Konten [Tampil]
Bukan saatnya untuk merana, melainkan untuk mengasa.
Delapan dasa telah berlalu. Di penghujung bulan kita bertemu.
Berjumpa lagi di hari Rabu. Menggenggam tanganmu, pada ruang semu.
Purnama belum terasa. Namun telah lama kita bercanda.
Bersua di hadapan mereka, yang tak pernah putus asa.
Di tempat ini kita dipertemukan. Mengerikan, menakutkan.
Mereka memang lebih tampan, tapi hanya kamu yang membuat diri ini nyaman.
Seharusnya hujan telah turun. Cermin merefleksikan wajah melamun.
Ini bukan perkara menahun, hanya saja cinta selalu berkata 'namun',
sambil bersenandung 'talking to the moon'
Pada September ini, di satelit yang sinarnya terpenuhi.
Hanya bisa menggumam diri, bahwa menanti kekasih, bukan persoalan yang berarti.
Tuhan telah berencana, tentang mahluk yang dikasihi-Nya.
Manusia hanya manusia, yang sejatinya selalu bertanya, kemana hati ini bermuara?
Mari berdoa sambil menepis peluh.
Semoga di umur ke duapuluh, segera menemukan pasangan yang didambakan selalu
aamiin, saya ikut mendoakan. bukan hanya pasangan yang baik, tapi pasangan yang sangat baik dan sangat diperlukan dalam mengarungi hidup yang sangat indah nanti.
BalasHapussaya juga pasti ikut mendo'akan semoga umur 20 pertengahan ini...dapet arjuna...minimal sadewa gituh deh
Hapuspada kemana ya orang-orang? pasti belum pada bangun.
BalasHapusMemang bulan belum membulat
BalasHapusMasih tampak seperempat
Namun bintang-bintang sudah bersemangat
Membantu doa sahabat
Agar sampai terpanjat
Ke Yang Maha Dahsyat
Untuk mendapat jodoh yang tepat
Baik hati dan setia dunia akherat
aah...sungguh september yang sangat meranakan dan menelangsakan hati.
BalasHapustak tahanlah jiwa melanjutkan membaca purnama septembernya...udah keburu m'brebesmili sih
Amen... :)
BalasHapus