Konten [Tampil]
Setiap hari, saya sebagai manusia yang tak pernah lepas dari gadget selalu menanti pembaharuan kabar baik maupun kabar buruk melalui aplikasi whatsapp. Sudah sejak 3 tahun yang lalu, saya memilih aktif di dunia whatsapp daripada lainnya. Selain karena informasi yang masuk datang cukup cepat (daripada bb messanger), juga kualitas gambar cukup bagus. Jadi memudahkan saya untuk berkomunikasi karena saya menyadari bahwa mobilitas saya cukup tinggi.
Tiada hari tanpa suara centang-centung dari grup whatsapp. Apalagi saya yang tergabung dalam banyak grup whatsapp, sekitar 30an grup 😂. Bukan karena ingin kehidupan ramai karena selalu ada celetukan-celetukan atau bukan karena ingin terlihat sok penting dengan adanya notifikasi yang berjumlah ribuan lalu discreenshoot kemudian dipamerin di media sosial. Bukaaan... bukan itu. Melainkan karena saya butuh. Butuh untuk berburu sesuatu dan berbagi sesuatu secara sederhana.
Selama ini, saya tergabung dalam grup-grup yang besar, maksudnya berisi banyak orang, kira-kira lebih dari 100 orang. Seperti grup angkatan prodi kampus, grup organisasi (Unej Mengajar, Kelas Inspirasi Lumajang), grup kepanitiaan besar yaitu panitia Mata Najwa on Stage Jember, juga grup blogging yaitu Pojok Warung Blogger dan 1 Minggu 1 Cerita. Saya tidak sembarangan bergabung dengan grup whatsapp. Tentu sudah saya pikirkan matang-matang. Mengenai keeksisan saya di sana (maksudnya kontribusi pemikiran dan meramaikan), tujuan pribadi saya untuk mendapatkan informasi dan relasi, juga berbagi informasi yang saya miliki.
Saya pun pernah tiga kali out dari grup whatsapp yang berisi orang banyak. Tentu ada alasan yang mendasari saya meninggalkan grup tersebut. Seperti tidak cocoknya tujuan, jengkel kepada admin yang kurang greget, atau minimnya informasi yang saya dapatkan. Tetapi ketika keluar, saya ijin dulu, mengatakan bahwa saya kurang nyaman berada di grup tersebut sembari berterima kasih kepada anggota dan admin yang baik hati. Memang rasanya agak gimanaaa gitu ketika si admin yang kita tinggalkan adalah teman kita sendiri. Tapi bukan berarti tidak berteman di dunia maya lantas rusak hubungan pertemanan di dunia nyata kan ya?
Selain grup besar, saya tentu juga bergabung dengan grup-grup kecil. Mulai dari yang isinya cuma 3 orang sampai 30an orang. Grup whatsapp yang isinya cuma 3 sampai 5 orang itu adalah teman-teman baik saya. Dengan adanya grup whatsapp, dapat memudahkan komunikasi kita. Seperti kolaborasi blogging atau sekedar kongkow-kongkow manja bersama teman-teman.
Tak hanya itu, saya juga masih menjaga grup-grup yang sudah sepi. Saya mempertahankannya tentu ada alasannya. Ada informasi penting yang akan saya butuhkan suatu hari nanti. Biasanya grup tersebut adalah grup koordinasi kepanitiaan atau kelas mata kuliah. Terkadang adik tingkat minta file atau data yang ternyata belum dipindah ke laptop tapi masih tersimpan dengan baik di grup whatsapp. Bagi saya, menjaga grup penting adalah sangat berharga. Dapat berguna bagi saya atau teman-teman sewaktu-waktu.
Saya pribadi tidak merasa keberatan dengan adanya grup whatsapp yang banyak dan sering centang-centung karena saya paham bahwa saya lebih membutuhkan informasi-informasi dari ragam latar belakang. Namun saya juga paham prioritas. Ada beberapa grup yang saya rasa tidak penting-penting banget dan bisa saya tunda baca chatnya. Nah grup-grup tersebut, saya matikan notifikasinya atau dibiarkan membisu, jadi tidak akan muncul di jendela pop up gawai saya. Berbeda dengan grup-grup yang penting, genting, dan urgent yang akan selalu saya baca lebih awal dan balas lebih cepat. Saya sadar bahwa saya harus pandai-pandai memprioritaskan sesuatu tanpa meninggalkan hal tidak penting lainnya.
Hal yang menyebalkan dari banyaknya grup whatsapp adalah ketika bermunculan pesan singkat hoax. Duileeeee... Udah dibilangin di grup ini kalo itu berita hoax, eeeee di grup lain muncul lagi pesan hoax yang sama, diingatkan lagi, dan begitu seterusnya. Sampai-sampai ada pesan hoax yang diulangi lagi di grup yang sama. Duh duuuuh... lelah hayati baaaaang.... Mereka cukup bikin greget, hahahaa...
Hal yang menyenangkan adalah ketika mendapatkan suatu lelucon yang perlu disebarluaskan ke orang lain untuk berbagi kebahagiaan. Seperti guyonan seru halo radio yang sempat booming seminggu yang lalu. Juga tentang sepeda Sc**py yang dijual 2 juta saja karena teman butuh duit, padahal sepedanya seperti ini 😂😂 Senaaaang banget rasaya mendapati teman tertawa bahagia karena dibecandain sampai serius.
Nah, itulah serba-serbi keseruan dan kejengkelan dari grup whatsapp menurut pengalaman saya. Lalu, bagaimana dengan kamu? Apakah hampir sama dengan saya yang rela memiliki banyak grup ataukah justru berbeda dengan saya? Boleh laaah, bagi secuil kisah di kolom komentaar....
Terima kasih...
Wassalammualaikum wr wb
*Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway Pertama Aida, Serba-Serbi Grup WA
Aku cuma 8 mb...itu aja kadang udah capek ngeceknya mba..
BalasHapusidem lah mbak, nyambung ga nyambung sama pembahasan yg kusuka, auk tetep gabung di grup yg emang jarang kupantengin, cuman di cek aja gitu dioang hheee
BalasHapusAku 7 group dan notifnya kumatikan semua sih biar nggak terganggu sama bunyi2nya. Begitu buka tau2 sudah ratusan notif hahaha
BalasHapuspusing cha kalau kebanyakan grup, grup kantor aja ada berapa dan aku masih jadi anggotanya rame bingid hahaha belum grup organisasi jaman kuliah dst2 inilah makanya enggan banyak2 grup
BalasHapusbener banget kakros, aku ada berapa ya grup di WA dan TElegram, semuanya beda2 tuh. dan biking kangen
BalasHapushihihi lucu gambarnya. aku sih klo grup whassap biasanya ikutan yan sesuai minat aja, kalau misalnya dimasukkin orang terus aku ngga suka langsung deh out
BalasHapusha-ha-ha.. saya lbh suka grup di telegram daripada WhatsApp mba.. tapi memang, klo di wa kadang banyak Jokes yang seru² apalagi kayak iklan radio yg booming kemarin
BalasHapusHandphonenya kuat ya 30 grup, saya di 10 grup saja kadang tak semua terbaca. Kadang lihat chat sudah menumpuk, hanya grup tertentu saja yang aktif dibuka secara berkala.
BalasHapus30 grup?? widih banyak. Tapi aku semua grup di mute. kalau dah kebanyakan biasanya clear chat haha
BalasHapusAku juga banyak grup WA mbak, tapi kayaknya nggak nyampe 30 deh hahhahaa... Ada grup yang sepi tapi info-infonya penting. Ada juga grup yang sering saya nimbrung pas insomnia hahhahaa
BalasHapusAa' siapa itu? Ckckck
BalasHapusGrup WAku gak byk sih. Ikut gabung kalau suka aja. Kalau grupnya malesin, bye2 deh
Grup WA saya sedikit. Pilih yg agak penting saja. Kalau hanya 1-3 org dalam grup, enak japri saja sih
BalasHapusHahhah....aku pun fokusnya jadi ke si aa`...
BalasHapusSama grup Fisika.
Kak Roos lulusan Fisika Unej kah?
Angkatan berapa?
Kalo aku siih...seneng banget gabung di grup WA.
Ada kali 50 grup. Hahha...dan akibatnya apa?
Suka tsunami informasi.
Kebanyakan info yang kadang malah bikin aku resah, bukan apdet lagi.
Tapi mau ngurangi....bingung.
Ahhh...galau dehh...
Selamat yaaa. Eh...itu...meme scoopynya lucu. Pernah di grup kampus mirip gitu, jual mesin cuci diskon. Ada yg udh kepedean kirim alamat. Taunya ya...mainan juga. Hehe...Seru memang grup WA...
BalasHapusBagi pebisnis emang sangat perlu untuk memiliki banyak grup,walau pun sering HP (karna type lama sprti punya saya)kadang harus ngadat gara-gara banyak Grup WA
BalasHapus