Konten [Tampil]
Menghabiskan liburan akhir pekan di tempat yang sejuk, damai, dan menyenangkan adalah salah satu hal yang sangat dinanti-nantikan oleh saya selaku guru magang di sebuah SMA kota. Yeees, padatnya aktivitas, membuat kita jenuh. Tapi hari yang dinanti-nanti akan telah tiba. Lebih tepatnya dinantikan oleh saya, entah bagaimana teman-teman.
Sebenarnya, pro kontra juga sih. Hmm, begini, seperti biasanya anak-anak OSIS MPK akan menjalani LDKS (Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa) untuk melatih kepemimpinan, kerjasama dan hal-hal penting lainnya untuk menggerakkan organisasinya. Mereka, akan mengadakan LDKS tanggal 24-25 September, di Tanoker Ledokombo.
Lalu, bagaimana dengan saya sebagai guru magang? Yeaaaah, wajib ikut.
Senang? Sedih? Merasa bagaimana?
Tentu, tanggapan setiap orang adalah berbeda-beda. Ada yang suka, karena bisa refreshing. Hmm, mungkin yang suka cuma saya ya. Saya siiih selalu ambil positifnya, juga saya tahu bahwa kegiatan yang berbeda adalah hal yang sangaaaat menyenangkan.
Sedangkan, lainnya bersedih hati. Why??? Karena disamakan dengan murid. Yes, guru magang yang mahasiswa, disamakan untuk ikut LDKS bersama siswanya sendiri. Mending kalo jadi panitia, lah ini malah gabung masuk ke kelompoknya anak-anak. Yaaa kan mana ada guru ikut masuk ke dalam kelompok-kelompok untuk outbond dan dibina juga. Kalah pamor juga sama muridnya. Gengsi dooong...
Ya akhirnya, mau tidak mau, kami pun tetap mengikuti LDKS. Saya menjalaninya dengan perasaan penuh suka cita. Saya nggak akan bermain-main dengan gadget saya. Matikan handphone, yaa karena paketan habis sih, duit tinggal buat makan sekali doang, eman, untungnya di kosan udah ada wifi unlimited, eaaa...
LDKS di tanggal 24, diawali dengan apel pembukaan oleh Pak Eko selaku waka kesiswaan (yang menggunakan celana olahraga dan baju hem). Hal yang membuat saya takjub adalah, sebelum apel, kami wajib membaca Asmaul Husna bersama-sama. Religius banget sekolahnya.
Lalu, dilanjutkan dengan materi tentang kepemimpinan yang dibawakan oleh Pak Eko. Hmm... kurang greget sih, karena beliau menyampaikan teori saja, lalu formal. Seharusnya sih, pematerinya mampu menyampaikan layaknya motivator. Memotivasi anak-anak untuk menjadi pemimpin yang baik. Mungkin akan lebih bagus jika diberikan video motivasi tentang kepemimpinan, bisa tentang para pahlawan heroik, atau sekedar dalam bentuk kartun. Kalau sekedar teori saja, kurang nyantol, nggak ada yang bisa dibungkus untuk diterapkan di organisasi.
Suasana saat materi kepemimpinan |
Lokasinya di dalam Aula |
Saya bersama guru magang yang cantik-cantik |
Pemateri ketiga, adalah dari guru magang (PPL). Saya, Bu Futiha dan Bu Ana menjadi penanggung jawab dalam acara ini. Saya, sejujurnya ingin menghadirkan orang yang kece untuk memotivasi anak-anak. Teman-teman meminta saya untuk mengisi kegiatan tersebut, tapi saya merasa bahwa kapasitas saya masih belum mumpuni untuk memotivasi mereka, masih kurang greget, ilmu saya belum banyak.
Akhirnya, saya mendatangkan mas Zai, salah satu guru muda saya, yang seringkali memotivasi saya secara tidak langsung. Beliau, di Ujar, merupakan founder, penggerak dan yang senantiasa menggerakkan Ujar di tengah badai. Selepas dari Ujar, beliau menjadi Ketua FLAC Jember (Future Leader Anti Corruption).
Wuaaaa ternyata menyenangkan sekali ketika mas Zai tampil di depannya anak-anak. Mereka jadi semangat. Why? Karena mas Zai membuka acara dengan cara yang unik, yaitu memperkenalkan diri dengan cara bernyanyi, liriknya pake bahasa inggris, aksen medok jowo, dengan nada dari lagu Kesempurnaan Cinta nya si Rizki Febian. Eaaaa....
Mas Zai juga memberikan kita oleh-oleh sebuah lagu...
I say L
I say L O
L O V
L O V E
Every body always need love
L O V E...
Yaa begitulah, lagu cinta tersebut langsung saya nyanyikan di depan Aa' selepas kegiatan selesai. Yes, saya langsung amblas kencan, hahaha, jarang-jarang punya waktu di malam minggu..
Anak-anak OSIS MPK, menginap di aula, karena pemberangkatan adalah besok pagi jam 5. Guru magang juga ditawari menginap sih, tapi hmmm ada pilihan untuk pulang, yaa kami memilih untuk beristirahat di rumah atau kosan masing-masing.
Di suatu pagi Ahad yang cerah. Kami sudah bersiap dengan kaos kebanggan UNEJ. Yeah, sebenarnya salah milih kostum sih, warnanya putih. Awalnya, kesiswa menyarankan kami untuk menggunakan baju warna senada dengan anak-anak SMA. Anak-anak yang ikut LDKS, akan dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu kelompok warna merah, kuning, hijau, dan biru. Saya masuk ke kelompok kuning dan diharuskan mengenakan baju warna kuning. Hmm... pinjam ke siapa ya? Ternyata saya punya. Bajunya ada di rumah. Lalu saya minta kirim dari rumah.
Eeee setelah baju kuning telah sampai di tangan saya, tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa disuruh mengenakan baju merah semua. Booooh caruuuuuuk...
Pake baju meraaaah... ada lagi nih masalahnya. Teman-teman nggak mau warna bajunya disamakan dengan anak-anak. Gengsi. Masa' gurunya disamakan dengan muridnya. Yaelaah reeeek, cek ruwete.
Akhirnya mereka mengusulkan untuk mengenakan baju atau kaos PK2 dari Unej, yes warnanya putih. Padahal teman-teman tahu kalau kita bakalan main pololumpur. Masih nekat aja membesarkan gengsi. Padahal nih yaaa, ada sebagian teman (juga saya) yang harus meminjam baju PK2 ke teman-teman lainnya. Putiiih niih putiiih... kena lumpur niiih... nyucinya nggak cuma sekaliii, itupun nggak akan bersih-bersih banget kayak semulaaaa..... Duuuuh... saya merasa kzl..
Bersama teman-teman kece |
Sebelum pemberangkatan, kami melakukan apel pagi. Dengan Bhisma (murid saya di XIA4) sebagai pimpinan apel.
Apel pagi untuk berangkat ke lokasi outbond |
Saya cukup sering datang ke Tanoker, tapi biasanya sebagai pengajar dari Unej Mengajar. Untuk kali ini, spesial saya datang sebagai tamu sekaligus peserta outbond. Nggak gratis seperti ketika saya menjadi pengajar, melainkan membayar dengan tarif 75ribu (ini dengan kegiatan kemarin). Ya sudahlah yaaa.... Ada beberapa teman yang nggak ikut, karena ini dan itu. Hmmm, udah bayar mahal-mahal, tapi nggak bahagia. Ketika kita sudah membayar mahal, maka kita harus lebih bahagia daripada biasanya...
Ketika datang, kita disambut dengan penyematan mahkota dari daun kelapa. Lalu diberi minuman teh arab. Kemudian langsung tancap ke kebun belajar.
Saya bertemu dengan Lek Hang, mas Redi, mbak Mona, dan lainnya. Saya pun diminta untuk membantu menyiapkan sarapan. Tinggal masang-masang lauk. Saya membantunya dengan senang hati. Sudah cukup lama saya nggak berjibaku untuk merabot seperti ini, hehee...
Sarapan pagi, digelar di atas tempeh besar. Menunya nasi jagung, urap-urap, tahu, telor, ikan dan lain-lain. Makannya keroyokan bahagia, hehehe... Satu tempeh kira-kira cukup untuk 5 porsi, jadi makannya berlima.
Selanjutnya, kami memulai aktivitas di kebun belajar dengan senam pagi. Yaaa senam khas Tanoker. Seru laaaah. Ada sebagian teman-teman yang nggak ikut senam, duuuh rugi dah yaaaa, udah bayar mahal-mahal tapi kurang bahagia...
Kemudian dilanjutkan dengan pengarahan oleh Lek Hang, selaku pemilik Tanoker. Diceritakan asal mula adanya Tanoker, dari mana Lek Hang, untuk apa dia ada di Jember, bagaimana tiba-tiba muncul Tanoker, dsb yang sungguh menginspirasi anak-anak SMA, juga saya. Hmmm semoga suatu hari nanti, saya dan suami kompak untuk membangun sebuah wadah pengabdian yang berguna bagi bangsa, Aamiin...
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar