Konten [Tampil]
Halo, apa kabar? Bagaimana weekendmu kemarin? Menyenangkan kah? Alhamdulillah, weekend saya juga menyenangkan, tetapi lebih menyenangkan pada weekdaynya sih, lebih tepatnya saat Senin-Selasanya, saya berkesempatan untuk staycation di kota sebelah. Yap, Banyuwangi 😍
Banyuwangi merupakan salah satu kota yang dekat dengan kota kelahiran saya, tapi sayangnya saya nggak pernah ke Banyuwangi. Kalau dikatakan pernah sih tentu pernah, tapi ya gitu,mung ngeliwati tok (cuma lewat saja). Belum pernah meluangkan waktu untuk singgah di Banyuwangi selama seharian atau setengah harian. Padahal saya pengen banget ke Banyuwangi, pengen tahu hasil tangan dingin Pak Azwar Anaz yang sukses mengharumkan nama Banyuwangi ke kancah Internasional.
Alhamdulillah kesempatan itu datang tak terduga. Mbak Rohmah (rurohma.com) tiba-tiba mengajak saya untuk staycation di salah satu homestay tengah kota Banyuwangi. Wuaaaw, kesempatan emas yang saya tunggu-tunggu nih.
Saya iyakan dan kita atur jadwal. Alhamdulillah kita sama-sama bisa meluangkan waktu pada dua hari terakhir di penghujung Oktober.
Pagi itu, sekitar pukul setengah 9 kami sudah bersiap di stasiun. Kami naik kereta Probowangi dari stasiun Jember kota ke Stasiun Banyuwangi Baru. Perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam.
Cewek tuh masih sempet aja ya foto-foto beginian didalam kereta |
Sekitar pukul 12 siang, kami sudah tiba di Stasiun Banyuwangi Baru. Seharusnya, kami turun di Stasiun Karang Asem, karena tujuan kami berada di tengah kota. Namun karena kami tidak ada persiapan perihal itinerarynya dan modal backpackeran, jadinya kita kurang tepat memilih tempat pemberhentian. Alhasil, kita naik lin dengan ongkos 20ribu untuk sampai ke tengah kota. Padahal kalau kita turunnya di Stasiun Karang Asem, palingan kita cuma kena ongkos 5ribu doang. Yoweslah, ndak popo. Sekalian saja menikmati Banyuwangi yang aduhai lengangnya jalanan.
Homestay Banyuwangi Tengah Kota
Homestay yang akan kita tumpang semalaman ini terletak di tengah kota. Lebih tepatnya di Jalan Jendral Ahmad Yani Nomor 95, kota Banyuwangi. Lokasinya persis di seberang kantor Pengadilan Agama. Gampang kok nyarinya.Kepada pak sopir lin, kami meminta untuk berhenti di depan Pengadilan Agama. Maka kami pun diturunkan persis di depan sebuah gang, di seberangnya Pengadilan Agama. Kami turun dari lin, lalu tengok ke atas, terlihat sebuah plang bertuliskan "Rumah A.Yani".
Yey, kami sudah tiba di Rumah A. Yani. Kami masuk ke sebuah jalan masuk yang serupa gang, tetapi itu murni jalanan Rumah A. Yani. Kami datang disuguhi dengan pemandangan sejuk nan asri. Lampion warna-warni yang menggantung, membuat hati kami juga ikutan berwarna. Yang jelas, kami sumringahnya nggak karuan, hahaha.
Rumah A. Yani ini asri dan sejuuuk banget. Pepohonan meneduhi kami. Bunga-bunga beragam warna membuat mata kami berbinar-binar. Belum lagi ada mainan berwarna untuk anak TK yang turut menyumbang perasaan bahagia seperti anak kecil. Rasa bahagia itu mudah tertular apabila kita mampu mensyukuri hal-hal kecil.
Fasilitas Homestay Banyuwangi
Setibanya di lokasi, kami menunggu pemilik homestay menemui kami di Gazebo. Iya, di halamannya ada gazebo yang bersebelahan dengan kolam renang. Sejauh mata memandang, hanyalah keasrian yang tampak di depan mata. Karenanya, sebagian orang menyebutnya "Garden Homestay"Tak lama kemudian, seorang perempuan berusia 50tahunan datang menghampir kami. Wajahnya yang cantik dan senyumnya yang ramah, menyapa kami. Namanya Bu Retno, pemilik Rumah A. Yani.
Kami ngobrol sebentar dengan beliau, lalu kami disilahkan untuk beristirahat di kamar nomor 3 yang ada di depan mata kami. Segera kami bergegas membuka kunci kamar untuk melepas penat.
Ketika pintu terbuka, waaaw, belum apa-apa penat sudah lepas tatkala melihat kenyamanan kamar yang jelas-jelas akan menghilangkan rasa penat kami. Spring bed yang lengkap dengan bantal gulingnya, telah menyapa-nyapa manja supaya kami bergegas menidurinya, hmm...
Sebelum gegoleran di kasur, kami meletakkan tas kami di dalam lemari. Iya, di dalam kamar sudah tersedia lemari besar yang mampu memuat pakaian dan perlengkapan kita selama setahunan apabila kami memutuskan untuk tinggal di sini 😆
Di dalam kamar juga tersedia sebuah meja ukuran sedang yang cocok dan pas banget buat saya. Saya seringkali menyempatkan untuk menulis catatan perjalanan. Inshaa Allah selalu saya sempatkan, biar nggak kelupaan, biar enak juga kalau mau menuliskannya di blog, hehehe.
Kami menikmati istirahat kami dengan ditemani sebuah layar tv led di depan mata. Pas deh, sambil gegoleran di kasur, sambil lihat tv, sambil menikmati udara yang sejuk dari AC. Terkadang, kalau kami bosan nonton tv, ya kami baca buku. Kalau bosan baca buku, ya kami ngobrol. Kalau bosan ngobrol, ya kami menidurkan diri sendiri. Dibuat santai wae lah.
Hal yang enak dari Rumah A. Yani ini adalah tersedianya kamar mandi dalam dan dapur mini dalam ruangan. Pokoknya mau ngapa-ngapain ya tinggal ubek-ubek isi kamar. Mau bikin teh, ya tinggal bikin. Kompor, gas, wajan, piring, wastafel dan perlengkapan lainnya sudah ada. Kita terima beres dan bahagia memasak di dapur mini. Pun kalau mau mandi, terus keramas, terus ngeringin rambut, bisa tuh ngeringin rambut sambil nonton tv, hehehe. Semuanya enak, serba terjangkau di dalam kamar. Bikin mager deh kalau kayak gini 😅
Rumah A. Yani ini memiliki paket lengkap yang cocok untuk digunakan kita-kita yang ingin menginap semalam, dua malam, seminggu, sebulan, maupun setahun. Iya, ada puluhan kamar yang disewakan harian, mingguan, bulanan, maupun tahunan. Pokoknya terserah kita deh maunya gimana.
Biasanya para wisatawan, bule-bule, memilih Rumah A. Yani untuk tempat bermalam selama travelling di Banyuwangi. Mereka menjadikan Rumah A. Yani sebagai langganan untuk bermalam. Alasannya, karena fasilitas lengkap, huniannya asri, dan harga terjangkau.
Harga untuk sewa per malam nggak lebih dari 200ribu kok, melainkan cuma 170ribuan doang. Itupun sudah lengkap dengan fasilitas kasur, lemari, meja, AC, TV, kamar mandi dalam dan dapur mini. Kalau ingin harga yang kurang dari itu, ada kok, ya tentu saja fasilitasnya tidak selengkap itu.
Nggak cuma wisatawan aja yang bermalam ke sini, orang-orang beragam profesi pun juga ngekos di sini. Kira-kira minggu depan, akan ada segerombolan anak kedokteran yang lagi magang di Banyuwangi, mereka ngekos di sana juga dalam beberapa bulan ke depan. Ada juga bapak polisi yang sudah ngekos di sana selama 8 tahun, mulai beliau masih bujang, sampai punya anak, hehehe. Rumah A. Yani ini terbuka untuk siapa saja dan ramah kepada siapa saja.
Kami betah di dalam kamar, menikmati fasilitas yang ada, termasuk wifi, hehehe. Kami baru keluar kamar bada isya, itupun untuk menikmati Banyuwangi malam hari dan kulineran tipis-tipis.
Sekitar pukul 9 malam, kami sudah tiba lagi di kamar 😆 Memang dasarnya kami anak rumahan, jadinya lebih betah di kamar. Eh nggak juga sih, melainkan kami yang nggak punya itinerary khusus untuk malam itu, jadinya bingung mau ke mana. Mau ke manapun, jadinya gelap. Banyuwangi mah masih remang-remang gitu, hahaha.
Malam itu di kamar, kami masih melakukan hal yang sama dengan siang sore tadi. Kami gegoleran di kasur, sambil lihat tv. Kalau kami bosan nonton tv, ya kami baca buku. Kalau bosan baca buku, ya kami ngobrol. Kalau bosan ngobrol, ya kami menidurkan diri sendiri 😅
Duh ketahuan kalau tontonannya Upin Ipin |
Sebelum Subuh, kami sudah bangun. Lalu tidur lagi mengingat bahwa kami sama-sama berhalangan. Eh tapi kami tidurnya kiyep-kiyep gitu, soalnya pengen menyaksikan cahaya matahari yang masuk melalui jendela kamar kami. Rumah A. Yani ini memang didesain menghadap ke arah timur, supaya pas saat menerima cahaya matahari. Aduhaiiiii indah niaaan...
Jam setengah 5 pagi, Banyuwangi terang benderang. Di tempat kamu, sudah terangkah?
Karena jam segitu Banyuwangi sudah secerah itu, kami berencana main ke pantai jam 6 pagi, hehe. Ya kami memang serius jalan-jalan berwisata sepagi itu. Rencananya kami mau ke pantai dan nyobain jelajah wisata murah yang ada di Banyuwangi.
Sebelum meninggalkan homestay, kami pamit dulu ke Bu Retno yang sedang menyeduh teh hangatnya di depan rumah. Duh laaaah, enak banget masa tuanya Bu Retno. Pagi hari menyeduh teh hangat, duduk di teras rumah, menyaksikan sinar mentari yang masuk melalui celah-celah pepohonan, melihat bunga-bunga bermekaran... Mashaa Allah indahnya... Semoga masa tua kami juga seindah itu.
Kami ijin untuk keluar sebentar dari homestay. Kami bilang bahwa kami mau main ke pantai. Rencananya mau naik lin. Eh tiba-tiba Bu Retno menawarkan kami untuk menggunakan sepeda motornya. Wuah, rezeki nih. Sikat daaaah.
Kami pun berwisata ke Pantai Boom, Pantai Syariah, Kampung Pusan, Museum Blambangan, dan Kuli Titd Hoo Tong Bio. Wihiiii semua wisatanya seruuuuuu. Inshaa Allah akan saya tuliskan di postingan berikutnya aja yaaa....
Sekitar pukul 11 siang, kami sudah kembali lagi ke homestay. Mbak Rohmah ngantuk, kecapekan. Maklum, efek hari pertama halangan. Jadinya beliau tidur, sedangkan saya baca buku.
Tiba-tiba saya teringat sesuatu, bahwa ternyata kami belum ada yang mandi sejak pagi. Lupa 😅 Maka saya mandi dulu, kemudian disusul Mbak Rohmah sesaat setelah dia bangun dari tidur siangnya.
Jam 12 siang, kami memang mengharuskan diri untuk keluar dari homestay. Karena kereta kami berangkat pukul 2 siang. Khawatir ada apa-apa di tengah jalan, makanya kami bersiap-siap 2 jam sebelumnya.
Sebelum pulang, kami berpamitan dulu kepada Bu Retno dan mengucapkan terima kasih kepada beliau karena mengizinkan kami untuk bermalam di sini. Kami senang bisa bermalam di sini. Rumah A. Yani memang recommended untuk orang-orang yang ingin bermalam di hunian yang asri dan nyaman. Kalau teman-teman pengen juga menginap atau sewa kamar di Rumah A. Yani, langsung aja cek ig di @ayani95.homestay
Di seberang Rumah A. Yani, ada abang-abang ojek yang siap menyergap kami. Lokasi kepulangan kami adalah Stasiun Banyuwangi Baru. Iya, kebalikannya dari pemberangkatan. Kami nggak berani naik lewat Stasiun Karang Asem, khawatir nggak dibolehin masuk gegara tiket kami menunjukkan pemberangkatan dari Stasiun Banyuwangi Baru. Padahal boleh. Halah, memang dasarnya kami nggak tahu sih, hehehe.
Abang ojek itu menawarkan ongkos 20ribu untuk kami sampai ke lokasi. Kami sih ragu. Mbak Rohmah coba menawar-nawar, tapi nggak dapat. Iseng-iseng saya cek harga ojek online, lah kok malah harganya 23.000 yang di ojek online. Ya udah deh, sikat aja tuh yang abang ojek pangkalan. Udah lebih murah meskipun cuma selisih 3ribu.
Kami merasa enak sih. Datang pakai lin, pulangnya pakai ojek. Bisa menikmati Banyuwangi dengan cara yang berbeda. Hmm 😋
Kami sudah sampai di stasiun pukul 12.45, tapi kami minta diturunkan di depan jalanan stasiun aja, soalnya saya pengen nyicipin rujak soto. Nggak enak kalau travelling tapi nggak sekalian nyicipin kuliner khas. Cerita rujak sotonya, saya sambung di postingan selanjutnya aja yaaa... hehehe.
Sekitar pukul setengah dua siang, kami sudah kembali ke stasiun dan bersiap untuk naik kereta. Alhamdulillah... staycation dan jelajah Banyuwangi tipis-tipis sudah tunai kami laksanakan. Lega rasanya bisa memanjakan mata dan memanjakan diri dari hiruk pikuk kota Jember.
Semoga lain waktu kami bisa staycation lagi yaa... Tentunya.. ehem... dengan pasangan masing-masing aja yaaa... Eh boleh kalau double date, hehehe
Wassalammualaikum wr wb
Alhamdulillah klo menikmati pengalaman staycation di penginapan ortu saya mbak.. semoga lain waktu bs lbh lama lagi ya traveling ke Banyuwangi. Foto2nya bagus2..terima kasih..
BalasHapusBuat tmn2 blogger lain yang mungkin membaca postingan ini, silahkan ajukan kerjasama dgn kami langsung aja ke IG: @ayani95.homestay nanti bs qta atur waktunya utk staycation gratis di sana.
Hmm.. So comfortable..
BalasHapusBoleh ni jadi alternatif kalo travelling ke Banyuwangi..
serunya yang udah staycation. aku udah lama engga staycation, jadi kepingin juga nanti kalau libur kerja. cuma di tempatku sekarang engga ada hotel or homestay yang asyik untuk staycation
BalasHapusLhooo...ini punya blogger Anne too?
BalasHapusIni temen SMA akuu ((temen bimbingan belajar SMA, maksudnya...hihi...bangga!))
Aku mauu doonk stay-cation juga.
Bareng duo krucils jalan-jalan ke Banyuwangi serru jugaa, Roos...
Kalau mainnya di penginapan, entah mengapa aku jg suka tidur, hahaha
BalasHapusgak sabar lihat yg main di pantainya. Bisa aja sih janjian sama Rohmah
Wah.. homestay-nya memang bikin mager, ya.. semua fasilitasnya lengkap. Jadi gak perlu pergi keluar kecuali mau menikmati tempat wisata di Banyuwangi.
BalasHapusKak Ros, dari tadi nyebutin naik lin, eeh..kalo lin itu apa, ya? Apa sama dengan angkutan kota?
waaaah homestaynya cukup murah yaa dengan fasilitas yg lumayan lengkap kayak gitu. kapan kapan kalau main ke banyuwangi bisa nih dijadikan tempat bermalam.
BalasHapusBagus ya homestay nya
BalasHapusSy punya rumah kosong yg mau sy kelola sbg home stay jg..tulisan ini bisa jd referensi nih untuk memenuhi kebutuhan yg mau nginap
Hem kayaknya aku belum pernah singgah di Banyuwangi deh. Kalau lewat, gak tau. Aku gak paham jalan sih hahaha enak ya sempet staycation. Aku pas di Jogja juga nemu homestay yang fasilitasnya kurang lebih sama kayak garden homestay A. Yani itu. Banyak bule juga yang datang untuk inap di sana. Menyenangkan. Harganya lebih murah dari ini pun huehehe.
BalasHapusEh, ketemu Mbak Rohma waaa seru ya~
Home stay cation... Berasa kaya rumah sendiri..aja.., asyik banget nginap disana..
BalasHapusCocok bawa keluarga..nginep... Suasana akrab semacam rumah sendiri.
waa noted
BalasHapuskamarnya bersih ada tivinya
ada plusutannya aku bisa maennnn
kalo ke BWI harus ke sini deh
nyaman banget yaa kayak apartemen mini sampek ada dapur kecil segala
BalasHapus