Konten [Tampil]
Assalammualaikum wr wb
Hari ini saya merasakan goncangan yang luar biasa,
menyesakkan hati saya. Terbawa pada langit yang sangat tinggi, lalu dijatuhkan
ke dasar jurang.
Pagi tadi, saya mendapatkan ilmu yang membangkitkan semangat
saya, pun ingin saya bagi kepadamu. Kemarin-kemarin, ketika kita tidak
berjumpa, banyak hal yang ingin saya ceritakan, tentang ujar, KI lumajang, KI
Jember, pemotretan kaos, teman-teman KU, pun ingin saya bagi kepadamu. Saya
ingin cerita semuanya kepadamu.
Saking antusiasnya saya bercerita, saya pun bercerita hampir
belepotan. Saking banyaknya cerita yang saya tampung dalam memori, keluar
begitu saja tak tersusun kata. Saking hebohnya saya dalam bercerita, saya pun
lupa bahwa saya telah menyiapkan 2 kotak cemilan buatmu dan teman-temanmu.
Sampai akhirnya, mungkin kamu tidak suka dengan ceritaku,
mungkin memang ada hal yang mengganjal di pikiranmu, dan mungkin memang
kehadiranku yang menyakitimu. Kamu menanyakan kepastian restu dari orang tua
saya. Dari dulu, sudah saya jawab dan jawabannya masih sama.
Pemikiran kita: beda. Beban yang kita panggul: beda. Yang
kita mau: beda. Semuanya BEDA.
“Kamu ingin aku sukses atau enggak?” tanyamu
“Ya inginlah,”
“Dengan keadaan seperti ini, mana mungkin aku bisa sukses.”
“Maksudnya?”
“Aku kepikiran kamu terus.”
Dari situ saya
menyadari bahwa saya tidak lagi menjadi wujud semangatmu, justru
memperburuk hidupmu. Berbalik dengan saya, justru kamu menjadi salah satu
penyemangat saya untuk tetap berjuang meski di jalan masing-masing
Namun kebahagiaan dan kegegap gempitaan yang saya rasakan
hampir semingguan lebih dengan berbagai cerita dan secuil pengalaman hidup yang
saya punya, langsung kamu patahkan, babat habis dalam waktu tidak kurang 15
menit.
Sepertinya saya mencintai orang yang salah. Sepertinya saya
salah karena menspesialkan orang yang salah.
Salah satu kesimpulan yang saya ambil sejak beberapa
kejadian yang lalu adalah kita beda arah.
Kamu maju, saya mundur. Namun ketika
saya beranjak maju, kamu langsung mundur, meluluhlantakkan hati dan semangat
saya.
Saya pun turut serta, mundur teratur. Mental saya jatuh.
Saya tidak berarti apa-apa untukmu. Hanya debu yang sempat mampir di
kehidupanmu.
Terima kasih atas kebaikanmu. Semoga kita bisa saling
menjaga aib kita.
Wassalammualaikum wr wb.
me too....hiks... (puk puk)
BalasHapusme too....hiks... (puk puk)
BalasHapus