Konten [Tampil]
Halo, apa kabar? Sudah sarapankah kalian pagi ini? Saya sih, belum, hehe
Saya memiliki cita-cita sederhana, berupa sebuah pembiasaan dan kebiasaan baik. Sasarannya untuk diri sendiri dan keluarga. Pembiasaan itu berupa mengonsumsi makanan sehat.
Ada apakah gerangan tiba-tiba saya ingin membiasakan mengonsumsi makanan sehat?
sumber gambar: www.simplyrecipes.com |
Tenaaaaang, tujuannya bukan diet kok. Kalau mau diet ya langsung aja pakai produk suplemen diet, atau bisa juga pake diet GM, OCD, olahraga tiap hari, dan lainnya. Diet itu kesannya hanya cenderung ke fisik. Ya memang sih dengan diet nantinya kita akan sehat. Tapi mari kita luruskan niat. Mau tampil seksi atau sehat? Mau dinikmati orang lain atau dinikmati sendiri?
Hidup itu pilihan. Kita pun harus banyak-banyak belajar untuk menentukan pilihan hidup. Seperti halnya memilih makanan.
Dulu, saya makan apapun bisa, makan apapun oke. Sama juga
seperti keluarga saya yang makan apapun dilahap semua. Alhasil, kami menggendut
semua. Hahhaa.
Ini untungnya saya rajin mengonsumsi air putih dan menolak
minuman dingin. Wuah, kalau nggak melakukan hal itu, tentulah saya akan
melebar.
Berbeda dengan Adek, yang ketika baligh akan semakin
meninggi. Lah saya, malah melebar. Duh laaaah. Pokoknya jangan sampai saya
melebar lagi. Jangan sampai nambah lemak lagi. Saya sudah paham bagaimana
lemak-lemak itu bisa menjahati tubuh saya.
Beberapa waktu belakangan ini, saya sudah wanti-wanti kepada
Ibu untuk mulai membiasakan pola hidup sehat, minimal kepada saya dan Ibu.
Kalau untuk Ayah, nanti-nanti deh, Ayah masih doyan ngemil dan makan gorengan
soalnya.
Ibu itu suka banget lihat saya makan. Kalau saya lagi di Jember,
kemudian Ibu kangen, langsung lah Ibu masak makanan banyaaaak, sambil berharap
saya pulang. Nah, ketika saya pulang, Ibu akan sok diem nggak masak gitu,
padahal makanan di dapur ada banyak. Kemudian Ibu sok-sokan bilang, “Jangan
makan banyak Rooos… nanti genduuut”. Lah ini siapa yang ngabisin Bu?
Semakin ke sini, semakin saya menyadari bahwa saya semakin
menggendut. Seiring rekening menggendut, turut pula badan juga menggendut. Ah
elah. Apalagi saya mau wisuda. Duh laaaaah… khawatir kebayanya nggak cukup.
Entah ada gerangan apa, tiba-tiba saya terpikir untuk
mengonsumsi nasi jagung sebagai nasi putih yang biasanya menjadi sumber
karbohidrat utama bagi kami. Yang saya pahami, nasi jagung lebih baik daripada
nasi putih. Tentu masih lebih baik nasi merah sih, hehe.
Saya sampaikan ide penggantian nasi jagung itu kepada Ibu,
sang pengerak dapur. Ibu pun setuju. Alhamdulillah… kini saya dan keluarga
mulai mengonsumsi nasi jagung. Yey.
Sebenarnya mengonsumsi makanan sehat nggak hanya mengubah
menu karbohidrat saja sih, melainkan menu lainnya. Seperti halnya sayuran, Ibu
sudah mengurangi masak tumis, melainkan menyiapkan sayuran yang direbus,
dimakannya seperti lalapan. Keluarga kami oke
oke aja kok makan sayuran rebus.
Tapi nggak bisa lah yaaa kalau kami terus-terusan makan
sayuran rebus melulu. Dijamin bosen. Perlulah kami mengolah sayuran menjadi
menu yang huenak banget.
Akhir-akhir ini orang-orang juga lagi demen mengonsumsi
makanan sehat. Makanan sehat yang lagi digandrungi adalah Poke Bowl. Udah pada
tahu Poke Bowl belum?
Intinya, Poke Bowl bisa dibilang seperti sushi yang
didekonstruksi. Dalam satu mangkokPoke Bowl, ada ikan mentah yang dipotong
kotak-kotak, nasi, dan diberi saus serta garnish
yang membuat rasanya semakin enak. Terkadang, Poke Bowl juga disajikan
dengan sayuran di dalamnya.
Kayaknya sih enak banget. Di daerah Jabodetabek mah tentu
sudah banyak resto yang menyediakan Poke Bowl. Lah Jember? Ya sudahlah yaaa…
bikin aja sendiri… supaya makin sehat, hehehe
Wassalammualaikum wr wb
nb: https://www.foody.id/article/resep-membuat-salmon-poke-bowl-yang-nikmat-dengan-bahan-bahan-simpel-2609 (timeout)
Posting Komentar
Posting Komentar