Konten [Tampil]
Assalammualaikum... wr wb...
Gimana kabarnya?
Masih lancarkah puasanya? Alhamdulillah, semoga temen-temen blogger puasanya
lancar ya...
Postingan kali ini, saya akan menceritakan tentang
kawan saya yang satu bulan lalu ulang tahun, yakni tanggal 11 Juni. Saya sudah
menyiapkan isinya, tapi yaa baru bisa upload sekarang. Maklumlah, no wifi no
modem in my home.
Ehem, cantik ya? |
Perkenalkan.
Remaja cantik ini bernama
Raihanah Rizky Ananda. Dia lahir pada tanggal 11 Juni 1995. Sekarang dia genap
berumur 19 tahun. Alhamdulillah, dia telah merasakan berbagai asam manis pahit
getirnya kehidupan selama 18 tahun terakhir.
Dia terlahir dari rahim seorang Ibu cantik nan
gahool bernama Erlima Ghaniwati. Dara cantik ini memiliki dua adik: cowok-cewek
yang dipanggil Abang dan Ocha. Rumah mereka nggak terlalu jauh dari rumah saya,
yaa masih sama-sama di dalam kota.
Kami berdua, memiliki kesamaan sekolah mulai
dari TK, SD, SMP sampai SMA. Kami sama-sama mengawali pendidikan di TK
Al-Ikhlash. Kami berdua tidak pernah sekelas, juga tidak pernah saling sapa.
Orang tua kami saling kenal, tapi yaa gitu, kaminya belum saling kenal. Yang
saya tahu, ada wajah dia di TK saya.
Dia, saat TK beuh temennya cowok-cowok,
ada Agung, Adit, Yoga dkk. Sedangkan saya? Saya jadi bahan bullyan oleh teman
TK saya yang bodinya guedeeeeee banget.
Kemudian, kami berdua sama-sama menempuh
pendidikan dasar di SD Al-Ikhlash. Kelas 1 dan 2 SD, kami sekelas. Kami sering
duduk berurutan bangku karena nama kami hampir berurutan di absen. Dia satu
nomor lebih awal daripada saya, Rhoshandhayani KT.
Dia adalah salah satu anak yang pintar. Cantik
pula. Beuh, komplit.
Saya teringat, sekitar tahun 2002an, ada sinetron di TV
yang judulnya Dulce Maria. Saat istirahat, kami bermain drama Dulce Maria. Dia
yang jadi ibu perinya, tapi rebutan sama teman lainnya yang juga ingin jadi ibu
peri. Kalau saya? Saya hanya jadi ibu jari...
Kenaikan kelas 3, dia pindah ke Jakarta,
boyongan bareng keluarganya. Saya dan teman-teman merasa kehilangan dia.
Kelas 5 SD, Rere balik lagi ke Lumajang dan
bersekolah di tempat saya lagi. Saya sih seneng-seneng aja ada kawan lama balik
lagi. Eh, temen-temen lain ada yang bilang Rere ini pengkhianat. Dari Lumajang,
terus ke Jakarta, eh balik lagi ke Lumajang. Saya sebagai bocah lugu malah heran,
lah masalahnya dimana sampai-sampai dibilang pengkhianat?
Kelas 6 SD, saya dan Rere berbeda kelas. Saya
di kelas 6B dengan grup Smile, sedangkan Rere di kelas 6A dengan grup Liberty. Saat
itu, Rere sering main bertiga dengan Rosy dan Ica. Seingat saya, mereka membentuk
grup trio angels atau apalah, saya lupa namanya. Yang jelas, kemana-mana mereka
bareeeeng melulu. Tak terpisahkan pokoknya.
Saat wisuda, Rere mengenakan kebaya warna
merah, saya warna putih. Dia dandan cantik banget. Sampai-sampai wajahnya
sering muncul di majalah sekolah. Kalau saya mah, difoto dari belakang karena
hiasan jilbab saya yang bagus, bukan wajah saya yang dipotret.
Selepas SD, kami menempuh sekolah menengah
pertama di SMP favorit Lumajang, yaitu SMPN 1 Lumajang. Awal sekolah, kami
sama-sama berada di kelas 7F. Lalu kami sama-sama dipindahkan ke kelas lain
karena kelas 7F akan dijadikan kelas akselerasi. Akhirnya saya terdampar di kelas
7D dan Rere terbuang di kelas 7C. Kelas baru, suasana baru dan tentunya kami
sama-sama mendapatkan teman baru.
Awal kelas 8, kami sekelas lagi, yaitu
sama-sama kelas 8B. Tapi, berhubung jumlah kelasnya banyak banget alias
tergolong kelas gemuk, akhirnya ada beberapa siswa yang dimigrasi ke kelas
baru, yaitu 8E. Nah, Rere adalah salah satu imigran yang pindah ke 8E. Kemudian
kami hidup dengan cerita masing-masing, dengan kawan masing-masing.
Kelas 9, kami sekelas lagi, yaitu kelas 9E
yang bernama Carbone. Tidak ada lagi kasus imigrasi seperti yang lalu-lalu.
Absen kami hanya bertautan satu orang. Sehingga urutannya menjadi begini:
Raihanah RA, Ratu Cendar, Rhoshandhayani KT.
Mengenai prestasi, Rere selalu
lebih tinggi daripada saya, karena dia lebih rajin belajar daripada saya. Wuah,
saat UN SMP, nilai matematikanya Rere 100, sedangkan saya salah 1, wuah rugi nyonteknya
nggak full, muehehe.
Berhubung kami sekelas, kami sering main
bareng, ke kantin bareng, duduk di kelas bareng, ngobrol bareng. Terkadang,
saya sering nemenin dia pacaran. Beuh, banyak banget yang suka sama dia, dari
temen sekelas yang diawali cinlok, temen sekelas yang nggak ngaku-ngaku kalau
suka sama Rere, temen beda kelas, sampai kakak kelas. Beuh, adik kelaspun juga
banyak yang suka sama dia. Saya mah santai-santi aja dengerin curhatannya dia.
Wuah, pokoknya lucu deh kisah percintaan dia.
Bukannya lucu yang gimana, tapi saking banyaknya, saya sampai pusing dia
pacaran sama siapa saat kelas berapa, dia diPDKTin sama siapa saat pacaran sama
siapa bahkan diincer sama siapa saat kelas berapa. Kisah asmaranya yang terlalu
memaknai cinta masa-masa ababil mungkin bisa dijadikan sinetron stripping
dengan 2 jam penayangan per episode.
Hari kelulusan SMP, bebarengan dengan
penerimaan murid baru di SMA favorit yaitu SMA Negeri 2 Lumajang. Setelah
pengumuman kelulusan yang disertai dengan sujud bersama, kami berdua pergi ke
perpustakaan untuk mengembalikan buku. Orang tua kami yang menerima nilai
kelulusan, langsung capcuss ke SMA 2 guna melihat pengumuman.
Saat perjalanan menuju SMA 2, kami bertemu
teman-teman Carbone, mengabari tentang teman-teman yang diterima di SMA 2.
Alhamdulillah, salah dua di antara 300an orang tersebut adalah kami. Pada
awalnya, kami sih nggak percaya dengan kabar yang diberitahu teman kami. Lalu
setelah melihat pengumumannya secara langsung, Alhamdulillah... akhirnya saya
bisa mengenakan almamater yang saya idam-idamkan dari dulu.
Masuk SMA, kelas X kami ditempatkan di kelas
yang berbeda. Rere di kelas X4 sedangkan saya di kelas X6. Kelas XI kami juga
ditempatkan di kelas yang berbeda. Dia di kelas XIA1 sedangkan saya di kelas XIA2.
Sampai akhirnya kelas XII, kami juga berbeda kelas. Dia di kelas XIIA3
sedangkan saya di kelas XIIA2. Beuh, kami nggak pernah sekelas. Tapi, meskipun
kami nggak pernah sekelas, jadwal tarawih kita bareng looh.
Jadi begini, di
sekolah kami ada jadwal tarawih yang dilaksanakan di masjid Al-Azhar (masjid
sekolah). Nah, pelaksanaan tarawih di sekolah juga ada pembagiannya, jadi nggak
setiap malam kita tarawih di masjid sekolah. Alhamdulillah, kebetulan, sejak
kelas 9 SMP sampai kelas XII SMA, kami berdua selalu mendapatkan jadwal tarawih
bareng. Kan enak, berangkat tarawih ada temen seperjuangan, sholat tarawih
bareng temen-temen, pulangnya juga ada barengannya.
Ohya, saat SMA kelas XI kami mengikuti
ekstrakurikuler yang sama, yaitu mading dan robotika. Sejak kelas X, saya sih
memang sudah ikut ekskul mading, lalu kelas XI saya ikut mading lagi. Nah, Rere
ikutan ekskul mading juga. Dia bakatnya di bidang tulis menulis. Hasil
tulisannya bagus, nggak kaku-kaku banget, pokoknya enak kalo dibaca.
Kami berdua juga mengikuti ekskul robotika
yang merupakan ekstrakurikuler baru. Jadi, kami adalah salah dua dari angkatan
pertama ekskul robotika. Di tahun pertama, kami dan teman-teman sering banget
ikutan lomba robotika ke Surabaya. Alhamdulillah, beberapa di antara kami
pernah memenangkan kompetisi robotika di Surabaya.
Yang seru dari robotika ini menurut saya yaa
perjalanannya. Maksudnya ketika lagi ngumpul bareng buat bikin line tracer,
persiapan lomba yang ribet banget, eksekusi saat di lokasi perlombaan dan masih
banyak banget. Kebersamaan itu menyenangkan.
Setahun ikut robotika, saya masih nggak bisa
bikin line tracer. Kalau Rere sih sudah bisa, dia sering utak-atik line tracer.
Sedangkan saya lebih sering utak-atik duit. Iya, kebetulan saya bendaharanya.
Kalau ada kompetisi line tracer, biasanya saya yang ngurusin pendaftaran dan
transportasi. Kalau line tracer biar dikerjakan sama teman saya yang sangat
gembira kalau line tracernya dia kerjakan sendiri.
Pernah nih ya, pada suatu minggu kami akan
mengikuti lomba mading di Jember dan lomba robotika di Surabaya. Kami berdua
sudah siap untuk mengikuti kedua lomba tersebut. Eh tapi ada beberapa hal yang
menghambat saya untuk ikut lomba tersebut. Ya sudah, dengan berat hati akhirnya
saya merelakan diri untuk tidak mengikuti kedua lomba tersebut. Sedangkan Rere
mengikuti kedua lomba tersebut. Ya, dia ke Jember lalu ke Surabaya. Beuh, keren
banget! Salut dah pokoknya! Dia tahan banting banget. Saat lomba mading di
Jember, Alhamdulillah ilmu robotikanya terpakai. Iya, dia nyolder sesuatu yang
berhubungan dengan listrik.
Alhamdulillah, sekarang kami berdua sudah
sama-sama menempuh bangku kuliah. Tapi yaa... kami berbeda kampus. Rere kuliah
di kampus impiannya yaitu Universitas Brawijaya. Saya sih juga pengen kuliah di
Universitas Brawijaya, tapi ya sudahlah, universitas tersebut masih belum
menjadi rejeki saya.
Rere mengambil jurusan Perencanaan Wilayah dan
Kota. Kalau nggak salah sih mempelajari tentang tata letak kota, arsitekturnya dsb.
Pokoknya butuh ilmu Matematika banget dan Alhamdulillah dia emang jago di matematika.
Padahal sih sebenarnya dia lebih berminat ke ilmu psikologi. Dia suka banget
mendengar curhatan orang lain lalu memberinya saran. Tapi apalah daya, ada
faktor lain yang membuat ia harus meninggalkan ilmu Psikolog lalu berbelok ke
ilmu Tata Kota.
Semester 1 telah berlalu. Saya mengabari dia
bahwa IP saya 3.7. Bukannya saya sombong ke dia, hanya saja saya yakin bahwa IP
dia pasti lebih tinggi daripada IP saya. Dan ternyata bener. Beuh, IP dia 3.9.
Subhanallah... keren ya? Alhamdulillah, dia juga mendapatkan beasiswa prestasi.
Rere... perihal pacar? Hmm, lumayan banyak
yang berusaha mendekati dia. Dia respon dengan baik karena pada dasarnya dia
orang yang ramah dan terbuka terhadap kawan baru. Pacar sekarang?
Alhamdulillah, dia sedang memiliki hubungan dekat dengan kakak angkatan di
kampusnya yang juga kakak kelas semasa SMA. Saya pribadi, cuma bisa berdoa yang
terbaik buat Rere. Jodoh itu kan tergantung Rere maunya sama siapa, cocoknya
sama siapa, tapi yaa nanti Tuhan yang bakalan merestui.
Hampir setiap tahun saya mengucapkan HBD
(Happy Birth Day) ke Rere. Selama itu pula saya menyampaikan doa untuk Rere.
Semoga Rere semakin cantik, semakin pinter, semakin solehah, semakin lancar
rejekinya serta semakin disayang oleh orang tua, pacar, keluarga serta teman-teman.
Saya selalu berdoa apapun yang terbaik buat Rere.
Buat Rere...
Saya punya doa khusus untukmu:
"Semoga si
abang segera kembali kepadamu"
Amin...
Sebenarnya saya masih pengen cerita buanyak
tentang Rere, tapi yaa... cukup sekian saja. Nggak semua hal tentang Rere harus
dipublikasikan. Oke?
Ayo rame-rame ngucapin selamat ulang tahun
buat Rere...
Wassalammualaikum wr wb...
Wah panjang ceritanya tentang Rere. Sahabat yang baik tentu akan selalu bersama dalam suka dan duka. Kenal dengan pribadi orang lain sesungguhnya adalah cara untuk mengenal diri sendiri dan itu hal yang terpuji. Merasa bagian dari sahabat adalah hal yang indah yang dlakukan oleh seorang sahabat sejati. Happy Birthday buat Rere. Salam kami sekeluarga di Pontianak. Kalimantan Barat
BalasHapusCantik ya rere. Kenalin dong meski temenan gak apa-apa. Hehe
BalasHapusSugeng tanggap warsa jeng rere. :)
BalasHapus