Konten [Tampil]
Kami datang ke JRC dengan penuh cinta...
Tapi....... Huh, kalah lagi kalah lagi.
Kemaren,
tanggal 3-4 Maret, aku sama temen-temen ikutan lomba di JRC. kita ikut
di kategori line tracer analog estafet SMA. tapi sayang seribu sayang,
eh kita kalah lagi. huh!
Tapiiiiiiiii,
dari JRC kemaren, banyak hal yang telah kita perjuangkan dan nggak
mungkin kita lupakan. Aku sebagai bendahara robotika, merasa riweuh
ngurusi persiapannya temen-temen. yang belum ndaftarlah, yang belum
ngurusi transport, yang berkuranglah timnya, haduuuuuuuh.
Awal
kita ndenger ada lomba di JRC, kita merasa sangat antusias. Ada banyak
tim yang ndaftar. Ada 7 tim yang mendaftarkan diri ke aku. Lalu,
temen-temen ndenger gossip miring kalo UTS (Ujian Tengah Semseter)
diadakan tanggal 5maret. siapa yang nggak heboh coba?! 4 tim langsung
mengundurkan diri. aku dan Demy (ketua robotika) langsung bingung
gelagapan. tinggal 3 tim yang ikut! Ah, gimana ini?! Bu Vika selaku
guru pembina robotika, nggak masuk saat hari penuh ribet itu, beliau
sakit. Duh, aku sama Demsy minta bantuan siapa bu? Sms nggak pernah,
telpon nggak pernah. Ah, Bu Vika, angkat dong telponku...!!!!
Aku
pun nekat nanya ke Pak Jaya, guru seni yang memiliki kumis setebal
jenggot gorila. Pak Jaya malah mengarahkan kami untuk nanya ke Bu
Harlis. Dan ternyata Allah sangat baik kepadaku. UTS nya bukan tanggal
5, soalnya tanggal 5 kakak kelas ada US (Ujian Sekolah). dan tanggal
untuk UTS, masih geje.
Beruntung, yang ikut ternyata ada 4 tim. Seenggaknya personilnya lebih banyak daripada 3 tim. 4 tim ini beranggotakan:
Pinandhita 1: Aku, Rere, Angga
Pinandhita 2: Fafa, Eko, Bangkit
Pinandhita 3: Demsy, Kevin, Rina
Pinandhita 4: Qiyan, Valen
Di
kelompoknya Qiyan, seharusnya ada Saroh, tapi tiba-tiba dia mendadak
nggak ikut soalnya dia ada penerimaan raport aksel. Sebenarnya, aku itu
nggak satu tim sama Rere dan Angga. AKu itu satu tim sama Kevin dan
Rizky. Tapi Rizky sibuk olimpiade, walhasil aku mengikhlaskan Kevin
untuk gabung di timnya Demsy yang saat itu cuma ada Demsy sama Rina.
Sebenarnya juga, Rere dan Angga itu satu tim sama Samsul, tapi Samsul
keburu ngacir gara-gara dia ndenger gossip kalo UTS tanggal 5. Walhasil
masuklah aku di tim Pinandhita 1. Begitu ceritanya...
Perjuangan yang sangat melelahkan adalah
perjuangankan dan Demsy. Sebagai bendahara dan ketua yang rajin dan
baik hati, kita berdua yang ngurusin semua-muanya. Pendaftaran yang
biasanya diurusin Bu VIka, malah kita yang ngurus. Kalo register online
sih kita bisa bu, tapi kalo disuruh ke bank? Nggak ada yang berpengalam
bu... Hari Jumat, kita ngurusin uang pendaftaran dan cabut ke bank.
Kevin juga ikut, dia kan wakil ketua, seenggaknya dia diajarin
bagaimana ngurusin ini itu untuk persiapan dia menjadi ketua robotika
tahun berikutnya.
Pendaftaran
terakhir adalah tanggal 25 Februari. Kita udah transfer uang
pendaftaran. Tapi kita baru mendaftarkan diri tanggal 26 Februari. Nah
loh? Tapi untungnya Bu Vika udah telpon ke panitianya kalo kita bakalan
telat ndaftarnya tapi uang nggak telat. Nah, permasalahan tentang
pendaftaran pun udah kelar.
Permasalahan
keduaL transport. Kita naik apa ke Surabay? Pinjam bis pemda, nggak
mungkin, soalnya kita di sana 2 hari. Pinjam mobil sekolah, nggak
mungkin, sekolah mah pelit. Pinjam mobilnya temen-temen, kok dipake
semua? Mobilku katanya dipake SMP Al-Ikhlash. Mobilnya Demsy dibawa ke
Malang, mobilnya Fafa nggak bisa, mobilnya Rere lagi di bengkel,
mobilnya Kevin lagi error.
Ah,
naik apa ini? Alternatif lain adalah nyewa kendaraan yang berarti kita
harus membayar dan merogoh kocek lebih dalam. Tapi tetep aja, kita
nggak nemu sewa-sewaan. Hari Jumat sore, aku dan Demsy nekat menerobos
hujan yang deras untuk nyari persewaan mobil. Rencananya mau nyewa 2
mobil. Tapi itu belum sopir dan bensin. Jadi, sehari kita bisa habis
satu juta untuk 2 mobil, 2 sopir dan uang bensin. Kita kan nginep 2
hari, masa'mbayar 2 juta? Kalo dibagi orang 12 (peserta sama Bu Vika),
kira-kira kita habis 160 ribu setiap anak. Lah kok uang transport lebih
mahal daripada uang pendaftaran?
Lalu
kita diarahkan untuk nyewa elf. Dan kita ngambil keputusan bahwa kita
nyewa elf, setiap anak mbayar 65000. Perihal pulangnya 'opo jare wes'.
Entah naek elf lagi, entah naek kereta api atau mungkin nggak pulang,
apa kata nanti wes.
Kita
berangkat tanggal 3 maret, tapi malem sabtu temen-temen masih ada di
rumah. Line tracernya masih belum beres. Demsy, Eko, Bangkit, Fafa,
Angga dan Kevin masih ada di rumah. Padahal, 2 jam lagi kita harus
berangkat. AKu sebagaik pemilik rumah, masih belum mandi dan masih
belum beres-beres untuk perlengkapan JRC. Fiuh, masih repot ngurusin
line tracer...
Kita
pun berangkat jam 1 malam naik elf. Yag duduk di depan sendiri menemani
pak sopir adalah Bangkit. Aku duduk di bangku kedua bareng Kevin dan
Fafa. Di belakangku ada Qiyan sama Valen. Di belakangnya ada Rere sama
Rina. Di belakang sendiri ada Demsy, Eko dan Angga. Ayahku ikut bareng
SMP Al-Ikhlash. Lah kita berangkat nggak ada gurunya sama sekali...
nasib... nasib...
Kita
nyampe di ITS jam 5 pagi. Cepet banget kan??? kita langsung menuju
masjid ITS untuk mandi dan persiapan sholat subuh. Dan sialnya, kita
sholat subuh jam 6 pagi gara-gara ngantri mandi, hwehe...
Lalu,
kita langsung cabut ke gedung robotika dan registrasi. Biasanya yang
ngurusin registrasi ulang adalah Bu VIka. Tapi sekarang Bu Vika nggak
ikut. Jadi, aku dan Demsy deh yang ribet ngurusin regsitrasinya
temen-temen.
Kemudian,
kita persiapan lomba dengan menyiapkan line tracer. Kan di analog
estafet ini dibutuhkan 2 line tracer analog. Nah, line tracer ku yang
beres cuma satu dan itu berjalan maksimum. tapi yang satunya lagi
galau, nggak mau jalan gara-gara nyetreamnya kurang.
Dan... Rere pun nangis... Jangan nangis dong Re... Aku jadi bingung kalo kamu nangis...
Nggak berapa lama kemudian, Rere pun sudah ceria lagi. Dan kita hepi-hepi lagi deh.
Line
tracer yang lolos dan mulus mengikuti lintasan hanyalah milik Demsy.
Yang lainnya pada buyar semua. Semoga timnya Demsy masuk final.
Soalnya, kata Bu Vika, kalau ada salah satu tim yang masuk final,
sekolah akan membiayai transport hari minggu dan uang penginapan.
Sore hari kita teramat galau gara-gara bingung 'timnya Demsy beneran katut final apa enggak?'
Planning
kita setelah galau: ke masjid untuk mandi dan sholat ashar, sekalian
juga sholat magrib, nyari makan, balik lagi sholat isya, lalu ke tempat
parkir depan gedung robotika untuk ngemper gara-gara nggak nemu
penginapan dan nggak punya uang untuk penginapan. Sedangkan pengumuman
pemenang akan diumumkan jam 12 malam via online. Haduuuuuh, makin miris
nih nasib. Mau nggak mau kita harus nginep dan ngemper.
Saat
magrib, tiba-tiba ayahku telpon dan nyuruh kita ke gedung robotika
untuk jemput ayah karena ayah nemu penginapan buat kita. Setelah
menjemput ayah, kita pergi ke asrama haji, soalnya kita mau nginep di
sana.
Dan
permasalahan selanjutnya adalah yang tersisa tinggal 2 kamar. tetapi
kamar yang satunya sudah dibooking ponorogo, tapi masih belum ada
konfirmasi lagi dari Ponorogo. Dan terpaksa kita pun harus berbagi
kamar dengan cowok-cowoknya. Tapi, meskipun kita semua tidur sekamar,
toh kita nggak ngapa-ngapain, ya toh?
Di
kamar tersebut tersedia 5 springbed. 3 spring bed kita gabungin untuk
tempat tidurku, Rere, Qiyan dan Valen. 1 springbed dipake Rina sendiri
gara-gara dia sakit. Tersisa 1 springbed dan diisi oleh Bangkit, Angga
dan Fafa. Sedangkan, Demsy, Kevin dan Eko tidur di bawah beralaskan
lantai. Ya Allah... kita sungguh menderita...
Dan
saat aku online via hape, ternyata timnya Demsy masuk final. Ini
artinya uang transport hari Minggu dan uang penginapan ditanggung oleh
sekolah. Fiuh, senangnya...
Tahap
final ini dimulai dari babak 54 besar, mereka berhasil dan berlanjut ke
babak 18 besar. Tapi disini mereka kalah cepat. Walhasil kita pulang
deh... ya sudahlah, mungkin belum saatnya kita menaklukkan JRC...
Nah, ini fotoku bareng Rere. Background kita ini adalah suasana JRC.
Sial,
kenapa ada Angga di foto ini? Lah wong sebenarnya aku cuma pengen foto
berdua sama Rere, eh si kucrut tiba-tiba muncul. Jelek deh hasilnya.
Nah, saat foto ini ditag di facebokk oleh Valen, aku ngasih komentar gini:
Hah? Emangnya tidur itu fashion??? Wuah, yang gila yaa Angga kalo gini...
Ini foto kita sebagai peserta JRC.
Dari
kiri ke kanan: Demsy (yang kakinya di atas), Rere, Valen, Rina, Kevi,
Angga, Eko, Bangkit, Fafa, aku dan Qiyan (yang kepalanya di bawah)
Pasti
kalian bertanya, 'kenapa ceweknya pada tutup hidung semua?' jawabannya
adalah 'karena cowoknya pada kentut semua, dan kentutnya bau, jadi kita
tutup hidung deh, hwehe'
Eh, foto di atas "so sweet ya?"
Ya so sweet, ya geje, ya ampun deh...
Ehem ehem,
Kami
akui kami kalah di JRC ini, tapi kami nggak akan pernah putus asa untuk
meraih kemenangan kami yang tertunda. Tanggal 30 maret nanti, kita ada
workshop di ITS teknik kelautan dan tanggal 1-2 Mei kita ikuta lomba
underwater robot contest di tempat yang sama. Temanya tentang robot
bawah air. Kami berharap, semoga kami bisa menang, karena kami tidak
ingin mengecewakan orang-orang yang telah mendukung kami.
Ayo rek, serang ITS dengan kemenangan kita!!!!!!
ih, seru deh, ikut dong :p
BalasHapuswah asyik banget ya show pasti hmm...
BalasHapusWah....keren dan hebat, disaat tergencet antara mempersiapkan UTS dan mempersiapkan lomba kalian bisa memutuskan sebuah pilihan yang tepat. Bisa ikut lomba dan ikut UTS di kemudian hari. Tim yang kompak.
BalasHapusnah gitu. . . . meski kalah tapi harus tetep semangat. . . jadikan kelemahan dalam kekalahan sebagai bahan perbaikan. . .. cayo. ..
BalasHapusItu baru anak-anak muda penuh semangat.. pantang menyerah karena kekalahan adalah kesuksesan yang tertunda... tinggal tingkatkan semangat, improvisasi dan matangkan persiapan demi menggapai kemenangan.
BalasHapusmakasih sudah mampir di rumah maya saya ya Cha.. :)
Tetap semangat sob, tunggau pembalasan berikutnya hahaha....
BalasHapusKalah gak apa-apa, yang penting sudah semangat. ^^
BalasHapuslanjut terus, jgn patas semarang dan patah arang, maju terus pantang mundur seperti kata pak wagino :)
BalasHapusmasih ada hari esok... hehehe
BalasHapusanyway satu juta untuk 2 mobil, 2 sopir dan uang bensin? serius? iitu gak terlalu mahal, kukira mbak. hahhahaha
Wahhh... Keren juga yah kamu. Pinter berarti :)) *nyenengin. Biar seneng* tapi, emang bener sih. Dan, kamu yang pake baju kuningkah??
BalasHapussangat melelahkan. Ada gitu yang rela cape2an demi kegiatan tersebut. Semangat 45 :)
wah...baca kisah JRC di ITS..jd bikin kangen deh dengan kampus tercintaku. Semoga sukses utk kontes selanjutnya, salut utk semangatnya yg membara ya:) keep movin...
BalasHapusJRC itu apaan ? kamu sma apa smk kok ikut loma gitu gituan :D
BalasHapuswah nice experimen ya :)
kita sm sm dari jatim loh XD haha
BalasHapusnice blog sist. do you mind to follow each other ?
let me know yah :D
visit back and drop ur comment there
eh Pinandhita itu maknanya apa ya?
BalasHapus