Konten [Tampil]
Uhuuuuy, pagi ini saya mau menyampaikan hasil jelajah
kuliner saya, yaa meskipun nggak maksimal sih. Soalnya mendadak juga kesananya,
kurang persiapan. Tapi suatu hari saya mau ke sana lagi, melengkapi tulisan saya
sebagai rujukan teman-teman yang mau nongki-nongki cantik khususon daerah
Jember.
Lampu kerlap-kerlip yang membuat mata saya berbinar-binar ^,^ |
Nama cafenya adalah “Teko”, merupakan singkatan dari
Terminal Kopi.
Mengapa dinamakan Terminal? Hmm… begini penjelasannya, kita tahu
bahwa terminal adalah tempat bertemunya orang-orang yang datang dari berbagai
penjuru. Maka, maksud dari nama terminal di café ini adalah sebagai tempat
bertemunya orang-orang yang datang untuk singgah. Nah, singgahnya itu sambil
minum kopi. Begitu kira-kira penjelasannya…
Mbak Sisil adalah pemilik dari café Teko ini. Orangnya ramah
dan jember bangeeet. Hampir setiap malam, beliau selalu ada di café ini, turut
terjun langsung untuk melayani para penikmat kopi. Café ini buka mulai bada
magrib sampai para pengunjung pulang. Dedeuuu, setianya sama pelanggan…
Café ini berada di jalan Karimata 195 A. Cafenya agak
nyempil sih, tulisannya juga agak kecil, kurang mentereng, hehe. Mungkin karena ia menjaga kesederhanaannya.
Tapiiiii
ketika kita sudah masuk kesanaaaa, woooow keceeee… lampu kerlap-kerlip menjadi
salah satu bagian yang membuat kita jatuh cinta kepada café Teko. Siiiiiih
pokoknya keceeee, saya nggak bisa berkata apa-apaaaa…. Saya tak sanggup
menjelaskannyaaaaaa, hehe…
Dekorasi yang dicat warna oranye membuat café ini terasa
semarak. Pengunjung dapat duduk di dalam café maupun di gazebo café yang telah
disediakan. Pengunjung juga bisa duduk di atas kursi ataupun lesehan.
Ohya, ada salah satu sudut café yang paling memukau. Apa itu?
Terdapat rak ketupat berwarna hijau yang berisi tumpukan bacaan seperti novel,
komik, majalah dsb. Rak ketupat tersebut membuat mata saya semakin
berbinar-binar. Jarang sekali ditemukan café dengan sajian seperti ini. Café ini menjadi sasaran empuk bagi para penikmat novel yang pengen baca
buku-buku gratis sambil ngopi. Jadi, cafe ini juga memiliki unsur edukasi. Yaa supaya cafenya nggak hanya dijadikan tempat ngopi-ngopi, tapi minimal lebih bermanfaatlah yaaa... Pulangnya kenyang perut dan kenyang otak jadinya, hehehe..
Bagaimana dengan menu makanannya? Café ini tidak menyediakan
menu makanan berat. Paling berat ya mie goreng sih, hehe. Menu makanannya
unik-unik dan ringan-ringan, seperti bola-bola kentang, fired mushroom, stick
ikan dsb. Enak-enak kok. Sayangnya saya nggak sempat mencatat atau memotret
menunya, hehe.
Bagaimana dengan menu minumannya? Hmm… spesial sekali. Banyak
sekali kopi yang ditawarkan, seperti joy coffee, present coffee, silent coffee,
dsb yang semuanya itu merupakan racikan sendiri. Masing-masing kopi beserta
racikannya, memiliki filosofi tersendiri. Jadinya, ketika kita memilih salah
satu kopi, lalu membaca menu racikannya, kemudian membaca juga makna dari menu
yang kita pilih, maka secara tidak langsung kata-kata tersebut akan merasuk ke
alam bawah sadar kita. Kita akan tersugesti.
Café ini tidak begitu ramai. Cocok bagi saya yang tidak suka
café ramai pengunjung. Suasana di sini juga adem-adem gimanaaa gitu. Ada salah
satu hal yang saya rasakan, ketika saya di sini, mengapa waktu berjalan terasa
lambat yaaaa….
Cukup sekian ya informasi yang bisa saya sampaikan. Sepertinya
saya masih punya banyak hutang untuk menjelaskan café ini sedetail-detailnya. Inshaa
Allah lain kali saya akan datang lagi kok ke Café Teko, menjelajah dan membabat
habis seluk beluk café unik berbasis intelektual, eaaaaa….
Sampai jumpa. Semoga bermanfaat..
Wassalammualaikum wr wb
Kalau semua cafe menyediakan bacaan kayak cafe teko ini asik juga ya :)
BalasHapus