Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb
Hmm… nilai perkuliahan semester 6 sudah keluar sejak 3
minggu yang lalu. Buseeet nilainya cukup mencetarkan hati. Langsung cas cis cus
dah yaaa…
Duuuh, semester 6 >.< |
Hmm, nilai yang keluar duluan adalah mata kuliah Fisika Inti
(dosennya Bu Rif). Saya sih merasa cukup bisa, saya pun berharap untuk
menargetkan dapat A. Lalu apa yang saya dapatkan? B. Alhamdulillah… daripada
dapat C. Meskipun sudah berusaha, sudah berjuang, tapi Allah lebih tahu
kemampuan saya, lebih tahu apa yang pantas saya dapatkan.
Mata kuliah Teknik Laboratorium II, yang menguras otak dan
tenaga abis-abisan, kadang juga menguras emosi, apalagi duit yang mengharuskan
kita merogoh kocek (orang tua) lebih dalam untuk mewujudkan sebuah alat yang
dapat dipakai praktikum. Hmm… kira-kira-kira per anak habis 200ribu sih di
kelompok saya. Tetapi di kelompok lain, tentu saja ada yang iurannya hampir
500ribu per anak. Duuuuh, eman uangnya hanya untuk sesuap nilai. Kita kerjakan
semampunya aja wes ya, kasihan orang tua juga. Mata kuliah ini, katanya sih
minimal dapat B, mungkin dosen-dosen mengingat kocek yang kita keluarkan kali
ya. Saya dan kelompok saya mendapatkan nilai B. Alhamdulillah, nggak rugi-rugi
amat >,<
Bagian dari perjuangan menaklukkan tugas teklab |
Fisika kuantum. Banyak teman yang sedih. Hmm… ada beberapa
teman yang pandai dan belajar mati-matian untuk menjinakkan kuantum, malah
dapat C. Sedangkan teman-teman yang menyontek, malah dapat B, ada pula yang
dapat A. Yang jadi sumber contekan malah dapat C. Wah, sedih ya, saya turut berduka.
Ada teman yang berbesar hati, namun ada pula teman yang berkecil hati. Kata
teman, atas nama solidaritas, mereka akan mengusahakan untuk memperbaiki nilai
tersebut. Dengan cara apa? Rencananya ikut Semester Antara (kuliah sebulan
selama libur semester, untuk memperbaiki nilai).
Teringat, ujian kuantum biasanya diadakan hari Jumat jam
5.15 pagi. Saya sering lelaaaaaah banget, mengingat seringnya rapat di hari
Kamis malam Jumat. Teman-teman lain mungkin bisa saja merayu rekan
organisasinya agar tidak mengadakan rapat di malam sakral tersebut. Sedangkan
saya? Kapanpun ujiannya, kalau malamnya rapat, ya rapat dah. Hilangkan
kegalauan ujian di esok bada subuh. Jadinya, pulang ke kosan, lelah, belum
sempat belajar, lalu tertidur. Ketika bangun, seperti zombie yang belum merasa
tidur. Saya segera berangkat pagi-pagi, lalu berdoa banyak-banyak, semoga ujian
ditunda, semoga ujian ditunda, semoga ujian ditunda supaya lebih banyak materi
yang akan saya pelajari dan kuasai. Itu doa saya. Alhamdulillah, dengan ragam
lika-liku kuantum, saya mendapat nilai B. Pak Bambang tengkyu banget buat
nilainya yang selalu baik ^,^
Untuk FKIP, tentunya ada mata kuliah Pengajaran Mikro.
Mahasiswanya cuma bertujuh, dengan dosen kece Pak Wahyu atau yang biasa kami
sebut Cacak W. Alhamdulillah, pengalaman serta kritik saran yang mencekam dari
Cacak W, selalu menjadi bagian dari instropeksi diri saya tentang bagaimana
cara saya mengajar. Pengen sih, kapan-kapan saya ceritakan apa yang saya alami
sebagai calon guru ketika praktek mengajar langsung. Kegiatan mikro D (kelas
kami), sangat berbeda dengan kelas-kelas lain. Kami merasa lebih wah dan
greget. Alhamdulillah, dapat A. Cuma 2 sks sih memang, tapi lumayan laaah…
Setelah tes mengajar di SMA Muhammadiyah 3, anak-anak menikmati suguhan kami |
Fisika Statistik, mata kuliah yang sepertinya saya masuk
beberapa kali saja karena dosennya cukup sibuk, dan ketika dosennya masuk
terkadang saya ada keperluan yang harus saya lakukan. Kok rasa-rasanya cuma
masuk 5 kali ya? Dapat ilmu apa? Nggak tahu sih. Sejujurnya, saya nggak paham
apa-apa tentang bidang keilmuan ini. Tapi, pada dasarnya dosennya baik, Pak
Yus, hampir semuanya dapat B. Semoga masuk surga duluan ya Pak, hehehe…
Pendahuluan Fisika Zat Padat merupakan mata kuliah yang
paling mencekam. 5 bab awal dikomandani oleh Bu Rif, selanjutnya dipegang oleh
Pak Joko yang membuat suasana kelas menjadi hening jangkrik. Duuuh, siapa yang
berani rame di kelasnya? Siapa pula yang berani mengajukan diri untuk
presentasi? Saya pun selalu dag dig dug der jika melihat kumis lebatnya beliau.
Pak Joko itu, selalu mencamkan pentingnya kejujuran, nggak
boleh nyontek. Dengan guru sekiller itu, siapa yang berani menyontek? Siapa?
Lah, sudah ada yang berani menyontek ternyata. Nyontek jaman sekarang kan serba
canggih >.< Duh, kena kasusnya dua kali pula, dengan barang yang sama.
Duh, apa nggak malu?? Eh, maksudnya bukan saya.
Namun, dengan cukup sedih, saya mendapatkan nilai C. Sedih
sih. Buat apa ya saya nggreges-nggreges presentasi, lalu menjawab pertanyaan
teman-teman yang seperti membombardir pikiran cetek saya. Duh, sedih ya. Tapi
ya mau gimana lagi. Toh saya nggak bisa menyalahkan yang lain. Refleksi diri
saja. Memang mungkin nilai dari Pak Joko untuk saya adalah cukup baik, tapi
saya juga nggak begitu menjamin perihal nilai dari Bu Rif, mengingat bahwa saya
merasa kesulitan dan nggak nyantol-nyantol. Eh, materinya Pak Joko juga nggak
ada yang nyantol sih. Apalagi ujiannya yang beuh tiba-tiba cukup menyimpang
dari apa yang kami perkirakan sebelumnya. Peh, kece badai dah…
Iyeeees, dengan 2 sks nilai A, 11 sks nilai B, dan 3 sks
nilai C, udah ketahuan kan berapa IP saya di semester 6? Yeah, tentu di bawah
3. Yap, lebih tepatnya 2.94 Sedih sih memang, tapi ya tetap bersyukur, toh IPK
saya juga masih tetap aman kok, Inshaa Allah masih 3.45 Yang penting nilai IPK
kan? Bukan nilai IP kan? Eh, yang penting keterampilan ya? Hmmm, lebih penting
doa deh ya sepertinya….
Ehem ehem… ada salah satu mimpi yang saya kejar, yaitu
belajar apapun di luar negeri. Tadi saya mendapatkan email notification bahwa
paper saya diterima untuk publikasi dan dimohon untuk mempresentasikannya di
konferensi ICELT yang berlokasi di Beijing. Peh, kece ya.
Notifikasi bahwa paper kami diterima |
Penilaian awal tentang paper kami |
Gimana cari duitnya? Saya nggak bisa meminta dana atas nama
fkip, sudah melebihi jatah yang disediakan. Lalu saya pakai nama Aa’ dari fisip
selaku author 1. Yaa kami sedang berproses mengurus surat-suratnya sih. Kita
sadar bahwa apa-apa ke Beijing itu nggak murah. Sayangnya, untuk setiap paper,
yang didanai cuma 1 orang. Kalau kita nekat berangkat berdua, tentu saja kita
harus nambah budget dsb. Minimal harus ada yang dikorbankan lah dari kita.
Sebenarnya saya ingin berangkat, namun apalah daya, saya nggak direstui kalau
berangkat sendirian. Ibu nggak merestui. Saya tawarkan ke Aa’, eh dianya nggak
mau berangkat sendiri, maunya berangkat berdua. Aduh biyuuuung, ruwet yaaa….
Sebelumnya, saya sudah mengikhlaskan, apapun yang terjadi,
entah jadi berangkat atau tidak, bagaimana tentang pendanaannya, apapun
hasilnya, saya terima dengan lapang dada. Cukup sedih sih, mengingat saya tidak
jadi ke Taiwan, Singapura, dan Malaysia (yang tinggal berangkat). Tapi ya mau bagaimana
lagi, semua sudah diatur. Diaturnya tentu lebih indah. I believe it
Berlelah-lelahlah karena manisnya hidup terasa setelah
berjuang.
-Imam Syafi’i-
Wassalammualaikum wr wb
Jadi ingat waktu sekolah dulu, kena omelan karena dituduh menyontek sebenarnya tidak. Ah pendidikan lebih menonjolkan nilai daripada kejujuran.
BalasHapushebat banget kak roos, bisa sampai diapprove dan disuruh presentasi di negeri impian, tempat menuntut ilmu...ikut seneng bacanya
BalasHapusItu udah bagus cha
BalasHapusAku dong dulu semester 1 - 4 panen nilai C- sama B- wihihihi
Akhirnya ikut SP dan ngulang biar bagusan dikit
Pas wisuda bawa 1 C dan 2 C+
Mau gimana lagi deh wkwk
Beijing kak ??, mantap banget kalo misalkan jadi. terus semangat utk mengejar cita-citanya kak. salam kenal dari cirebon :)
BalasHapus