Konten [Tampil]
Nimas Ayu |
Kalo di Jakarta sedang ada pemilihan gubernur dan wakil gubernur, di sekolah ku ada pemilihan Mitratama (ketua Osis) dan ketua MPK masa bhakti 2012/2013. Acaranya seruuuu banget. Hari ini mereka melakukan orasi, sedangkan pemilihannya pada hari Sabtu.
Nah, seperti agenda tiap tahun, orasi ini diadakan secara formal. Meski acara formal, tapi temen-temen pada rame banget. Suasana gaduh ini langsung riuh rendah saat penampilan band Pinandhita menyuarakan lagunya sebagai pertanda bahwa acara orasi telah dimulai.
Dari balik panggung, muncullah 5 besar calon Mitratama dan 3 besar calon MPK yang diiringi oleh paskibraka. Kemudian, kita sebagai warga Smada yang cinta tanah air menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Sambutan pertama kali diberikan kepada Pak Zainal Arifin selaku Waka Kesiswaan yang mewakili Pak Suroso yang sedang ada kepentingan di Surabaya.
Sambutan kedua diberikan kepada Pupus Ardhi selaku Mitratama masa bhakti 2011/2012. Pupus memberi sambutan dengan nada yang berapi-api, ia sangat ingin agar Mitratama tahun berikutnya akan lebih baik daripada dirinya dan berharap agar warga Smada memilih yang terbaik untuk perbaikan OSIS dan MPK smada.
Ada salah satu kalimat Pupus yang menarik untuk didengarkan, "Jika band Cokelat mengatakan bahwa lima menit untuk lima tahun, maka di Smada mari kita canangkan satu menit untuk satu tahun."
Ya, benar. Jika saat pemilu dibutuhkan waktu 5 menit untuk mencontreng dan mentapkan pilihan, sedangkan di sekolahku hanya dibutuhkan waktu satu menit untuk memilih pemimpin yang baru. Yaa kan sekolahku nggak mau rugi waktu, guru-guru pada nggak mau kalo kita kehilangan jam belajar efektif, haduuuuuuuh...
Sambutan kedua disampaikan oleh Abdi. Pada sambutannya, ia menghubungkan orasi kali ini dengan pemilihan gubernur yang berlangsung di Jakarta hari ini. Abdi bilang begini, "Jika di Jakarta melakukan pemilihan pemimpin dengan sangat meriah, mengapa smada tidak?"
Setuju! Lagipula pemilihan seperti ini juga bisa dijadikan bekal untuk mengikuti pemilu untuk beberapa waktu yang akan datang.
Nah, aturan mainnya begini. Calon ketua MPK menyampaikan visi dan misi masing-masing dengan batas waktu maksimal 5 menit. Kemudian dilanjutkan oleh calon Mitratama yang menyampaikan visi, misi dan program kerja secara bergantian. Seusai menyampaikan visi misi dan program kerjanya, pihak juri dari OSIS dan MPK meminta salah satu calon ketua MPK untuk menanggapi apa yang disampaikan oleh calon Mitratama yang bersangkutan. Kemudian calon Mitratama mendapatkan tanggapan dan pertanyaan dari pihak guru maupun pihak siswa dan calon Mitratama harus menjawabnya secara bijak. Setidaknya, begitulah kurang lebihnya aturan permainan orasi setiap tahunnya.
3 calon ketua MPK masa bhakti 2012/2013 antara lain:
Rizky (cowok), Hildan dan Rizky (cewek). Maaf, lupa nama belakangnya, hehe...
Sedangkan 3 calon Mitratama masa bhakti 2012/2013 antara lain:
1. Dea Ayu
2. Nimas Ayu
3. Dwi Bintang
4. Aji Mahsa
5. Ryan Mega
Mitratama yang menyampaikan visi misi dan prokernya pertama kali adalah Dea Ayu. Dia adalah siswa kelas X. Ada salah satu prokernya yang sangat menarik, yaitu penggunaan bahasa Jawa setiap hari Jumat. Wow, ini mengundang riuh renyah di antara warga Smada. Bagaimana tidak? Setiap hari saja kita dominan berbahasa Jawa, apalagi ini diwajibkan menggunakan bahasa Jawa.
Tetapi, temen-temen langsung shock saat Dea Ayu menyatakan bahwa bahasa Jawa yang dimaksud adalah bahasa Jawa krama Inggil. Jawa krama ini adalah bahasa yang sangat santun dan nggak semua orang Jawa bisa memahaminya dan menggunakannya dengan baik.
Kemudian Pak Jaya Syahran memberi tanggapan dan pertanyaan kepada Dea Ayu. Kalau tidak salah kalimatnya begini, "Jika Anda mencanangkan adanya penggunaan bahasa Jawa krama inggil, bukankah sangat tidak masuk akal jika dihubungkan dengan label sekolah kita yang SBI yang diharuskan untuk menguasai bahasa inggris selaku bahasa internasional? Dan satu pertanyaan saya yang terakhir untuk Anda: apakah Anda bisa berbahasa Jawa krama inggil? Jika iya, silahkan Anda jawab pertanyaan saya dengan bahasa jawa krama inggil."
Telak. Memalukan. Dia tidak bisa berbahasa jawa krama inggil. Bahasanya kacau! Berantakan!
Jujur, aku pribadi memang tidak bisa berbahasa Jawa krama Inggil, tetapi setidaknya aku mengerti tata aturan bahasa jawa krama inggil dan apa yang dikatakan Dea Ayu adalah sangat aneh.
Yaa... gimana mau jadi mitratama yang nyuruh-nyuruh anggota dan teman-temannya sementara dia tidak bisa melakukan apa yang ia suruh pada teman-temannya?
Tapi... yaa... harap dimaklumi lah... toh dia masih kelas X... masih bisa ditolerin...
Kemudian Nimas Ayu menyampaikan visi misi serta prokernya. Prokernya sih aman-aman saja...
Nimas Ayu ini adalah anak remush yang sangat alim. Dalam salah satu prokernya, dia menyatakan bahwa perlunya sholat dhuha sebagai blablabla untuk blablabla. Wew, bener-bener menerapkan ilmu agamanya...
Ada salah satu yang menarik pada sesinya Nimas Ayu, yaitu ketika Mega Widya selaku perwakilan dari OSIS yang bertanya kepada Nimas Ayu. Pertanyaannya begini, "kita tahu dan sangat tahu bahwa Nimas Ayu adalah bagian dari remush dan sekarang menjadi salah satu calon mitratama. Sudah jelas dipaparkan di dalam agama Islam bahwa tidak boleh ada pemimpin putri yang memimpin suatu kelompok jika masih ada pemimpin putra. Bagaimana Anda menanggapi hal itu?"
Wew! Pertanyaan yang jleb, menusuk!
Dengan enteng Nimas Ayu menjawab, "jika pemimpin putri itu lebih baik daripada pemimpin putra, mengapa tidak?"
Dwi Bintang |
By the way... Prokernya sih aman-aman saja. Nggak ada yang berbau kontroversi. Hanya saja guru-guru dan panitia OSIS MPK menguji Dwi Bintang dengan berbagai pertanyaan yang selalu mengandung kontroversi.
Salah satu pertanyaannya adalah "setiap tahun sekolah kita selalu mengundang guest star dalam acara mapensi HUT sekolah. Dan mengundang guest star juga merupakan salah satu prestasi. Tetapi kita tahu bahwa biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit. Nah, pertanyaan saya adalah jika Anda menjadi Mitratama, apakah Anda setuju bila mendatangkan guest star?"
Dwi Bintang menjawab begini, "terus terang saya tidak setuju karena saya tidak suka." Sementara itu, temen-temen banyak yang meneriaki Dwi Bintang karena tidak sependapat dengan Dwi Bintang. "Tetapi saya disini tidak berdiri sendiri, nantinya saya akan bersama teman-teman OSIS dan akan mempertimbangkan lagi mengenai hal ini apakah mapensi mengundang guest star atau tidak. Lagipula MPK juga akan menyiapkan FSR (Forum Suara Rakyat) yang berguna untuk mengumpulkan aspirasi teman-teman mengenai hal ini."
Aji Mahsa |
Lalu ada salah satu anak OSIS yang menyampaikan tanggapan dan pertanyaan,
"Selama ini, bidang musik memang tidak diikutsertakan dalam ekskul dan tidak memiliki guru pembimbing, tetapi meski tanpa guru pembimbing, musik juga bisa meraih penghargaan, jadi saya rasa itu tidak perlu. Jangankan membahas hal itu, bagaimana Anda menyikapi mengenai persiapan band yang akan tampil untuk orasi hari ini yang bandnya terhambat karena banyak kabel yang hilang?"
Dan .... hehe... aku tidak mendengarkan jawaban Aji Mahsa yang ini, hehe...
Ryan Mega |
Prokernya sih... ada salah satu proker yang tidak aman dan menuai kontroversi, yaitu pengadaan kotak curhat.
Hei! Apakah itu efektif? Apakah yakin kotak curhat itu akan terisi kertas yang berisi aspirasi serta keluh kesah, dan bukan menjadi tempat sampah dadakan? Tolong pikir lagi dong... lagipula menyampaikan keluh kesah bisa konsultasi ke BK. Jika ingin menyampaikan aspirasi, kan ada MPK sebagai perwakilan kelas?
Nggak ada maksud untuk memojokkan secara pribadi, tetapi aku pribadi nggak mau kotak curhat yang kamu canangkan akan menjadi tempat sampah dadakan yang akan membuatmu kesal.
Ryan Mega ini adalah salah satu timnas futsal.
Nah, ada pertanyaan dari OSIS mengenai hal ini, yaitu:
"Kita tahu bahwa Anda adalah salah satu timnas futsal smada, sementara itu jika Anda telah terpilih menjadi Mitratama, bagaimana Anda mengatur waktu Anda untuk membela timnas dan mengatur OSIS?"
Dengan tegas dia menjawab, "untuk perubahan dibutuhkan pengorbanan. Saya rela meninggalkan timnas futsal demi mengurus OSIS."
Dan sekian tentang cuap-cuap mengenai visi misi, proker dan pertanyaan serta jawaban oleh para calon Mitratama. Ohya, untuk calon ketua MPK nya nggak begitu seru... jadi aku nggak cerita tentang MPK nya... dan sepertinya para calon ketua MPK masih tidak bisa memahami aturan main dalam orasi kali ini.
Hmm... Ngomong-ngomong tentang Fauzi Bowo dan Joko Widodo... ada keterkaitan dengan para calon Mitratama.
Sebulan yang lalu, Pupus Ardhi selaku Mitratama dan Dwi Wahyu selaku Mitramuda (wakil ketua OSIS) sharing denganku. Kita ngobrol tentang OSIS dan MPK selanjutnya dan sebuah pertanyaan besar mengenai siapa Mitratama selanjutnya?
Ada 2 kandidat yang sangat kuat disini, yaitu Aji Mahsa dan Dwi Bintang. Aji Mahsa pernah menjadi ketua OSIS di spensalu (smpn 1 lumajang). Sedangkan Dwi Bintang pernah menjadi ketua osis di smp nya.Kita semua tahu bahwa spensalu adalah sekolah yang wow dan merupakan jalan mulus untuk masuk smada. Nah, kalau aku boleh mengibaratkan, Aji Mahsa sebagai Fauzi Bowo. Dia pernah memimpin sebuah sekolah elit dan kali ini ia juga akan memimpin sekolah elit yang tidak jauh berbeda dengan SMP nya. Yaa ibarat Fauzi Bowo yang sudah paham mengenai Jakarta dan isinya. Tapi... aku bakalan bosen kalo Aji Mahsa jadi Mitratama lagi....
Sedangkan aku mengibaratkan Dwi Bintang sebagai Joko Widodo. Dia sosok yang sangat sederhana.
Nah, dia berprinsip pada TALK LESS DO MORE. Aku mengakuinya, karena aku tau tentang Dwi Bintang. Baginya, diam adalah emas dan tong kosong memang nyaring bunyinya.
Aku, Pupus dan Dedew membandingkan Aji Mahsa dan Dwi Bintang. Kalau Aji begini... sedangkan Bintang begitu...
Dan bagiku.... Aji Mahsa seperti Fauzi Bowo dan Dwi Bintang seperti Joko Widodo.
Ada satu hal yang aku ingat, saat itu aku, Pupu dan Dedew membicarakan mengenai Dwi Bintang, namun tak lama kemudian ada sms dari Dwi Bintang yang memberi tahu bahwa nomornya baru. Ya ampun... panjang umur...
Sampai larut malam, aku dan Dedew membicarakan tentang Dwi Bintang. Kita berdua memang sangat kagum kepadanya dan sangat menginginkan dia jadi Mitratama. Kebetulan saat itu Dedew menginap di rumahku.
Dan keesokan harinya, kita berdua langsung bertemu dengan Aji Mahsa dan Dwi Bintang dalam satu kesempatan yang sama. Ya ampun.. panjang umur... baru kemaren membicarakan mereka, eh malah mucul berdua... haduuuuuuuh...
Yaa... aku berharap temen-temen nggak akan golput pada hari H dan aku berharap temen-temen memilih Mitratama yang benar-benar bijak. Yaa... maksudku Dwi Bintang...
btw Cha, tentang isu pemilihan mitratama ini, bagaimana sikap para guru?
BalasHapushahaha
BalasHapusseru-seru
waktu pemilihan ketua BEM di kampusku juga dulu gitu.
aku panitia nya.
terus..
#eh
#Salah fokus
#Malah Cerita di sini
hahaha
*kabur
kalau sekarang disekolah pemilihannya seru ya kalau jamanku dulu gak deh :)
BalasHapusehm. ini ko bacanya jadi bingung ya.? mungkin ud lama ga sekolah kali aku, heheh. tapi tentang suasananya si masih kerasa, ya pernah jadi yang ngurusin kaya gitu an juga si. seru, jadi ingat masa SMA
BalasHapusWah rame rame. Pilih votenya pake SMS kali ya
BalasHapus