Konten [Tampil]
Hmm, tidur di luar rumah? Dalam rangka apa? Saya siiih, biasanya mendengar kata "tidur di luar rumah" ini dari para istri yang menyuruh suaminya tidur di luar rumah karena kedapatan berbuat salah. Duh laaaah, efek sering nonton sinetron dan ftv-ftv ini lah, hehe.
Kalau perempuan, kayaknya jarang banget tidur di luar rumah. Kalau cowok, hmm sering banget ya. Camping ke gunung, ke laut, duh laaah enak euy. Mau ngapain aja bebas. Beda kalau cewek, harus wanti-wanti banget karena harus siap jaga diri kapanpun dan dimanapun itu.
Jika direka ulang, hmm pertama kali saya tidur di luar rumah adalah ketika persami (perkemahan sabtu minggu) saat SD kelas 2. Lokasinya di lapangan seberang sekolah. Iya, di depannya itulah kami berkemah 😅 Nggak boleh jauh-jauh, apalagi itu adalah pertama kalinya sekolah kami mengadakan perkemahan. Iyaaa, saya adalah angkatan pertama di SD tersebut.
Ini adalah kemah pertama kami |
Rasanya kemah itu hmm... biasa aja sih... Saya merasa oke-oke saja dengan tempat tidur yang seadanya ala-ala anak kemah. Yaa mungkin sebelumnya Ibu sudah memberi tahu saya bagaimana kemah itu dan bagaimana saya harus bertindak.
Justru dari kemah itu, yang saya pikirkan dalam-dalam bukanlah tentang perkara nyaman atau enggak tidurnya, melainkan lebih kepada tuntutan untuk bertanggungjawab terhadap sendiri, siap untuk terus belajar, kemudian mengasah kepekaan terhadap suatu hal. Duh lah, masih kecil kok pikiran saya seberat itu ya 😅
Kali kedua saya tidur di luar rumah adalah ya kemah lagi. Perjusami (perkemahan jumat sabtu minggu) di Tempeh, kira-kira berjarak dua kecamatan lah dari kota. 2 minggu sebelum kemah, saya sudah menyiapkan barang-barang yang saya butuhkan. Tiap hari dicek. Kesannya terlalu bersemangat sih ya.
Eh tapi persiapan jauh-jauh hari itu membuahkan hasil loh. Saya bersama teman-teman dari barung putih, berhasil mendapatkan juara 1. Yeeeeeeey 👏👏👏 Senangnyaaaa, pengalamannya berharga banget. Nggak nyangka juga kami bisa menang. Selain kami banyak memenangkan perlombaan kecil dalam perkemahan tersebut, ada satu poin tambahan yang menjadikan kami mantap untuk dimenangkan. Yaitu kami berhasil membersihkan halaman tenda kami yang semula adalah tempat yang biasanya digunakan untuk membuang sampah. Sedih sih, tapi ternyata buahnya manis 😆
Ustadzah Tatik dan Ustadz Arbain, guru pramuka kami |
Untuk kemah-kemah selanjutnya, saat SMP dan SMA, hmm biasa saja. Rasanya biasa saja. Tak semenyenangkan di SD. Nggak ada yang berkesan sih. Bahkan saya lupa kami kemahnya di mana dan momen mana yang paling berkesan. Semenjak SMP itu lah, pramuka tidak lagi menyenangkan bagi saya.
Tapi saya masih tetap suka kok dengan pramuka, lebih tepatnya kagum kepada anak-anak sekolah yang masih giat pramuka. Semangatnya itu loh. Warbiyasah. Mereka mengeluarkan segala kekuatan fisik dan mental mereka untuk menggemakan sekitar dengan jalannya yang digedruk-gedruk. Walah, bikin rame deh.
Apalagi MTsN Lumajang, sekolah yang lokasinya ada di seberang rumah saya, beuh sering banget tim pramukanya menang. Kalau mereka latihan, bikin ketularan semangat. Apalagi kalau latihannya sampe sore, panas-panasan, kegerahan, terus mereka jajannya di toko kami, hehe. Lumayan banget buat menambah pundi-pundi penghasilan 😆
Eh, kembali lagi ke topik: tidur di luar rumah. Saya nggak pernah tuh, kepikiran buat bikin tenda di halaman rumah sok-sok tidur di luar rumah. Nggak tahu kenapa ya. Sepertinya yakin karena hal itu nggak akan pernah terwujud kali ya, hehe. Duh laaaah, orang tua saya begitu daaaaah, nggak mau repot-repot dan direpotin mewujudkan khayalan anaknya yang pengen sok-sok berkemah di halaman rumah. Palingan ntar malamnya digotong ke kamar lagi 😅
Eh tapi kalau bikin tenda di dalam rumah sih, tentu pernah. Saat saya kecil dulu, saya bikin tendanya pake selimut dan sprei-sprei kasur. Bikin tenda-tendaan di ruang keluarga. Di dalam tenda dikasih bantal guling dan boneka. Kemudian sok-sok tidur-tiduran, sambil kepalanya dikeluarin dari tenda, sembari nonton tv yang ada di depan mata. Mungkin saat itu saya merasa bahwa saya sedang camping di hutan, kemudian berpangku tangan di atas bantal sambil melihat pemandangan. Gitu kali ya imajinasi saya saat kecil 😅
Ceritanya beda sama Adek. Adek tentulah pernah bikin tenda-tendaan pake selimut dan tongkat pramuka. Ya dipasang pake tali pramuka beneran. Nggak tau mau dijadiin apa 😆
Selimutnya udah diberesin, karena sebelumnya diomelin Ibu, hehe |
Saat Adek mengetahui bahwa Ayah membeli tenda. Wuah, langsung dah Adek bikin tenda di dalam rumah, lebih tepatnya di ruang tamu. Ada kayaknya Adek tidur beneran selama 3 hari 3 malam di tenda itu, sebelum tendanya diberesin lagi pasca diomelin Ibu, hehe.
Adek di dalam tenda, dan ada adek sepupu yang tidur di atas kasur |
Adek di dalam tenda |
Saat kuliah, saya cukup sering berkemah dengan teman-teman organisasi saya. Entah kemahnya pake tenda, pake gubuk, atau apalah itu, semuanya berkesan. Soalnya jarang-jarang sih, hehehe. Tentulah masing-masingnya ada cerita tersendiri. Nggak cukuplah kalau diceritain di sini semuanya 😆
Pertama kalinya tidur di luar rumah, tapi ini tidurnya di dalam ruangan kelas sih, di salah satu SD binaan organisasi. Lampu padam sampai pagi hari. |
Kami bermalam di balai desa. Ini bukan acara KKN, melainkan capacity building |
Repot-repot masak, nyiapin malam, tidurnya kemah di Pantai Payangan, bareng teman-teman blogger |
Malamnya tidur di sini. Kecapekan banget. Saya tidur pulas banget. Cowok-cowoknya nge-game sampe subuh |
Ini di tanoker, bersama teman-teman 1 tim di Universitas Jember Mengajar |
Di Wisma Rayap. Suasananya adem banget. Sampe-sampe dua teman saya pake selimut saat diskusi berlangsung |
Keputusan yang ekstrem banget sih ini, ketika saya mengijinkan pengurus dan anggota saya untuk kemah di pinggir pantai. Duh laaah |
Saya menjadi tamu sekaligus pemateri. Senang sih bisa melihat pasukan baru yang mengasah softskill nya untuk turun tangan di SD-SD pelosok |
Wihiiii, itulah sepotong cerita tentang kegiatan saya yang bermalam di luar rumah bersama teman-teman organisasi maupun komunitas. Masing-masing kegiatannya, punya cerita tersendiri. Lain waktu saya ceritakan secara terpisah. Oke?
Nah, itulah dia, cerita remeh temeh saya tentang tidur di luar rumah. Ceritanya remeh banget. Eh ya, boleh juga baca cerita tentang tidur di luar rumah oleh para Enchanting Ladies:
Dian Ravi --- Tidur di Luar
Mude Mudrikah ---- Tidur di Luar
Hey Pipit --- Tidur di Luar
Zahra Nida ---Tidur di Luar
Terima kasih telah sudi membaca sampai akhir
Wassalammualaikum wr wb
Hahaha, jadi keinget jaman SD. Pengen banget mbak Cha GLAMPING!!! Cobain deh!
BalasHapuskemah kali pertama aku sih kelas 4SD mba dan itu menjadi pengalaman seru karena aku ga mau mandi di sungai wkwkwkk selama 3 hari bertahan untuk ga mandi :D
BalasHapusJaman SMP aku sering banget kemah juga
BalasHapuscuma gak ada fotonya samsek dan udah rada lupa juga sih
aku juga pernah punya impian bikin tenda kayak adekmu rhos.
BalasHapusmodalnya tuh jarik gendong, paku, palu, tali, bikin disamping rumah. berakhir g betah soalnya banyak nyamuk dan getl, akhirnya masuk rumah :D
Kocak bgt sih ade ros,bikin tendanya di ruang tamu,biasanya kan di halaman ya,pantes aja diomel ibu. Duh jadi pengen camping, tp gak mau diburu2 buat bangun jam 2 malem kayak pas pramuka, serem
BalasHapusAkuu juga angkatan pertama loh di SD wkwkwkw xD berasa udah kayak superior aja deh, selama 6 tahun gak ada kakak kelas. Dan enaknya, sampe sekarang dikenang :) wihiww wkwkw. Guru-guru yang lama pasti, 'itutuh angkatan pertama' eaaa hehehe.
BalasHapusStanding ovation :)
acara tidur di luar-nya kakak berfaedah sekali ya. Gak sekedar tidur di luar, tapi juga ada rapat-rapat yang menghasilkan suatu project luar biasa /dikeplak/ huehehe.
Menyenangkan ya rasanya bisa tidur dengan orang banyak, jadi tau muka bantal mereka '.'