Shock Belum Berakhir - BLOG TEKNO EDUKASI

Konten [Tampil]

Gambar di samping berantakan banget ya?
Ya, emang berantakan. Seharian tadi, aku sibuk ngerjain tugas-tugas untuk episode mendatang selama sepekan ke depan. Nggak cuma ngerjain tugas sih, tapi sambil blogging, nonton tv dan sesekali tidur, yaa wajarlah kalo tugas nggak kelar-kelar.

Tugasnya numpuk, dan semua serba mendadak.
Aku yakin sebagian besar temen-temenku pada diem di rumah menikmati tugas-tugas yang seabrek.


Sebenarnya gambar di atas itu bukan kamarku. Lokasi di atas adalah tempat mengungsi sementara untuk belajar. Yaa mumpung tempatnya luas dan semua barang bisa tergeletak begitu saja di atasnya. Ohya, ada bantal ya? Yaa tadi sempet tidur sebentar, males tidur di kamar. Kalo tidurnya kayak gini kan kelihatannya kayak orang sibuk ya? muehehe...

Berbicara tentang sekolah... aku masih shock dengan sekolahku. Iya sih, emang udah 2 tahun aku sekolah, tapi yaa baru kali ini aku ngerasain shock lagi. Sebagai anak kelas XII, kita harus menghadapi materi baru dan banyak persiapan untuk menghadapi UN dan SNMPTN undangan maupun mandiri. Yaa, bekerja keras harus perlu. Yang jelas, saat kelas 3 ini aku jadi tobat.

Kalo 5Shaden bilang "dunia belum berakhir", aku bakalan bilang "shock belum berakhir"
Karena apa? Yaa karena aku masih shock.

Satu minggu awal kita masuk sekolah dan berlabel senior alias kelas tiga, guru-guru yang mengajar nggak ada yang basa-basi atau sekedar perkenalan untuk pertemuan pertama, malah kita langsung dilempar banyak materi dan langsung dikasih tugas.

Aku sempat shock juga dengan cara mengajar guru-guruku. Aku dan temen-temen sempet mikir, "Ini guru atau dosen sih? kok cara mengajar mereka kayak dosen sih?"

Belum 5 menit aku bertanya-tanya seperti itu, Bu Moel selaku guru bahasa Indonesia berkata bahwa, "kalian merasa berat dengan pelajaran saya?"
"..." hening.
"sudah merasa berat dengan materi yang saya berikan?"
"iya..."
"sudah merasa berat dengan tugas-tugas yang saya berikan?"
"iya..."
"kalian di sini saya didik bukan sebagai pelajar, bukan sebagai anak kelas 3 SMA, bukan sebagai anak yang menghadapi UN, tetapi kalian berada di sini untuk saya didik sebagai calon mahasiswa."
Wuits.... sekelebat bayangan dan pemikiran langsung terarah ke bangku perkuliahan.
Hebat juga ya guruku, mereka nggak cuma berharap kami lulus dari sekolah, tetapi masuk ke bangku kuliah.  Yaa dengan satu cara mereka, menjadi dosen di mata kami.

Kalo dulu saat kelas X dan kelas XI, gurunya enak-enak, baik hati, yaa lumayan lah daripada guru kelas XII. Kalo guru sekarang mah emang pada dasarnya mereka ternyata juga menjadi dosen di universitas dimanaaaaa gitu. Pentesa... cara ngajarnya beda dengan guru-guru lainnya.

Salah satu mata pelajaran yang menjadi mata pelajaran setan bagi aku dan teman-teman adalah pelajaran biologi. Bukan karena materinya, tapi karena gurunya. Gurunya killer!

Guru biologinya ada dua, yaitu Pak Sugeng dan Bu Harlis. Dua-duanya nggak ada yang enak cara ngajarnya dan nggak enak juga saat ngasih nilai di raport, padahal kita memasuki semester 5.

Guru killernya adalah Pak Sugeng. Beliau menjadi guru yang paling banyak diperbincangkan oleh anak-anak kelas 3. Sejak beberapa minggu yang lalu, beliau memberikan kita proyek selama satu semester ke depan. Proyeknya adalah menanam padi merah putih. Ya, padi merah putih. Kalo padi yang biasanya kita makan adalah padi putih. Nah, yang kita garap sekarang adalah padi merah putih. Warnanya ada dua, merah dan putih. Bukan merah sendiri dan putih sendiri.

Dan ternyata, padi merah putih ini langka. Mengecambahkan dan menanam padi merah putih sampai hasil panen ini adalah proyek yang menentukan nilai akhir semester. Kalo padinya nggak berkecembah dan nggak berhasil, ya sudah, gagal proyeknya.

Pernah aku bertanya sama salah satu temanku, "kalo menanam padinya nggak berhasil gimana?"
Dengan enteng dia menjawab, "kamu yang bakalan ditanam pak Sugeng."
Sialan.

Di facebook, aku diundang ke grup Tugas SMADA. Grup ini sih sebenarnya diproteksi dari orang-orang yang bukan anak kelas 3 Smada dan grup ini dirahasiakan, yaa biar nggak ada guru-guru yang tau tentang grup ini. Tujuan didirikannya grup ini sih biar temen-temen bisa sharing tugas dan ulangan, yaa melihat fakta bahwa banyak tugas yang nggak dimengerti dan sepertinya butuh kerja sama dan sharing dengan teman-teman lainnya.

Pak Sugeng menjadi trending topic di grup ini. Temen-temen sangat kesal dengan beliau, yaa lagian sih ngasih tugas susah amat. Beliau emang terkenal dengan keganasannya saat mengajar dan memberi tugas. Apa-apa yang kita bicarakan dan apa-apa yang keluar dari mulut kita, pasti beliau komentarin. Meksi benar, meski salah, pasti dikomentari. Dan komentarnya menusuk.

Proyek padi merah putih ini bukanlah proyek yang mudah. Tapi kalo dipikir-pikir, proyek ini sebenarnya mudah jika dibandingkan dengan tugas-tugas yang diberikan beliau kepada kakak-kakak kelasku.

Pernah beliau menyuruh kakak kelasku beberapa tahun silam, harus membawa air kencingnya orang gila untuk diteliti. Yaelah, siapa sih yang betah nungguin orang gila kencing? Dan itu orang gila! What the hell! Ada juga yang disuruh nyari racunnya kalajengking. Nah, kalajengkingnya ini kalajengking berbagai warna, ada yang hitam, putih dll. Ya ampruuun, nyari kalajengking sama dengan setor nyawa. Ada juga yang disuruh nyari berbagai macam jenis lumut dan tumbuhan paku di pegunungan, dan ada korbannya pula. Ada juga yang disuruh nyariiiii apa sih namanya, hewan-hewan kecil bersayap yang ada di pepaya busuk. Oh my God!

Masih untung aku dikasih tugas padi bendera ini.

Mungkin lain kali aku akan bercerita tentang padi merah putih.

Seharian ini, aku diem di rumah ngerjain tugas. Di grup Tugas SMADA, banyak yang tanya ini itu mengenai tugas yang seabrek. Hape juga bunyi mulu gara-gara temen-temen banyak yang nanya ini itu dan menginformasikan ini itu.

Ya Allah... kuatkan aku untuk menjalani esok hari...