Konten [Tampil]
Namanya
saja masa lalu, boleh diingat, boleh tidak. Boleh diingat jika kita tidak akan
sakit hati dan jika kita tidak merasa terganggu. Dan jangan diingat jika akan
membuat kita sedih.
Kali ini
aku akan menceritakan tentang salah seorang di masa laluku. Ialah kawanku,
semasa SD. Aku pernah menyimpan perasaan untuknya. Sampai akhirnya kita
terpisahkan oleh sekolah yang berbeda, dan aku berniat melupakannya.
Tapi kita
masih tetap teman.
Beberapa
kali dia mampir ke rumah, yaa ngobrol dengan ibuku atau sekedar basa-basi. Dia
adalah sosok yang sederhana. Dibilang miskin, tidak juga. Yang benar, dia telah
kehilangan seorang ayah. Dan aku salut dengan ketabahannya.
Pagi
tadi, tanpa sengaja aku bertemu dengannya. Aku yang berangkat menuju sekolah,
dia juga searah denganku, tapi dia berjarak 5 meter di depan motorku.
Sungguh
miris saat aku melihatnya.
Dia
menggunakan sepeda motor bebek protolan. Sepeda motor bongkar pasang. Bunyi
deru motornya yang nggak mengenakkan. Asap kendaraannya yang diluar dugaan.
Plat nomor yang miring karena penyangganya Cuma satu. Helmnya yang nggak
berbentuk, semacam helm protolan, yang digambar-gambarin geje nggak beraturan
dan hanya ada tulisan aku cinta Indonesia.
Fiuh… belum lagi saat aku melihat tas yang dikenakannya. Tasnya sama dengan tas
yang diapakai semasa SD. Sejak SD nyampe seumur aku sekarang, tas itu masih
dipakai. Betapa kumalnya,, apalagi ada yang sobek. Dan gantungan tasnya… nggak
banget…
Ya ampun…
aku miris melihatmu…
Aku
mencoba menyapanya. Aku panggil namanya dan aku beri dia senyuman. Ya, senyuman
tulus untuk seorang teman.
Dia
melihatku, dia mengetahuiku. Dan dia tersenyum.
Tapi… senyummu beda kawan…
Aku tau
bagaimana tipe senyummu. Saat kau bahagia, tertawa, menangis, sedih, bingung,
getir, dsb. Dan senyummu yang satu ini, seakan-akan ingin menunjukkan kepadaku
bahwa…
"Inilah
aku… aku yang sederhana… aku yang bukan levelmu…"
Wahai
kawan… jangan berpikir seperti itu. Jika kau menganggap dirimu seperti itu, aku
akan bingung bagaimana caranya untuk menguatkanmu.
Memberikanmu
senyuman, adalah cara burukku untuk membuatmu kembali semangat. Yup, semangat! Jalani hidupmu kawan… hanya itu
yang bisa aku lakukan, menyemangatimu
Tapi,,
aku masih teringat senyummu tadi pagi… senyummu beda kawan… ada apa denganmu
kawan?
Posting Komentar
Posting Komentar