentu saja saya pakai mantel kelelawar karena pakai rok 💁
Lau, si dia? Cuma ada satu mantel pakaian. Oke aja sih kalau dipakai. Cukup dan pas di badannya. Tapi ini mantelnya bermotif polkadot. Warna ungu pula. Masih bersedia memakainya? Enggak malu? Enggak nunggu hujan reda aja?
Ealah, ternya si dia mau pakai mantel motif polkadot itu. Yaelaaaah, hahaha 😅
Lalu, kami menyusuri jalanan Ajung-Jember dengan hujan-hujanan~~~
Hujan malam hari,
sepertinya belum ada kenangan yang berarti atau membekas. Hahaha. Ya mungkin suatu hari nanti.Itu lah hal-hal yang terkenang saat hujan turun. Turunnya hujan, menenangkan hati. Semakin yakin bahwa setiap waktu memiliki kenangan indahnya tersendiri.
Lalu, kamu? Bagaimana kenangan yang selalu kamu ingat saat hujan turun?
Wassalamualaikum wr wb 💕
Hujan memang ada kesan tersendiri yang dimiliki masing masing orang. Wkwkwk..tapi yang perlu diingat adalah salah satu waktu do'a mustajab adalah ketika turun hujan :-)
BalasHapusiyes
Hapusapalagi pas lagi salat ya
💕💕
Aku kalo hujan biasanya males buat kluar rumah juga beraktifitas. Hujan cocok pas nggak ada kegiatan, terus tidur nyenyak. Kalo malam hujan pasti ada suara kodok.
BalasHapuskalo lagi bosen ya tidur
Hapus... lalu hujan menenangkan
hohooo
💕💕