Konten [Tampil]
Siang itu, selepas mengurus administrasi perkuliahan, saya bersama seorang rekan datang ke sebuah kafe. Kami sudah lama nggak nongkrong cantik macam ini. Tujuan kami ke sana adalah menunggu tibanya aktivitas selanjutnya dua jam kemudian.
Kafe tersebut buka pukul 10 siang. Kami datang setengah jam kemudian. Seperti dugaan kami sebelumnya, kafe siang hari akan selalu sepi, berbeda dengan malam hari yang kafe akan terlihat ramai pengunjung. Memang benar, kamilah pengunjung pertama kafe tersebut.
Sekitar 8 bulan lalu saya ke sana, mencicipi setiap jengkal ruangannya. Kafenya keren. Sudut-sudut interior ruangannya juga keren. Ada beberapa spot foto yang instagramable banget.
Namun sayangnya, kini barang-barang di kafe tersebut tak terawat. Jajaran bohlam putih yang mengatapi tangga, diselimuti banyak kotoran. Kotorannya semacam kotoran lalat atau mungkin laron. Saya kurang paham benar. Yang jelas, bohlam-bohlam itu kotor. Bisa-bisa sampai jijik deh saat melihatnya.
Sayang ya.. tempat dan fasilitas yang keren seperti ini tak terawat. Mbok yo dibersihkan gitu. Lampu bohlam yang kotor-kotor itu, dibersihkan, dilap, dsb. Supaya tampak cantik, juga supaya orang-orang betah kalau mau foto pake background susunan lampu bohlam yang semakin meninggi itu. Toh, karyawannya kalau siang nganggur, jarang pembeli. Alangkah lebih baik kalau waktu senggangnya digunakan untuk membersihkan interior ruangan beserta fasilitasnya. Supaya tetap cantik dan keren.
Kemudian kami masuk ke dalam kafe. Kami memilih tinggal di dalam ruangan yang ber-AC, daripada yang di luar. Kalau di luar, cukup bising. Kafe bagian luar lebih cocok dinikmati saat malam hari. Sedangkan kalau siang, paling enak di dalam ruangan.
Salah satu kekhasan dari kafe tersebut adalah tersedianya sofa besar nan empuk dengan sandaran yang tinggi serta dudukan yang rendah. Sofanya khas kafe itu banget deh.
Seperti biasa, kami akan memilih sofa yang empuk tersebut. Namun alangkah kagetnya kami saat mendapati sofa-sofa tersebut kotor. Kotornya seperti kotor bekas air yang kotor, tumpahan air, atau bisa jadi terkena air hujan dari atap yang bocor. Hmm, mungkin bisa juga karena lembab sih.
Kami akan masih merasa oke kalau sofa yang kotor hanya satu biji, eh njilalah ternyata seluruh sofanya kotor semua. Kami sampai bingung mau duduk di sofa yang mana. Alhasil, kami memilih duduk di tempat lain, yang kursi kayu namun bersih.
Perihal sofa yang kotor tadi, boleh banget kalau kain sofanya diganti. Ngeluarin duit agak banyak untuk memperbaiki fasilitas yang jadi andalan kan enggak ada salahnya. Justru dampaknya akan semakin bagus. Misal, semula sofanya berwarna biru kuning, kemudian berganti warna hijau putih, atau pink ungu. Kan makin kece tuh kafe. Kalau sering ada pembaharuan interior, enggak heran kalau kids zaman now akan mengunjunginya berulang kali sehingga membuat kafe ramai selalu.
Jadi, penting banget ya untuk merawat fasilitas yang ada. Sama halnya dengan saya dan rumah.
Lantai 2 rumah kami, sudah lama nggak ditempati semenjak saya kuliah, pun sampai kini. Memang sih, fasilitas di lantai 2 lengkap, tapi rupanya saya dan Adek lebih suka kruntelan di lantai 1 bersama Ayah dan Ibu. Pun lebih demen rebutan remot tv meski di lantai 2 juga ada. Jadinya, kini lantai 2 sebagiannya dijadikan sebagai gudang.
Meski lantai 2 tak berpenghuni, namun kami wanti-wanti supaya ruangannya tidak kotor. Kami belum tentu sempat membersihkannya sebulan atau seminggu sekali. Biasanya kami akan membersihkannya saat ada liburan yang cukup panjang dan kami merasa sudah cukup waktu untuk beristirahat atau bersenang-senang. Maka setelahnya, saatnya saya dan Ibu bersih-bersih lantai 2.
Bersih-bersih itu perlu, karena merupakan sebagian dari merawat barang, juga sebagian dari iman. Sedih ya saat tahu ada barang yang bagus banget, tapi nggak dirawat oleh pemiliknya. Ngerasa emaaan banget… sama duitnya, hehe. Gara-gara barang mahal cuma dimiliki dan dipakai saja tanpa dirawat.
Oleh karenanya, sesibuk apapun kita, pastikan kita masih tetap meluangkan waktu untuk membersihkan dan merawat barang yang kita punya. Apalagi hati, harus dijaga dan dirawat dengan baik dan hati-hati.
Wassalammualaikum wr wb
mmmmm.... mungkin nunggu uluran tangan Mbak Ros untuk membersihkannya. :)
BalasHapusThat's! Ini sama aja kayak, 'ibadah itu harus istiqamah' huehehhehe. Jadi gak cuma sehari seminggu aja baik, tapi konsisten berkelanjutan. Sayang kalau kafe cantik cuma sebulan pertama, trus abis itu gak ada maintenance kebersihan. Jaminan yang yang datang bakal males balik lagi deh.
BalasHapusMungkin pegawainya memilih istirahat kalau siang karena malamnya pengunjung banyak jadi ga sempat istirahat, kak. 😁
BalasHapusBersih2 kalau dilakukan sesering mungkin malah meringankan pekerjaan ya. Tapi biasanya males, suka nanti2, tahunya kotoran sudah menumpuk dan butuh tenaga lebih untuk membersihkannya :)
Sayang banget ya kalau adatempat makan/kafe yang kotor jadi bikin males, memang benar sih dengan merawat itu artiny memiliki, saya suka wanti-wanti sama anak-anak untuk merawat mainan mereka
BalasHapusNah, postingan ini cocok banget untuk dibaca oleh para pemilik kafe. Selain langkah awal membangun, proses perawatannya juga harus rutin. Kalau para pengunjung merasa kurang sreg dengan ketidakbersihan tersebut kan kafe juga yang rugi.
BalasHapusEaaaa kata2 penutupnya nampol banget. Barang aja perlu di rawat apalagi hati. Cinta kalo ga di rawat jg bisa berkarat dan kotor ya. Eaaa.. Baper gue..
BalasHapuskebersihan merupakan hal penting bagi bisnis yg berhubungan dengan kuliner
BalasHapusklu tempatnya kece..fasilitas bagus..tp klu kotor bikin illfeel ya
mungkin kafenya kurang kontrol oleh owner..jd karyawannya tidak memikirkan masalah kebersihan sedetil itu
atau ownernya mmg ga peduli
Ahahahah benar sekali perlu dirawat apalagi kalau rumah yang bikin pegel banget kalo bersih2, pun kalo liburan doang. Aihhh, yang kafe boleh tuh mbak dikirim di bagian kritik dan saran biar faslitasnya juga maksimal, mungkin kan cuma fokus ke menyiapkab makanan saja hihihi.
BalasHapusYap bener banget...apapun itu merawat jauh lebih sulit daripada memiliki...
BalasHapusPunya mobil mahal kalo gak dirawat cepetan rusak..dan biaya perawatan juga mahal...begitu juga cinta..jika telah kau dapatkan ..rawatlah ia..jika tidak bakalan lari ke pelukan yang lain..#eh ini bahas apa ya..wkwkwk
Sayang banget ya kak. Padahal tempatnya bagus. Kalo diperbaiki dan dibuat senyaman mungkin bisa jadi base camp atau bahkan jadi coworking space. Jadi semakin banyaknyang datang dan m3nikmati suasananya
BalasHapusEmaaaannn banget ya kalau melihat kondisi seperti itu. Barang-barang yang bagus yang mungkin juga unik, susah dapetinnya atau bikinnya, eh trus gak dirawat. Hemmm..
BalasHapusBtw bener banget tuh, hati harus dirawat dengan hati-hati :)